BI Optimis RI Mampu Hadapi Tantangan Pasar Keuangan Global di 2024

Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis pada kinerja pasar keuangan Indonesia di tahun 2024 ini.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Jan 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2024, 13:30 WIB
FOTO: Indonesia Dipastikan Alami Resesi
Warga mengenakan masker berjalan di pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2020). BPS mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis pada kinerja pasar keuangan Indonesia di tahun 2024 ini.

Optimisme itu didukung oleh keberhasilan Indonesia dalam menjaga proses pemulihan ekonomi. Demikian disampaikan Gubernur BI dalam Forum Investasi Tahunan Bank Indonesia 2024 (29/1).

“Pemulihan tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tingkat inflasi yang rendah, dan nilai tukar Rupiah yang menguat,” kata Perry Warjiyo, dikutip dari keterangan resmi BI, Rabu (31/1/2024).

Perry melanjutkan, optimisme diperlukan dalam menghadapi berbagai tantangan di tahun 2024, antara lain meningkatnya tensi geopolitik yang berpotensi menahan proses disinflasi dan risiko perlambatan ekonomi global yang lebih tajam.

“Menghadapi hal tersebut, BI telah meluncurkan inovasi dan program transformasi berbasis teknologi dan digitalisasi,” ungkapnya.

Kunci Kolaborasi

Ketiga, kolaborasi menjadi kunci menghadapi tantangan, termasuk menghadapi volatilitas di tahun 2024. Demikian

Dalam kesempatan itu, Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, menyampaikan 3 isu utama yang dinilai penting menjadi perhatian bagi bank sentral.

“(Pertama), adalah dinamika dalam dunia keuangan global di tahun 2024 yang diawali dengan optimisme yang memerlukan kewaspadaan,” jelasnya.

Kedua, yaitu strategi kunci untuk menghadapi tantangan, dimana strategi bauran kebijakan Bank Indonesia mengacu pada Consistency, Innovation and Synergy (CIS); dan resiliensi cadangan devisa perlu tetap dijaga dalam mengantisipasi fluktuasi ekonomi dengan tetap memegang prinsip liquidity, security dan profitability.

Gubernur BI: Rupiah Bakal Menguat di Semester II-2024

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di 6% pada Januari 2024
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di 6% pada Januari 2024 (dok: Tira)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti Rupiah yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir.

“Rupiah sekarang memang agak naik turun, tapi kami yakin di semester kedua akan apresiasi mengarah kepada fundamentalnya,” ujar Perry Warjiyo, dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang disiarkan pada Rabu (31/1/2024).

Seperti diketahui, pelemahan Rupiah dalam beberapa waktu terakhir telah mendorongnya hampir ke kisaran Rp 16.000.

Terpantau pada penutupan Selasa kemarin (30/1) Rupiah mencapai kisaran Rp 15.750 dan diproyeksi menyentuh kisaran Rp 15.800.

Waspada Suku Bunga The Fed

Perry Warjiyo pun mengingatkan agar Pemerintah dan masyarakat tetap waspada pada suku bunga Federal Reserve yang belum menunjukkan tanda penurunan.

“Apakah Fed Fund Rate masih akan naik, semua orang masih menebak di semester 1 tapi pergerakan mungkin di semester 2, tapi jelas akan turun, insyaallah,” bebernya.

Tetapi Gubernur Bank Indonesia juga optimis ekonomi Indonesia di 2024 akan mencatat kinerja yang lebih baik, dengan pertumbuhan akan sedikit di atas 5 persen, inflasi terkendali 2,5+-1 persen, dan kredit 10 sampai 12 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya