Beberapa waktu lalu, para produsen barang mewah menjual barangnya ke China hanya untuk uji pangsa pasar. Sekarang masa tersebut telah berlalu. Para konsumen di China telah tergila-gila dengan sejumlah barang mewah, mahal dan bermerek yang dijual ke negaranya.
Seperti dilansir dari Business Insider, Rabu (13/11/2013), seperti perekonomiannya, saat itu sektor barang-barang mewah China telah meningkat pesat. Para penduduk China sangat mengedapankan style (gaya) dan baginya ini merupakan hal yang sangat penting.
Analis barang mewah Rogerio Fujimori di Credit Suisse mengungkapkan pembelian produk-produk mahal di China meningkat lebih besar dari negara manapun di dunia.
Buktinya, iPhone 5S Apple bertabur emas sangat laku di pasar China. Logam mulia tersebut memang menjadi komoditas mewah yang penting bagi China mengingat pemerintahnya tengah berupaya menggeser India sebagai negara importir emas terbesar di dunia.
Tak hanya merek handphone ternama seperti Apple yang marak dibeli para pelanggan China. Masyarakat Negeri Tirai Bambu ini juga menggilai merek-merek busana dan tas super mahal seperti Louis Vuitton. Perusahaan fashion asal Amerika Serikat (AS) yang membuka cabang pertamanya di China pada 1992, melaporkan adanya peningkatan pesat pada pertumbuhan konsumen.
"Louis Vuitton dan Gucci sudah lebih banyak diminati di China dibandingkan label fashion lain. Tapi sekarang Prada hadir sebagai pesaing dua merek tersebut," ungkap Fujimori.
Sementara itu, Bottega Veneta, Burberry, Chanel, Coach, Hermès, Tiffany, and Chow Tai Fook merupakan merek-merek mewah lain yang menjadi incaran masyarakat China.
Untuk arloji, para pembeli China tidak terlalu berminat pada merek besar seperti Rolex dan Cartier dalam 15 bulan terakhir. Bukan karena tak mampu membelinya, tapi karena korupsi yang terjadi di perusahaan tersebut. Akhirnya orang-orang kaya di China memilih membeli arloji berkelas lainnya seperti Tissot.
Selain itu, para pengagum aktris dan model di China sangat mudah tergila-gila pada idolanya. Mereka pun tak ragu-ragu mengikuti gaya sang idola. Sebut saja aktris Yao Chen yang memiliki sekitar 57 juta penggemar. Saat dia memasang foto di sebuah acara fashion show, busananya langsung ditiru jutaan wanita di China.
Konsumen barang mewah di China makin tidak selektif dalam membeli barang mahal yang disukainya. Untungnya bagi ekonomi China, jumlah penjualan barang meningkat. China memang memiliki miliarder dengan jumlah terbanyak kedua di dunia sebanyak 157 orang. (Sis/Ndw)
Seperti dilansir dari Business Insider, Rabu (13/11/2013), seperti perekonomiannya, saat itu sektor barang-barang mewah China telah meningkat pesat. Para penduduk China sangat mengedapankan style (gaya) dan baginya ini merupakan hal yang sangat penting.
Analis barang mewah Rogerio Fujimori di Credit Suisse mengungkapkan pembelian produk-produk mahal di China meningkat lebih besar dari negara manapun di dunia.
Buktinya, iPhone 5S Apple bertabur emas sangat laku di pasar China. Logam mulia tersebut memang menjadi komoditas mewah yang penting bagi China mengingat pemerintahnya tengah berupaya menggeser India sebagai negara importir emas terbesar di dunia.
Tak hanya merek handphone ternama seperti Apple yang marak dibeli para pelanggan China. Masyarakat Negeri Tirai Bambu ini juga menggilai merek-merek busana dan tas super mahal seperti Louis Vuitton. Perusahaan fashion asal Amerika Serikat (AS) yang membuka cabang pertamanya di China pada 1992, melaporkan adanya peningkatan pesat pada pertumbuhan konsumen.
"Louis Vuitton dan Gucci sudah lebih banyak diminati di China dibandingkan label fashion lain. Tapi sekarang Prada hadir sebagai pesaing dua merek tersebut," ungkap Fujimori.
Sementara itu, Bottega Veneta, Burberry, Chanel, Coach, Hermès, Tiffany, and Chow Tai Fook merupakan merek-merek mewah lain yang menjadi incaran masyarakat China.
Untuk arloji, para pembeli China tidak terlalu berminat pada merek besar seperti Rolex dan Cartier dalam 15 bulan terakhir. Bukan karena tak mampu membelinya, tapi karena korupsi yang terjadi di perusahaan tersebut. Akhirnya orang-orang kaya di China memilih membeli arloji berkelas lainnya seperti Tissot.
Selain itu, para pengagum aktris dan model di China sangat mudah tergila-gila pada idolanya. Mereka pun tak ragu-ragu mengikuti gaya sang idola. Sebut saja aktris Yao Chen yang memiliki sekitar 57 juta penggemar. Saat dia memasang foto di sebuah acara fashion show, busananya langsung ditiru jutaan wanita di China.
Konsumen barang mewah di China makin tidak selektif dalam membeli barang mahal yang disukainya. Untungnya bagi ekonomi China, jumlah penjualan barang meningkat. China memang memiliki miliarder dengan jumlah terbanyak kedua di dunia sebanyak 157 orang. (Sis/Ndw)