Liputan6.com, Jakarta Marc Marquez tak mau mengulangi kesalahan di MotoGP 2015 dimana dia merasa invincible (tak bisa dikalahkan) saat memasuki musim balapan. Ini buntut dari dominasi Marquez saat juara MotoGP 2014.
Saat itu, Marquez mendominasi MotoGP 2014 termasuk rekor 10 kemenangan beruntun. Inilah yang membuat Marquez jumawa memasuki 2015, tapi berakibat fatal.
Baca Juga
Advertisement
"Saya merasa tak bisa dikalahkan pada 2014 dan pada 2015, boom!" kata Marquez seperti dikutip crash.
"Saya sering jatuh karena saya merasa seperti....Saya tampil di MotoGP dan menangkan gelar di 2013. Di 2014, saya menang di 13 balapan, termasuk 10 balapan beruntun. Lalu saya bilang di 2015 saya akan juara lagi.
"Anda merasa sangat baik, tapi ada hal-hal yang terjadi secara normal. Maksud saya, kami manusia dan bisa lakukan kesalahan. Kami harus pelajari ini," ujanya.
Tenang
Pada 2015, Marquez gagal menjadi juara. Ini menjadi kegagalan dia satu-satunya di kelas MotoGP.
Memasuki MotoGP 2019, perjalanan Marquez juga tidak mulus. Dia terjatuh dan tidak finis di MotoGP Austin Amerika Serikat, tapi kini kembali unggul 8 poin atas rival-rivalnya.
Selain terjatuh, satu-satunya kekalahan Marquez terjadi di MotoGP Qatar. Dia hanya terpaut 0,023 detik dari Andrea Dovizioso.
"Tak masalah hanya unggul 8 poin karena saya sempat tidak finis. Tak finis satu kali di lima seri awal merupakan sesuatu yang harus Anda bayar," ujarnya.
Advertisement
Jadi Pengingat
Marquez mengatakan gagal finis di COTA, sirkuit tempat diselenggarakannya MotoGP Austin jadi pelajaran pahit baginya. Ini dijadikannya jadi pengingat.
"Saya tidak finis di sirkuit favorit saya. Ini salah satu tahun dimana saya merasa lebih kuat dengan motor dan saya lakukan kesalahan yang tak terduga. Jadi artinya saya harus konsentrasi di semua sirkuit," ujarnya.