Sulit Impor 1 Juta Ton Beras, Mendag Zulkifli Hasan Langsung Surati India

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir terkait kesulitan impor beras. Sebab, ia mengaku telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri India.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 31 Okt 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 19:30 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Kementerian Perdagangan telah selesai membuat Kebijakan soal TikTok Shop.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir terkait kesulitan impor beras. Sebab, ia mengaku telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri India.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir terkait kesulitan impor beras. Sebab, ia mengaku telah melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal dan telah berdiskusi terkait hal tersebut. 

"Kita sudah bertemu Piyush dan sudah dapat tidak perlu khawatir,” kata Mendag Zulhas saat di gedung Ali Wardhana, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).

Ia mengaku, sedang mengirim surat untuk meminta untuk dia dapat impor beras sebanyak 1 juta ton.

“Saya minta sejuta akan dikasi tapi berapapun yang dikasi kita terima kasih,” ucapnya.

Sebelumya, Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi mengaku kesulitan mencari negara untuk mengimpor beras. Menurutnya, ini imbas sejumlah negara yang membatasi ekspor pangan, termasuk India yang baru menghentikan ekspor komoditas tersebut.

“Mau impor juga barangnya sulit didapatkan, tidak seperti yang lalu. Sekarang mencarinya sangat sulit, karena (negara-negara) ingin menyelamatkan rakyatnya, memberi makan rakyatnya sendiri-sendiri,” kata Jokowi dalam keterangan, Selasa (31/10/2023).

 

 

Bansos Beras Bakal Diperpanjang hingga Maret 2024

Bansos Beras
Penambahan periode bantuan diharapkan selain menjaga stabilitas ketahanan pangan dengan menjaga daya beli masyarakat juga membantu pengendalian inflasi sebagai dampak kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih berfokus terhadap penyerahan beras bantuan pangan tahap II hingga November 2023. Program bansos beras ini digelar dalam rangka menyikapi perkembangan harga beras saat ini sebagai dampak bencana El Nino.

Penyerahan bansos beras ini telah dilakukan Jokowi di beberapa kota. RI 1 lantas memutuskan akan menambah bantuan ini untuk Desember 2023, dan buka kemungkinan memperpanjangnya hingga Maret 2024.

"Saat ini diberikan Beras Bantuan Pangan tahap II oleh Bulog untuk bulan September, Oktober dan November. Kemudian setelah itu akan ditambahkan lagi 1 bulan untuk bulan Desember," kata Jokowi dalam siaran pers yang dirilis Perum Bulog, Kamis (26/10/2023).

"Saat ini sedang dihitung anggarannya untuk kembali menambahkan beras bantuan ini untuk bulan Januari, Februari dan Maret 2024," tambah Jokowi.

Sementara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan, pihaknya sudah menyiapkan stok beras untuk bantuan pangan ini baik untuk alokasi tahap II yaitu September, Oktober dan November maupun untuk alokasi tambahan sesuai arahan Presiden.

"Stok yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,48 juta ton. Jika dikurangi dengan sisa bantuan pangan tahap 2 dan tambahan alokasi Desember, maka stok kita masih cukup banyak," ungkap pria yang dikenal dengan nama sapaan Buwas tersebut.

Selain untuk meredam kenaikan harga, Buwas mengatakan, bansos beras ini juga dapat memberikan akses kepada keluarga penerima manfaat terhadap beras. Sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga atas kebutuhan pangannya.

"Di samping itu, Bulog kan juga ditugaskan lagi untuk impor beras sebanyak 1,5 juta ton, dan 700 ribu ton sudah dikontrak untuk tahun ini," terang dia.

Mitigasi Dampak El Nino, Kemenkeu Tambah Anggaran Bansos Beras Rp 2,67 Triliun

Bansos Beras
Pelaksanaan program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah dipercepat untuk mengatasi kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menambah anggaran sebesar Rp 2,67 triliun untuk tambahan bantuan sosial (bansos) beras sebagai upaya memitigasi dampk El Nino terhadap masyarakat miskin dan rentan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa tambahan bansos beras tersebut sebagai salah satu upaya APBN guna menjaga dan mendukung daya beli masyarakat yang tergerus karena kenaikan harga beras.

"Karena ini penyebabnya El Nino, dan harga beras meningkat maka kita memberikan bantuan beras," kata Sri Mulyani dalam konferensi Pers APBN KiTa Oktober, Rabu (25/10/2023).

Bendahara negara ini menjelaskan, sebelumnya Pemerintah telah menyalurkan anggaran Rp 7,9 triliun untuk bantuan beras tahap pertama periode Maret - Mei.

Kemudian, untuk tahap kedua, Pemerintah mengalokasikan Rp 8 triliun untuk bantuan beras periode September - November 2023. Kemudian, Pemerintah menambah anggaran bantuan beras sebesar Rp 2,67 triliun untuk periode Desember 2023.

"Waktu El Nino sudah di woro-woro kita memberikan tambahan beras September hingga November itu dananya Rp 8 triliun dan kita tebalkan nambah lagi Rp 2,67 triliun untuk Desember," ujarnya.

Maka secara keseluruhan total bantuan beras sebanyak 10 kg untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam tahun ini sebesar Rp 18,27 triliun.

"Rp 7,6 triliun plus Rp 8 triliun plus Rp 2,67 triliun. Ini yang kita lakukan untuk keseluruhan untuk bantuan keluarga miskin dalam bentuk beras," ujar Sri Mulyani.

Adapun penyaluran akan dilakukan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). "Yang melaksanakan institusinya adalah Bapanas yang berarti kita akan menambahkan anggaran Rp 2,67 triliun untuk Desember nanti," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya