Harga Cabai di Lampung Selatan Naik, Mendag: Tapi Masih Wajar

Selain cabai, Mendag mengklaim harga bahan pokok lain di pasar tersebut secara umum relatif stabil dibanding pekan sebelumnya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Agu 2024, 15:02 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 15:02 WIB
Sambut Ramadan 2023, Harga Cabai di Jakarta Mulai Pedas
Aneka jenis cabai dijual di Pasar Kebayoran, Jakarta, Selasa (7/3/2023). Harga cabai rawit merah di DKI Jakarta terpantau naik sudah menembus Rp 100 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam kunjungan kerjanya di Lampung, Jumat (9/8/2024) turut mengunjungi Pasar Jatimulyo di Lampung Selatan. Ia menyatakan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di sana secara umum stabil, dan pasokan terjaga.

"Saya cek, di sini harga barang kebutuhan pokok stabil dan pasokan terjaga," ungkap Mendag dalam siaran pers resmi Kementerian Perdagangan, Sabtu (10/8/2024).

Namun, ia mendapati beberapa komoditas mengalami kenaikan harga dibanding pekan sebelumnya, salah satunya cabai.

"Cabai naik sedikit di atas harga eceran tertinggi (HET) menjadi Rp 40-45 ribu per kg, masih taraf sedang. Kalau Rp 70.000 per kg terlalu mahal, dan jika harga cabai turun hingga Rp 15.000 per kg, petaninya bisa bangkrut," imbuhnya.

Selain cabai, Mendag mengklaim harga bahan pokok lain di pasar tersebut secara umum relatif stabil dibanding pekan sebelumnya. Berdasarkan pantauan, harga beras tercatat Rp 13.000 per kg, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog Rp 12.000 per kg.

Kemudian, harga gula pasir Rp 17.500 per kg, minyak goreng kemasan premium Rp 18.000 per kg, tepung terigu kemasan premium Rp 13.000 per kg, daging ayam ras Rp 35.000 per kg.

Lalu, telur ayam ras Rp 28.000 per kg, cabai merah keriting Rp 45.000 per kg, cabai rawit merah Rp 80.000 per kg, bawang merah Rp 25.000 per kg, dan bawang putih Rp 35.000 per kg.

"Harga ayam yang sudah bersih Rp 38.000 per kg. Harga beras sudah standar Bulog," kata Mendag Zulkifli Hasan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Cabai Tembus Lagi Rp 100 Ribu per Kg, Usul Bapanas Ini Bisa Jadi Jalan Keluar?

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui mahalnya harga cabai rawit merah yang tembus dikisaran Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram disebabkan produksinya berkurang.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy pun, memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk menangani harga cabai rawit merah yang mahal tersebut. Untuk jangka pendek, salah satunya dengan membagikan benih kepada masyarakat agar mereka menanam sendiri di pekarangan rumah masing-masing.

"Ya salah satu penyebabnya adalah karena produksinya kurang. Solusinya ya harus nanam. Jadi makanya saya menyarankan kepada teman-teman pemerintahan untuk menanam, untuk membagikan benih-benih cabe ke masyarakat agar dia menanam di pot-pot, di pekarangan, di teras-teras," kata Sarwo saat ditemui usai Rapat Koordinasi Perencanaan Program Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2025, Senin (29/7/2025).

Kata Sarwo, penyebab produksi cabai rawit berkurang karena disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga berpengaruh terhadap waktu panen. Hal itulah menyebabkan harga cabai rawit menjadi mahal.

"Karena produksinya kurang. Salah satunya faktor cuaca," ujarnya.


Solusi Jangka Panjang

Harga Cabai
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Kamis (30/11/2023). Harga cabai rawit merah di Pasar Induk Keramat Jati mengalami kenaikan dari Rp 65.000 per kilogram menjadi Rp 85.000 per kilogram. (merdeka.com/Arie Basuki)

Untuk solusi jangka panjang, Bapanas menyebut bisa dilakukan penanaman off season maupun on season dengan menggunakan screen house, artinya tidak mengenal musim penanaman. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai rawit merah.

Sebagai informasi, Screen house merupakan bangunan yang terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk melindungi serangan hama.konsep screenhouse mudah dan murah dalam pengaplikasiannya diharapkan dapat mendukung petani dalam peningkatan efektivitas produksi

"Solusi jangka panjang itu sebetulnya sebetulnya cabe itu bisa panen di off-season maupun on-season. Jadi tidak mengenal waktu, sepanjang itu ada screen house. Jadi jangka pandangnya kan membangun screen house-screen house dalam kapasitas yang agak besar," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya