Bank Dunia mengkhawatirkan tingkat pengganguran yang tinggi kawasan Eropa Selatan. Apalagi mayoritas penggangguran itu didominasi generasi muda.
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengatakan, kawasan Eropa Selatan saat ini tengah menghadapi risiko kehilangan seluruh generasinya karena tingkat pengangguran yang sudah mencapai level kronis. Pasalnya, mayoritas pengangguran di Eropa Selatan didominasi para generasi muda.
"Di antara berbagai persoalan yang paling kami khawatirkan adalah tingkat pengangguran generasi muda yang terlampau tinggi (di Eropa Selatan), yang dampaknya tak hanya terasa dalam jangka pendek tapi juga jangka panjang," ujar Jim seperti dikutip dari CNBC, Jumat (24/1/2014).
Dalam ajang Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang digelar di Davos, Jim mengatakan hampir seluruh negara di kawasan Eropa selatan menghadapi polemik tingkat pengangguran yang tak kunjung usai sejak krisis finansial 2008.
"Kami bahkan membahas beberapa negara yang akan kehilangan generasinya. Selama ini tidak pernah terpikirkan bahwa kita akan kehilangan seluruh generasi muda di negara-negara Eropa Selatan ini," tutur Jim.
Jim juga mengatakan, tingkat pengangguran di kalangan pemuda di kawasan tersebut merupakan krisis terbesar yang dialami Uni Eropa. Hal ini senada dengan laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang memprediksi terdapat lebih dari 74,5 pemuda berusia 15-24 tahun yang menyandang status pengangguran sepanjang 2013.
Angka tersebut berjumlah satu juta orang lebih banyak dibandingkan tingkat pengangguran di tahun sebelumnya atau setara 13,1%.
Jim mengatakan, para pemimpin negara dapat belajar dari model ketenagakerjaan Swiss, 25% pemudanya mereguk pendidikan di perguruan tinggi. Sementara sisanya dilibatkan dalam berbagai program pelatihan kejuruan dan magang.
"Model-model seperti itu dapat mengakhiri situasi sulit ini. Kami rasa negara-negara di bagian Eropa Selatan harus bergerak dengan cepat mengatasi masalah tersebut," tandasnya. (Sis/Ahm)
Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim mengatakan, kawasan Eropa Selatan saat ini tengah menghadapi risiko kehilangan seluruh generasinya karena tingkat pengangguran yang sudah mencapai level kronis. Pasalnya, mayoritas pengangguran di Eropa Selatan didominasi para generasi muda.
"Di antara berbagai persoalan yang paling kami khawatirkan adalah tingkat pengangguran generasi muda yang terlampau tinggi (di Eropa Selatan), yang dampaknya tak hanya terasa dalam jangka pendek tapi juga jangka panjang," ujar Jim seperti dikutip dari CNBC, Jumat (24/1/2014).
Dalam ajang Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang digelar di Davos, Jim mengatakan hampir seluruh negara di kawasan Eropa selatan menghadapi polemik tingkat pengangguran yang tak kunjung usai sejak krisis finansial 2008.
"Kami bahkan membahas beberapa negara yang akan kehilangan generasinya. Selama ini tidak pernah terpikirkan bahwa kita akan kehilangan seluruh generasi muda di negara-negara Eropa Selatan ini," tutur Jim.
Jim juga mengatakan, tingkat pengangguran di kalangan pemuda di kawasan tersebut merupakan krisis terbesar yang dialami Uni Eropa. Hal ini senada dengan laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang memprediksi terdapat lebih dari 74,5 pemuda berusia 15-24 tahun yang menyandang status pengangguran sepanjang 2013.
Angka tersebut berjumlah satu juta orang lebih banyak dibandingkan tingkat pengangguran di tahun sebelumnya atau setara 13,1%.
Jim mengatakan, para pemimpin negara dapat belajar dari model ketenagakerjaan Swiss, 25% pemudanya mereguk pendidikan di perguruan tinggi. Sementara sisanya dilibatkan dalam berbagai program pelatihan kejuruan dan magang.
"Model-model seperti itu dapat mengakhiri situasi sulit ini. Kami rasa negara-negara di bagian Eropa Selatan harus bergerak dengan cepat mengatasi masalah tersebut," tandasnya. (Sis/Ahm)