Bocoran Erick Thohir: Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Risiko Masa Peralihan Presiden

Erick Thohir mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti soal kondisi ekonomi nasional.

oleh Arief Rahman H diperbarui 25 Jun 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2024, 09:30 WIB
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto duduk di sebelah  Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (24/6/2024).
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto duduk di sebelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (24/6/2024). (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham).

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapbisi pertemuan dalam sidang paripurna di Istana Negara, Jakarta. Dia mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti soal kondisi ekonomi nasional.

Diketahui, ada beberapa menteri yang dipanggil Jokowi. "Siang tadi saya dan para menteri mengikuti sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara," kata Erick Thohir melalui akun Instagram @erickthohir, dikutip Selasa (25/6/2024).

Dia mengatakan, Kepala Negara semringah peringkat daya saing Indonesia naik. Peringkat Indonesia naik dari posisi 34 menjadi posisi 27.

"Bapak Presiden Jokowi menyampaikan rasa syukur atas kenaikan peringkat daya saing Indonesia secara signifikan di tahun 2024," ungkapnya.

Peningkatan peringkat yang terjadi di tengah kondisi ekonomi global yang tak pasti ini bukan tanpa alasan. Erick bilang prestasi ini tak terlepas dari upaya menjaga aspek ekonomi nasional.

"Dalam kondisi dunia yang tidak sedang baik-baik saja, tidak mudah memperbaiki ranking daya saing. Namun pemerintah bisa mengendalikan ekonomi, meningkatkan pertumbuhan, dan daya saing Indonesia," urai dia.

Waspada Masa Peralihan Kepemimpinan

Terakhir, Erick menuturkan Jokowi mewanti-wanti jajarannya tetap waspada. Termasuk pada kondisi ekonomi pasca peralihan kepemimpinan.

"Bapak Presiden mengingatkan untuk tetap waspada dalam menghadapi kondisi global dengan menjaga stabilitas politik dan produktivitas ekonomi yang saat ini terus dikoordinasikan dengan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto," pungkasnya.

 

Apa Itu Daya Saing Indonesia?

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Diberitakan sebelumnya, Berdasarkan riset IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024, peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia. Dalam riset itu menyebutkan, peringkat Indonesia naik signifikan hingga tujuh peringkat pada 2024 dari posisi 34 dunia pada 2024.

Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi tiga besar usai Singapura dan Thailand. Singapura berada di posisi pertama. Berikut peringkat lima besar negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara menurut laporan WCR 2024:

1.Singapura (1)

2.Thailand (25)

3.Indonesia (27)

4.Malaysia (34)

5.Filipina (52)

Pertumbuhan Pesat

Direktur World Competitiveness Center (WCC0 IMD, Arturo Bris menuturkan, dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara antara lain China, India, Brazil, Indonesia dan Turki alami pertumbuhan dan pembangunan pesat.

"Imbasnya kini mereka memegang peranan penting dalam perdagangan, investasi, inovasi dan geopolitik,” kata Arturo dikutip dari keterangan resmi, Selasa (18/6/2024).

Pada 2024, Indonesia dan Malaysia bertukar posisi. Peringkat Malaysia jatuh ke posisi 34 dari peringkat 27 pada 2024. Bris menuturkan, jebloknya performa Malaysia pada 2024 lantaran pelemahan mata uang, ketidakstabilan politik dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.

 

Peringkat Daya Saing Indonesia Berapa Sebelumnya?

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan Indonesia naik dari peringkat 34 tahun lalu, dan menempati posisi Malaysia di peringkat 27.

"Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat," kata dia.

Secara keseluruhan, peringkat Indonesia bahkan hanya terpaut tipis dengan Inggris (28), hingga berhasil melampaui daya saing Jepang (38) dan India (39). Peringkat daya saing Inggris anjlok setelah Brexit lantaran terisolasi dari negara Eropa lain. Peringkat Inggris baru membaik tahun ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya