Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) menjadi negara kedua terburuk di dunia dalam menawarkan cuti. Hal ini lantaran jumlah cuti yang ditawarkan paling sedikit.
Mengutip CNBC, Minggu (20/8/2023), secara nasional, rata-rata orang AS mendapatkan 10 hari libur, semua hari libur termasuk Memorial Day dan Thanksgiving setelah satu tahun bekerja.
Baca Juga
Saat diserahkan kepada pemilik Perusahaan, rata-rata karyawan AS mendapatkan 11 hari libur berbayar pada tahun pertama di Perusahaan.
Advertisement
Sementara itu, karyawan di banyak negara di dunia terutama di Eropa sering berlibur berbulan-bulan.Bagi banyak pihak, hal itu berkat the European Union Working Time Directive pada awal 1990-an yang mewajibkan setidaknya 20 hari kerja liburan berbayar di semua negara Uni Eropa.
Beberapa negara menawarkan pekerja lebih dari satu bulan untuk liburan per tahun, menurut undang-undang. Ini tidak termasuk hari libur umum yang berbayar yang di beberapa negara seperti Spanyol, dapat berarti hingga 14 hari libur berbayar tambahan dari pekerjaan setiap tahun.
Berikut adalah sembilan negara di Eropa yang memberi pekerja lebih dari sebulan libur berbayar setahun, menurut the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD):
- Prancis: 30 hari liburan berbayar per tahun
- Britania Raya: 28 hari liburan berbayar per tahun
- Austria: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Denmark: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Finlandia: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Norwegia: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Spanyol: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Swedia: 25 hari liburan berbayar per tahun
- Portugal: 22 hari liburan berbayar per tahun
Â
Ambil Cuti dalam Jumlah Tertentu
Mengingat budaya istirahat diprioritaskan di Eropa, banyak pekerja mendapatkan lebih banyak hari libur dari Perusahaan mereka.
Kimberly Sorce (32) dibesarkan di New Jersey tetapi pindah ke Swedia, dan bekerja di sebuah Perusahaan teknologi. Sementara orang Swedia dijamin 25 hari libur berbayar oleh undang-undang, sehingga pemilik usaha menambahkan beberapa hari ekstra untuk memberinya hingga 30 hari libur berbayar setahun.
Beberapa bisnis mengharuskan karyawan untuk mengambil cuti dalam jumlah tertentu untuk memastikan mereka beristirahat dari pekerjaan. Di Norwegia, Lene Vindenes (28) mendapatkan 25 hari libur berbayar per tahun, dan perusahaannya haruskan dia ambil liburan tiga minggu selama musim panas antara Juni dan Agustus.
Advertisement
10 Kota Termahal di Dunia untuk Ekspatriat
Sebelumnya, bagi mereka yang ingin meninggalkan Amerika Serikat (AS), mengejar kehidupan sebagai ekspatriat sering kali menjadi pilihan yang menarik.
Dikutip dari CNBC, ditulis Minggu (13/8/2023),hal itu terutama bagi mereka yang tinggal di daerah mahal yakni New York City dan San Francisco. Di mana biaya hidup tetap tinggi. Nyatanya, New York terus menjadi kota termahal di Amerika Utara, peringkat keenam dunia.
Relokasi untuk bekerja di luar negeri, bagaimanapun juga dapat datang dengan harga yang lumayan, menurut Mercer’s 2023 Cost of Living Ranking, yang memeringkat 227 kota di lima benua, membandingkan biaya barang dan jasa di setiap lokasi.
Kota termahal di dunia untuk ekspatriat adalah Hong Kong yang menduduki puncak daftar untuk tahun kedua berturut-turut.
Berikut adalah 10 kota termahal untuk ekspatriat di luar Amerika Serikat:
Hong Kong
Singapura
Zurich, Swiss
Jenewa, Swiss
Basel, Swiss
Bern, Swiss
Tel Aviv, Israel
Kopenhagen, Denmark
Nassau, Bahama
Shanghai, China
Â
Biaya Hidup Meningkat di Amerika Serikat
Adapun di Amerika Serikat, data menemukan biaya hidup telah meningkat di semua kota Amerika Serikat yang telah dianalisis. Dalam peringkat global, New York berada di posisi enam, diikuti oleh Los Angeles posisi ke-11, San Francisco berada di posisi ke-14, dan Honolulu tercatat di posisi ke-15.
Selain itu, Detroit, Houston dan Cleveland mengalami peningkatan biaya hidup terbesar di antara kota-kota Amerika Serikat pada 2023.
Namun, perlu diingat biaya hidup hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan saat ingin pindah ke luar negeri. Sementara Hong Kong adalah kota termahal yang masuk dalam daftar kota termahal bagi ekspatriat, itu berarti kualitas hidup lebih baik. Bahkan menempati urutan ke-78 dalam kategori tersebut.
Di sisi lain, beberapa kota global mungkin menawarkan ekspatriat biaya hidup lebih rendah, dan mungkin kualitas hidup yang lebih tinggi.
Barcelona, Spanyol, misalnya menempati urutan ke-75 untuk biaya hidup tertinggi, tetapi ke-47 untuk kualitas hidup terbaik.
Â
Advertisement