Harga Minyak Dunia Merosot Usai Cetak Rekor Tertinggi dalam 3 Bulan

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret turun USD 1,01 atau 1,28%, menjadi USD 78,18 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan April turun USD 1,16 atau 1,39% menjadi USD 82,40 per barel.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Feb 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini.Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret turun USD 1,01 atau 1,28%, menjadi USD 78,18 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan April turun USD 1,16 atau 1,39% menjadi USD 82,40 per barel. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka AS melemah pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan pada minggu lalu karena konflik di Timur Tengah yang terus berlanjut.

Dikutip daru CNBC, harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret turun USD 1,01 atau 1,28%, menjadi USD 78,18 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak  bulan April turun USD 1,16 atau 1,39% menjadi USD 82,40 per barel.

Harga miinyak mentah AS naik 3% minggu lalu dan menetap di harga tertinggi pada hari Jumat di kisaran USD 79,19 per barel. Patokan harga minyak dunia ini telah naik 1,5% untuk minggu ini dan menetap di harga tertinggi sejak 26 Januari.

Manajer Portofolio Tortoise Capital, Robert Thummel mengatakan harga minyak kemungkinan turun pada hari Selasa karena sebagian pedagang mengambil keuntungan setelah WTI membukukan pergerakan yang solid sepanjang bulan ini.

Analis Pialang Minyak PVM Tamas Varga mengatakan harga minyak mentah juga turun karena minyak pemanasdan kontrak minyak bumi berada di bawah tekanan akibat anjloknya harga gas alam.

Harga Minyak Mentah Naik Pekan Lalu

Harga minyak mentah naik minggu lalu akibat konflik di Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangan di Lebanon dan berjanji untuk melanjutkan serangannya di Gaza hingga kota Rafah di selatan. Pasar sebagian besar mengabaikan inflasi yang membandel di AS dan perkiraan permintaan yang bearish dari Badan Energi Internasional (IEA).

Militan Houthi pada hari Senin menyerang kapal kargo lain di selat Bab el-Mandeb, memaksa awak kapal meninggalkan kapal tersebut. Militan yang bersekutu dengan Iran mengklaim bahwa mereka menyebabkan “kerusakan besar” pada kapal tersebut.

Serangan ini menyoroti ancaman yang sedang berlangsung terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, yang telah memaksa raksasa pelayaran seperti Maersk mengalihkan kargo di sekitar Tanjung Harapan di Afrika.

“Bahkan, serangan Houthi terhadap kapal kargo semakin intensif di Laut Merah dan sekitar Teluk Aden,” tulis Varga dalam sebuah catatan kepada kliennya pada hari Selasa. 

Awas, Harga Minyak Dunia Bisa Sentuh USD 100 per Barel

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, analis di Citi mengungkapkan bahwa ada kemungkinan harga minyak dunia kembali mencapai tiga digit.

Dikutip dari CNBC International, Selasa (20/2/2024) Kepala analis komoditas Citi di Amerika Utara, Aakash Doshi mengatakan bahwa katalis yang menyebabkan harga minyak mencapai USD 100 per barel termasuk risiko geopolitik yang lebih tinggi, pengurangan produksi OPEC+ yang lebih dalam, dan gangguan pasokan dari wilayah penghasil minyak utama.

Perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung tidak berdampak pada produksi atau ekspor minyak, satu-satunya dampak signifikan adalah serangan Houthi terhadap kapal tanker minyak dan kapal lain yang melintasi Laut Merah.

Produsen minyak utama Irak terkena dampak konflik ini dan eskalasi lebih lanjut dapat merugikan pemasok utama OPEC+ lainnya di kawasan tersebut, Citi mengingatkan.

Selain itu, perkembangan terkini juga menunjukkan bahwa ketegangan meningkat di perbatasan antara Israel dan Lebanon, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza dapat menyebar ke wilayah lain di Timur Tengah.

Menurut Doshi, Irak, Iran, Libya, Nigeria dan Venezuela rentan terhadap gangguan pasokan, dengan kemungkinan kebijakan sanksi AS yang lebih ketat terhadap Iran dan Venezuela.

Risiko geopolitik lainnya seperti pasokan minyak Rusia, jika Ukraina menyerang kilang Rusia dengan drone, tidak dapat dikesampingkan. Doshi mengatakan, bahwa perkiraan dasar untuk harga minyak adalah sekitar USD 75 per barel untuk tahun ini.

Saat ini, harga minyak berjangka Brent bulan April diperdagangkan pada USD 83,56 per barel, sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS bulan Maret berada pada USD 79,13 per barel.

Pasokan Minyak Dunia Diramal Menyusut di 2025

Ilustrasi harga minyak dunia
Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Pasar minyak dunia diprediksi akan menghadapi kekurangan pasokan pada akhir 2025, karena gagal mengganti cadangan minyak mentah saat ini dengan cepat. Perkiraan itu diungkapkan oleh Occidental CEO, Vicki Hollub.

Hollub menyebut, sekitar 97 persen minyak yang diproduksi saat ini ditemukan pada abad ke-20. Namun, dunia hanya mengganti kurang dari 50 psrsen minyak mentah yang diproduksi selama dekade terakhir.

"Sekarang kita berada dalam situasi di mana dalam beberapa tahun kita akan kekurangan pasokan,” kata Hollub, dikutip dari CNBC International, Selasa (6/2/2024).

Untuk saat ini, pasar mengalami kelebihan pasokan, sehingga harga minyak tetap rendah meski sedang terjadi konflik di Timur Tengah.

Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan Guyana telah memproduksi minyak dalam jumlah besar seiring melambatnya permintaan di tengah melemahnya perekonomian Tiongkok.

Namun prospek penawaran dan permintaan minyak akan berubah pada akhir tahun 2025.

"Pasar sedang tidak seimbang saat ini, tapi sekali lagi, ini adalah masalah permintaan jangka pendek," ungkap Hollub di Smead Investor Oasis Conference di Phoenix.

"Tapi ini akan menjadi masalah pasokan jangka panjang," lanjutnya.

Sementara itu, OPEC memperkirakan permintaan minyak global akan tumbuh sebesar 1,8 juta barel per hari pada tahun 2025 karena ekonomi China yang solid, melampaui pertumbuhan produksi minyak mentah sebesar 1,3 juta barel per hari di luar OPEC.

Perkiraan tersebut menyiratkan defisit pasokan kecuali OPEC menghentikan pengurangan produksi saat ini dan meningkatkan produksinya sendiri.

Harga minyak Menengah West Texas dan Brent berjangka pada akhir tahun 2023 sempatvturun lebih dari 10 persen karena rekor produksi di AS, dan melemahnya ekonomi di China membebani harga.

Minyak mentah AS dan patokan global naik lebih dari 1 persen sepanjang tahun ini dengan WTI pada hari Senin menetap di USD 72,78 per barel dan Brent di USD 77,99 per barel.

Harga Minyak Dunia Melonjak Usai AS Balas Serang Milisi Iran

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga minyak dunia naik pada perdagangan Senin setelah Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan balasan di Irak dan Suriah terhadap pasukan Iran dan sekutu mereka pada akhir pekan kemarin.

Sedangkan balasan AS ini meningkatkan risiko bahwa Timur Tengah tengah menuju konflik yang lebih luas.

Mengutip CNBC, Selasa (6/2/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Maret naik 50 sen atau 0,69% menjadi USD 72,78 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga minyak dunia naik 66 sen atau 0,85% menjadi USD 77,99 per barel.

Kedua harga minyak ini sempat turun sekitar 1% di awal sesi perdagangan.

"Tidak ada alasan bagi minyak untuk diperdagangkan negatif pagi ini, mengingat aksi militer yang sedang berlangsung pada akhir pekan di Timur Tengah," kata Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj.

Raj melanjutkan, Tim Velandera memborong kontrak minyak berjangka saat terjadi penurunan di sesi awal perdagangan.

AS melancarkan serangan udara balasan pada hari Jumat terhadap Korps Garda Revolusi Islam Iran dan milisi sekutunya di Irak dan Suriah.

Serangan udara tersebut mengenai lebih dari 85 sasaran. Serangan ini dilakukan sebagai respons atas kematian tiga tentara AS akibat serangan pesawat tak berawak yang dilakukan militan sekutu Iran.

AS dan Inggris juga melancarkan serangan baru pada hari Sabtu terhadap militan Houthi di Yaman. Kelompok Houthi, yang bersekutu dengan Iran, telah berulang kali menargetkan pelayaran komersial di Laut Merah.

"Hal ini hampir saja menghancurkan sarang lebah di Iran – berapa lama mereka bisa duduk di sana sementara sekutu mereka dihantam satu demi satu," kata Direktur Pelaksana dan analis energi Mizuho Americas, Bob Yawge, kepada CNBC.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya