Bank DKI Kantongi Laba Rp 513,23 Miliar di Kuartal III 2024

Total aset Bank DKI meningkat sebesar 3,19%, menjadi Rp 80,74 triliun dibandingkan Rp78,24 triliun pada September 2023. Konsistensi ekspansi bisnis yang berkelanjutan turut mendorong peningkatan laba bersih sebesar Rp513,23 miliar.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Okt 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 15:30 WIB
Bank DKI
QRIS Bank DKI. Pada 2023, Bank DKI mendapatkan porsi sebesar Rp 2,8 Triliun dengan rincian alokasi konvensional sebesar Rp2 triliun, dan Syariah sebesar Rp800 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi perbankan di tengah persaingan suku bunga yang ketat tetap terkelola dengan baik. Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto.

Bank DKI fokus menjaga likuiditas yang memadai, dengan rasio Loan to Deposit (LDR) sebesar 86,19%, AL/NCD sebesar 103,24%, AL/DPK sebesar 18,14%, dan NSFR sebesar 104,17%.

Selain itu, Bank DKI terus melakukan upaya untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) melalui optimalisasi dana murah dan repricing dana mahal. Hingga September 2024, DPK mencapai Rp63,50 triliun, relatif stabil dibandingkan tahun lalu.

Dengan berbagai pencapaian ini, hingga akhir Q3/2024, total aset Bank DKI meningkat sebesar 3,19%, menjadi Rp80,74 triliun dibandingkan Rp78,24 triliun pada September 2023.

"Konsistensi ekspansi bisnis yang berkelanjutan turut mendorong peningkatan laba bersih sebesar Rp513,23 miliar," tutur dia dikutip Kamis (31/10/2024).

Bank DKI berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah melalui inovasi produk serta pelayanan yang optimal, memastikan setiap langkah menuju masa depan yang berkelanjutan.

Sebelumnya, Bank DKI melaporkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan di sektor UMKM sebesar 15,54% secara Year-on-Year (YoY), dari Rp4,93 triliun pada September 2023 menjadi Rp5,70 triliun pada September 2024.

Pertumbuhan ini mencakup peningkatan sebesar 14,33% pada segmen mikro, yang naik dari Rp3,27 triliun pada September 2023 menjadi Rp3,74 triliun pada periode yang sama di 2024. Segmen UKM juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 17,91%, dari Rp1,66 triliun pada September 2023 menjadi Rp1,96 triliun pada tahun ini.

Stabilitas Ekonomi

FOTO: Antrean Warga Cairkan BST di ATM Bank DKI
Warga mencairkan dana bantuan sosial tunai (BST) di ATM Bank DKI kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (21/7/2021). BST disalurkan melalui rekening Bank DKI sebesar Rp 600 ribu per KK yang merupakan rapelan tahap 5 dan 6 atau bulan Mei dan Juni. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Peningkatan ini memperkuat posisi Bank DKI dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional dan daerah, serta menegaskan komitmen perusahaan untuk berkontribusi pada pengembangan sektor UMKM.

“Bank DKI berfokus pada penyaluran kredit yang berkualitas dan berkelanjutan, mendukung ketahanan ekonomi nasional melalui sektor UMKM,” kata Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo Bank DKI juga optimis dapat mencapai pertumbuhan yang positif hingga akhir 2024 dengan melakukan berbagai konsolidasi internal, termasuk perbaikan sistem dan  bisnis proses. Hal ini diimbangi dengan penekanan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.

Secara keseluruhan, total kredit dan pembiayaan Bank DKI tumbuh sebesar 9,55% dari Rp49,96 triliun pada September 2023 menjadi Rp54,73 triliun pada September 2024, dengan rasio NPL Gross tetap terjaga di level 2,21%. Segmen komersial mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 10,29% YoY, meningkat dari Rp23,45 triliun menjadi Rp25,86 triliun.

 

Bank DKI Komitmen Dukung Kemudahan Pembayaran MRT Jakarta

FOTO: Libur Lebaran di Tengah Pandemi, MRT Sepi Penumpang
Suasana sepi saat Lebaran di salah satu stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta, Minggu (24/5/2020). Di tengah pandemi virus corona COVID-19, pengguna MRT terpantau sepi dan tak seperti libur Lebaran sebelumnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebagai bentuk sinergi BUMD DKI Jakarta dalam sektor transportasi, Bank DKI mendukung peluncuran MartiPay oleh MRT Jakarta sebagai metode pembayaran non-tunai untuk moda transportasi MRT Jakarta.

Dukungan ini diwujudkan melalui kerja sama co-branding produk digital Bank DKI, JakOne Pay, menjadi MartiPay yang resmi diluncurkan pada acara HUB SPACE 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (6/9/2024).

Peluncuran tersebut dilakukan oleh Direktur Teknologi & Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono, bersama Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda), Farchad Mahfud.

"Dengan memanfaatkan platform digital JakOne Pay yang sudah ada, Bank DKI menyediakan infrastruktur teknologi dan layanan perbankan digital untuk mendukung operasional MartiPay sebagai alternatif pembayaran digital yang terintegrasi dengan aplikasi MyMRTJ," kata Direktur Teknologi & Operasional Bank DKI, Amirul Wicaksono, Minggu (8/9/2024). 

Senada dengan itu, Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, menjelaskan, melalui aplikasi ini, pengguna dapat dengan mudah melakukan top-up saldo, membayar tiket menggunakan QRIS, serta memantau riwayat transaksi dalam satu platform terintegrasi.

"Diharapkan ini dapat meningkatkan kenyamanan dan kemudahan dalam mobilitas sehari-hari,” katanya.

 

Komitmen Bank DKI

Progres Pembangunan Proyek MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota
Sementara itu, proyek CP 205, yang baru dimulai pada April 2024, telah mencapai progres 6,468 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank DKI terus menunjukkan komitmen dalam mendukung transformasi digital di sektor transportasi melalui berbagai sinergi.

Misalnya, JakCard kini digunakan sebagai alat pembayaran digital berbasis kartu di transportasi terintegrasi di DKI Jakarta seperti Transjakarta, Mikrotrans, MRT, LRT, Commuter Line Jabodebek, serta untuk tiket masuk tempat wisata yang dikelola Pemprov DKI Jakarta.

Bank DKI juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta dalam menghadirkan Jakarta Tourist Pass, solusi digital berbasis kartu elektronik (JakCard) dan aplikasi (JakOne Pay) untuk mendukung pariwisata di DKI Jakarta.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya