Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengungkapkan pihaknya tengah berupaya menambah jumlah vendor dalam investasi Apple di Indonesia.
Rosan mencatat, saat ini hanya ada satu vendor Apple yang berencana membangun pabrik di Indonesia. "Kita sekarang baru satu vendor Apple dibandingkan oleh Vietnam yang sudah lebih dari 34 vendor. Saat ini saya sedang on the discussion another dua atau tiga lagi," kata Rosan kepada media di Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Baca Juga
Rosan optimistis terhadap para vendor Apple untuk berinvestasi di Indonesia.Ia menyebut, vendor Apple yang berminat untuk investasi di Indonesia akan terus berkembang.
Advertisement
"Ini baru first stage, kita sudah diskusi, dan saya meyakini akan terus berkembang. Jadi nanti vendor-vendornya akan bertambah," ujar dia.
Diwartakan sebelumnya, Rosan sempat menceritakan tahapan negosiasinya dengan Apple untuk menanamkan investasi ke Indonesia. Negosiasi tersebut berbuah manis dengan komitmen investasi pabrik AirTag di Batam. Dia bilang, investasi Apple di Indonesia terbilang kecil.Â
Negosiasi peningkatan investasi Apple pun dimulai sejak tahun lalu. Kala bertemu perwakilan Apple, Rosan sempat pamer peluang peningkatan ekonomi Indonesia.
"Saya bilang, look, sekarang saya kasih paparannya mengenai ke depannya trajektori ekonomi kita seperti apa dan walaupun mereka juga sudah paham," kata Rosan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025, di Menara Global, Jakarta, Rabu, 15 Januari 2025.
Bidik Investasi Miliaran Dolar ASÂ
Rosan Roeslani kemudian me-lobby Apple untuk menanamkan investasi dengan nominal miliaran dolar Amerika Serikat (AS).
"Let's talk, jangan kasih saya ratusan juta. Saya bilang, let's talk about billions. Itu yang saya ingat saya ngomong begitu," ungkapnya.
Rosan menceritakan, perwakilan Apple meminta waktu untuk membahas dengan sang punggawa, Tim Cook. Tak lama berselang, perwakilan produsen ponsel yang berbasis di Kanada itu kembali mendatangi Rosan.
Â
Apple Suntik Investasi Rp16,5 Triliun di RI
Alhasil, ada komitmen investasi sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 16,5 triliun. Proposal investasinya pun sudah diterima Rosan. Belakangan diketahui, bentuknya adalah membangun pabrik aksesori gantungan kunci canggih, AirTag, di Batam.
"Kurang lebih hampir 2 minggu kemudian dia balik ke saya, oke, dia bilang 'kita invest a billion'," tuturnya.
Meski begitu, nilai investasi itu belum cukup untuk Apple memasarkan secara resmi iPhone 16 di Indonesia.Â
"Waktu itu, tapi memang kita ketahui, iPhone 16-nya juga masih belum bisa dijual di sini, tapi saya bilang kita jalan secara paralel saja. Kemudian, setelah itu dia juga nulis surat resmi untuk investasinya. Kita berjalan, kita proses, kita bicara lagi," kata dia.
Advertisement
Investasi Lewat Vendor, Apple Diklaim Bakal Dongkrak Ekspor Indonesia
 Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan, investasi Apple di Indonesia tidak dilakukan langsung oleh induk perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut, melainkan lewat pihak vendor.Â
Model investasi melalui vendor juga turut dilakukan Apple di negara-negara lain. Untuk di Indonesia, perusahaan memakai vendor untuk membangun pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau. Â
"Saya musti koreksi ya, yang investasi itu bukan Apple, tapi vendor-nya Apple. Karena itu yang mereka lakukan, baik di India, Vietnam, Malaysia, bukan Apple-nya," jelas Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Jumat (31/1/2025).
"Contohnya, ini handphone Apple. Satu handphone ada 320 vendor. Di Thailand, di Malaysia, Vietnam, vendor-nya lebih dari 35, ada yang hampir 40 vendor-nya. Di kita, itu baru hanya ada satu," dia menambahkan.Â
Meskipun baru satu vendor, Rosan meyakini investasi Apple di Tanah Air bakal turut mendongkrak neraca perdagangan Indonesia. Lantaran 65 persen dari hasil produksi vendor tersebut akan berorientasi ekspor, dan berkontribusi pada nilai ekspor Indonesia.Â
Dalam hal ini, dia menjelaskan investasi Apple USD 200 juta untuk pembuatan pabrik AirTag di Batam. Adapun nilai total investasi yang diajukan Apple sebesar USD 1 miliar, merujuk pada pendapatan dari hasil penjualan.Â
"Memang investasi Apple itu tuh adalah mereka one billion (USD) in term of revenue-nya mereka sebagai offtaker," kata Rosan.Â
"Jadi ini untuk ekspor kita juga akan meningkat. Dan ini akan terus meningkat dari USD 1 billion ke USD 2 billion, sampai dengan USD 10 billion dalam waktu yang nanti tidak lama," ia menambahkan.Â
Â
Ciptakan Lapangan Kerja untuk 2.000 Orang
Secara multiplier effect, investasi Apple oleh pihak vendor di Indonesia pun dipercaya bakal menciptakan lapangan kerja baru untuk ribuan orang.Â
"Memang itu juga yang berlaku di negara-negara lain. Karena investasinya ini dilakukan oleh vendor-vendor. Jadi ini juga akan menimbulkan hal yang positif dari penciptaan lapangan kerjanya, itu hampir mencapai 2.000 orang," bebernya.Â
"Jadi memang buat kami, kita melihatnya secara keseluruhan lah. Jadi tidak dari satu sisi, oh investasinya berapa. Tapi dari sisi penciptaan lapangan kerja dan yang lain-lain," imbuh Rosan.
Negosiasi Tak Mudah
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menceritakan, proses negosiasi dengan Apple tidak mudah. Mengingat perusahaan besar tersebut akan mengedepankan keuntungan besar yang diperoleh dari Indonesia.
"Negosiasi tidak akan mudah. Apple akan menempatkan kepentingan atau interest mereka, yang kita bisa baca adalah untungnya berapa, cuannya berapa," kata Menperin beberapa waktu lalu.Â
Meski demikian, Menperin memastikan pemerintah tetap teguh memegang prinsip untuk kepentingan nasional dalam proses negosiasi.
"Sementara kami, pemerintah, juga punya prinsip-prinsip yang harus kita pegang, yang tidak mungkin kita kesampingkan," katanya pula.
Adapun prinsip tersebut terdiri dari empat poin teknokratis yang sudah dikaji pihaknya, yakni perbandingan investasi Apple di negara lain, investasi produsen handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) selain Apple di Indonesia, nilai tambah dan pendapatan bagi Indonesia, serta penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem.
Â
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)