Liputan6.com, Jakarta- Menjaga tubuh tetap sehat dengan imunitas yang kuat, itu salah satu kunci menahan serangan virus ini. Kita juga harus menjamin, keluarga kita aman dari serangan virus corona covid-19 ini.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dirga Sakti Rambe menyebut, pencegahan corona covid-19 di lingkup keluarga dapat dilakukan dengan social distancing. Setiap anggota keluarga harus mengikuti instruksi pemerintah.
Baca Juga
“Kalau keluar dari rumah akan terjadi interaksi dengan orang banyak sehingga berisiko tertular. Saat pulang ke rumah, potensi menularkan pada anggota keluarga pun tinggi,” kata dr. Dirga dalam siaran langsung di Facebook Liputan6.com.
Advertisement
Jika orang terpaksa keluar rumah maka perlu dilakukan beberpa langkah kebersihan. Mulai dari segera mengganti baju, cuci tangan, kaki, dan mandi.
Tiga Faktor
Dirga menyebut, penularan virus sendiri ada tiga faktor. Pertama faktor daya tahan tubuh manusia. Seberapa kuat daya tahan tubuh kita bisa melawan serangan virus yang datang.
Kemudian, yang kedua adalah faktor seberapa ganas dan banyaknya virus yang masuk ke dalam tubuh. Dan, ketiga, faktor lingkungan, di mana virus dapat bertahan di suhu dan kelembaban yang rendah.
Advertisement
Ibu Hamil dan Menyusui
Corona dapat tertular pada siapa pun termasuk ibu hamil. Namun, kehamilan bukan penambah risiko tertularnya corona.
“Risikonya sama dengan orang biasa. Belum ada bukti bahwa corona dapat ditularkan secara vertical atau dari ibu ke bayi," ujar dr. Dirga.
Dirga menambahkan, ibu menyusui yang positif corona masih bisa menyusui secara langsung. Dengan catatan, sang ibu tidak dalam kondisi lemah yang parah. Virus sendiri tidak ditularkan melalui air susu ibu.
“Harus diperhatikan betul, pelindung ketika menyusui agar tidak ditularkan. Ibu wajib memakai masker dan semua alat dicuci. Kalau sakit berat jangan berikan ASI secara langsung.”
Risiko Anak Lebih Kecil
Menurut penelitian di China, seperti disampaikan dr. Dirga, anak ternyata lebih kecil risikonya untuk terpapar virus. Persentasi jumlah anak yang terinveksi virus corona ini sangat kecil.
“Anak di bawah 10 tahun risikonya di bawah 1%, sistem kekebalan anak dan reseptor virus belum berkembang secara sempurna. Hal ini menyulitkan virus untuk masuk ke anak-anak.”
Advertisement
Lansia Sangat Rentan
Ada dua kelompok yang dapat fatal jika terkena virus. Pertama pada orang lanjut usia atau lansia dan kedua pada orang yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti atsma.
“Kita harus sadar diri tanya diri bagaimana kondisi hari ini, kalo demam batuk pilek jangan interaksi dengan orang tua, kakek, nenek.”
Hal ini dikarenakan virus menyerang sistem pernapasan yang berbeda pada anak dan lansia. Pada anak biasanya menyerang saluran pernapasan bagian atas seperti hidung dan tenggorokan.
Pada lansia virus menyerang bagian bawah seperti paru-paru. Maka dari itu, biasanya anak-anak hanya memiliki gejala ringan sedangkan orang tua gejalanya berat dan dapat menyebabkan kematian.
Waspadai Gejalanya
Gejalanya sendiri hampir sama dengan penyakit flu, misal demam, batuk kering, dan pusing. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga muncul gejala paling cepat dua hari dan paling lambat dua minggu bahkan lebih.
“Jangan menulari dan jangan ketularan,” pungkas Dirga.
(Ade Nashrudin)
Advertisement