Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai titik terendah dalam dua minggu pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga emas dunia turun karena reli safe-haven yang dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah melemah dan fokus pasar beralih ke isyarat suku bunga dari pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) sementara paladium merosot ke level terendah dalam lima tahun.
Dikutip dari CNBC, Rabu (8/11/2023), harga emas dunia turun 0,48% menjadi USD 1.968 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,8% ke USD 1,973.50. Perak turun 1,85% menjadi USD 22,59.
Baca Juga
Kurs dolar AS menguat 0,3%, juga mendorong penurunan pada sektor logam.
Advertisement
Harga emas bertahan pada level ini di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunga. "Semakin cepat penurunan suku bunga pertama dalam perkiraan, semakin baik bagi emas”, kata Kepala Analis Pasar di Gainesville Coins, Everett Millman.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan dengan imbal hasil nol dan fokusnya akan tertuju pada pidato Ketua Jerome Powell pada hari Rabu dan Kamis, serta pejabat Fed lainnya yang akan berpidato minggu ini.
“Semuanya harus berjalan baik secara ekonomi agar harga emas bisa dijual (pada tahun 2024),” tambah Millman.
Harga emas batangan mencapai level tertinggi dalam lima bulan pada bulan Oktober sebagai akibat dari konflik Israel-Hamas. Namun penurunan baru-baru ini menunjukkan investor menjadi kurang peduli terhadap geopolitik, tulis Marios Hadjikyriacos, analis investasi di broker forex XM, dalam sebuah catatan.
Harga Paladium
Harga Paladium turun 4,5% menjadi USD 1.056 setelah turun sebanyak 5,1% ke level terendah lima tahun sebelumnya. Sedangkan harga Platinum turun 1,72% menjadi USD 889,58.
Keduanya digunakan pada knalpot mesin mobil untuk mengurangi emisi.
“Substitusi paladium ke platinum dan lebih banyak kendaraan listrik yang dijual kemungkinan akan mendorong logam tersebut mengalami surplus struktural tahun depan,” kata UBS dalam sebuah catatan, memperkirakan harga paladium sebesar USD 1.050 pada paruh kedua tahun 2024.
Impala Platinum mengatakan pihaknya menawarkan pengurangan pekerjaan secara sukarela di beberapa tambang Afrika Selatan untuk memangkas biaya di tengah jatuhnya harga platinum. Para pedagang juga mengamati data ekonomi yang beragam dari pasar utama Tiongkok.
Advertisement
Meramal Harga Emas Dunia Pekan Ini, Sanggup Tembus Level Termahal?
Sebelumnya, ketidakmampuan emas untuk secara meyakinkan menembus di atas USD 2.000 per ounce menciptakan sentimen hati-hati di pasar. Beberapa analis mengatakan bahwa harga emas dunia mungkin perlu berkonsolidasi dalam waktu dekat sebelum logam mulia mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Meskipun para analis tidak ingin melakukan short terhadap emas, beberapa pihak mengatakan pergerakan harga emas mengecewakan karena emas tidak mendapatkan keuntungan dari penurunan tajam imbal hasil dan pelemahan dolar AS.
Dikutip dari Kitco.com, Senin (6/11/2023), saat ini, harga emas di kisaran USD 1.999. Emas telah mengakhiri kenaikan tiga minggu berturut-turutnya karena tampaknya menutup minggu kemarin tidak berubah dari Jumat lalu. Namun, harga turun hampir 1% dari gap pembukaannya di awal minggu.
Analis komoditas mengatakan bahwa emas terus didorong oleh faktor geopolitik global karena berkurangnya ketakutan di pasar berdampak pada daya tarik logam mulia sebagai safe-haven.
Meskipun perang Israel dengan Hamas terus berkecamuk, konflik masih terjadi di Gaza, sehingga menjaga kekacauan yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
“Krisis geopolitik yang memicu reli emas sudah mulai habis,” kata Christopher Vecchio.
Harga Emas Akan Konsolidasi
Vecchio mengatakan bahwa meskipun peristiwa geopolitik dapat memberikan momentum perdagangan pada pasar emas, namun hal tersebut tidak menarik investor jangka panjang.
Dia mencatat bahwa reli emas berdasarkan peristiwa geopolitik tertentu perlu mengalami peningkatan yang konstan untuk mempertahankan tawaran safe-haven.
Vecchio mengatakan dia keluar dari posisi emasnya minggu lalu dan akan tetap absen dalam waktu dekat karena dia memperkirakan harga akan berkonsolidasi.
“Sebagian besar pergerakan besar emas sudah selesai. Tapi saya tidak ingin menjual emas karena latar belakang fundamental dari melemahnya dolar dan imbal hasil obligasi yang lebih rendah adalah hal yang positif bagi emas,” katanya. “Saya pikir emas bisa terus naik lebih tinggi, tapi ini akan menjadi hal yang membuat frustasi bagi calon pedagang.”
Advertisement