Harga Beras Bakal Turun Setelah Panen Raya

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi prediksi, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi. Diprediksi angkanya mencapai 3-3,5 juta ton.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 04 Mar 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2024, 09:30 WIB
Harga Beras Bakal Turun Setelah Panen Raya
Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3/2023). (Foto: tangkapan layar/Arief R)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkap harga beras akan kembali turun dalam waktu dekat. Namun, masih menunggu waktu panen raya di dalam negeri.

Arief prediksi, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi. Diprediksi angkanya mencapai 3-3,5 juta ton. Lebih tinggi dari kebutuhan konsumsi nasional.

"Perlu disampaikan update perberasan nasional, harga beras akan mulai terkoreksi seiring berjalannya panen yang angkanya 3-3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5 sampai 2,6 (juta ton)," ujar Arief dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3/2023).

Dia mencatat ada sejumlah wilayah yang mulai panen. Di antaranya, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sragen, Ngawi, Demak, Grobogan, Lampung, hingga Sumatera Selatan. Ini jadi daerah yang mengawali panen raya kali ini.

Diketahui, panen raya pertama tahun ini akan dimulai pada awal Maret 2024 hingga akhir Maret 2024. Harapannya, serapan hasil panen ini bisa memenuhi stok dan mempengaruhi harga beras di pasaran.

Selain dari sisi stok, Arief bilang harga gabah kering panen (GKP) juga mempengaruhi harga jual beras. Saat ini disebut sudah ada penurunan harga gabah, dari Rp 8.000 per kilogram, menjadi sekitar 7.400 per kilogram.

"Selalu kami sampaikan agar mudah menghitungnya, pak Menteri, para Gubernur, bapak ibu semua kalau harga gabah Rp 8.000-9.000, jadi harga beras-nya tinggal kalikan 2, jadi harga berasnya Rp 18.000," urainya.

"Dan hari ini begitu harga gabah Rp 7.000 (per kg) otomatis beras itu akan terkoreksi sekitar Rp 2.000 jadi angkanya Rp 14.000, kembali ke HET (Harga Eceran Tertinggi)," ia menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peran Satgas Pangan Perlu Diperkuat

Harga telur ayam
Menurut pantauan data Badan Pangan Nasional, harga komoditas telur ayam ras naik sebesar Rp 50 menjadi Rp 28.360 per kg atau naik 0,18 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Masyarakat tengah dikeluhkan mahalnya harga beras. Penyebab mahalnya harga beras di pasaran ini dikarenakan dampak dari El Nino yang terjadi selama 2023.

Meski demikian, Presiden Jokowi mengklaim harga beras dalam dua hari terakhir sudah berangsur turun. Stok beras di pasar mulai melimpah.

Untuk menjaga momentum penurunan harga beras ini, Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo menilai perlu penguatan peran dari Satgas Pangan Polri.

Berdasarkan data Bulog, saat ini harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.

Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo mengatakan, Satgas Pangan sangat dibutuhkan dalam menjaga dalam melakukan pengawasan komoditas pangan, sehingga tercipta stabilitas harga.

"Pengawasan terhadap pangan, seperti distribusi pangan itu harus diawasi oleh negara. Di situ peran satgas pangan. Sekarang ini sudah masuk masa panen, saya minta kepada pemerintah harus ketat mengawasi. Satgas sangat dubutuhkan," katanya, Sabtu (2/3/2024).

 


Kewenangan Satgas Pangan

Imbas Kenaikan BBM, Harga Pangan Mulai Merangkak Naik
Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin, (5/9/2022). Harga sembako berpotensi naik lantaran biaya logistik semakin mahal menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang secara resmi diumumkan beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Satgas Pangan juga perlu memiliki kewenangan mendapat dukungan dari pemerintah dalam melakukan operasi atau penelusuran terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan komoditas pangan strategis untuk kepentingan tertentu.

Firman menambahkan, masuknya beras impor yang bersamaan dengan panen raya juga perlu dikelola dengan baik sehingga distribusi harus diprioritaskan pada daerah yang belum mengalami panen raya.

"Jangan sampai beras beras impor didistribusikan di wilayah wilayah yang memang basis produk pertanian. Jadi harus mengendalikan distribusi impor kepada masyarakat, karena ini masuk masa panen," ujarnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya