Jokowi Terus Cek Harga Beras di Lapangan, Naik atau Turun?

Pemerintah membanjiri pasar tradisional dan ritel modern dengan beras Bulog atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai salah satu langkah menekan atau menurunkan harga beras.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Feb 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2024, 14:10 WIB
Joko Widodo Blusukan di Pasar Rakyat Talang Banjar Kota Jambi
Presiden Joko Widodo saat blusukan di Pasar Rakyat Talang Banjar Kota Jambi, Selasa (16/5/2023). Kunjungan ke pasar rakyat itu, Jokowi ingin memastikan harga bahan pokok terkendali. (Liputan6.com/istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab pertanyaan soal isu kenaikan harga beras yang terjadi  hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jokowi meminta agar isu kenaikan harga beras dicek secara benar di lapangan.

“Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu. Coba di cek di Pasar Induk Cipinang, cek. Coba di cek lagi, ke Pasar Johar, ini yang pasar-pasar beras itu di cek, harganya (beras) turun atau naik,” kata Presiden Joko Widodo dikutip dari Antara, Rabu (28/2/2024).

Ia menekankan bahwa dirinya selalu melakukan pengecekan harga beras setiap hari. “Cek di Pasar Johar Karawang, naik atau tidak (harga beras), turun atau tidak. Karena harian itu saya cek dan saya selalu mendapatkan angka-angka,” katanya.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sebelumnya mengatakan pemerintah membanjiri pasar tradisional dan ritel modern dengan beras Bulog atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebagai salah satu langkah menekan atau menurunkan harga beras.

Arief mengatakan, saat ini harga gabah sudah mulai terkoreksi, dari yang sebelumnya berkisar antara Rp8.000-Rp8.600, kini rata-rata nasional berada di angka Rp7.100. Menurut Arief, harga gabah tersebut mempengaruhi harga beras yang akan dijual di pasar.

Bos Bulog Bawa Kabar Baik, Harga Beras Mulai Turun

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan bahwa harga beras di Pasar Johar, Karawang berangsur turun usai pasokan beras kembali mendekati normal.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan bahwa harga beras di Pasar Johar, Karawang berangsur turun usai pasokan beras kembali mendekati normal.

Menurut Bayu, penurunan harga beras ini usai adanya tambahan pasokan dari beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Pangan (SPHP) sebesar 300 ton per hari yang membuat stok beras di Karawang sudah mendekati pasokan normal.

"Sebelumnya pasokan di Pasar Johar cuma 500 ton per hari, dengan tambahan SPHP 300 ton menjadi 800 ton per hari dan ini sudah mendekati pasokan normal disini yang rata-rata sebesar 1.000 ton perhari" kata Bayu dalam keterangannya usai meninjau pasokan beras di Pasar Johar, Karawang, dikutip Rabu (28/2/2024).

Senada, Sekretaris Paguyuban Pedagang Beras Pasar Johar Karawang Acin mengatakan saat ini kondisi harga beras di pasar tersebut ada penurunan harga sebesar Rp 1.000 sampai Rp 1.500 per kilogram (kg).

"Untuk beras lokal Demak harganya sudah turun dari 14.500 per kilo menjadi Rp13.500 per kilo. Sementara untuk beras premium yang tadinya Rp16.000 perkilo sekarang menjadi Rp14.500 perkilo," katanya.

Pasokan Beras Bulog

Dirut Bulog.
Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi memantau kondisi stok beras di Pasar Johar Karawang. (Foto: Istimewa)

Menurut Acin, dengan adanya tambahan pasokan beras Bulog di Pasar Johar sangat berdampak terhadap penurunan harga beras.

Untuk diketahui, Pasar Johar Karawang merupakan pasar grosir produsen yang juga mempengaruhi kondisi perberasan di Jabodetabek. 

Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengaku kesulitan untuk memperoleh kualitas beras premium menjelang bulan puasa Ramadan. Selain langka, harga beras premium juga mengalami kenaikan tajam dari sebelumnya.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mencatat, saat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.

Reynaldi mengungkap, kelangkaan hingga harga beras naik untuk jenis premium ini disebabkan mundurnya musim tanam  akibat El Nino hingga program bantuan sosial. Sehingga, mempengaruhi produksi padi di saat musim panen.

"Kemudian tahun lalu produksinya terbatas sehingga konsumsi tinggi yang terjadi ialah ketidakseimbangan antara supply and demand (pasokan dan permintaan," imbuhnya.

Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya