Rapor Buruk Mohamed Salah Jadi Biang Kekalahan Liverpool di Final Carabao Cup

Liputan6.com, Jakarta - Liverpool harus mengakui keunggulan Newcastle United pada final Carabao Cup 2024/2025 di Wembley, Senin (17/3/2025) dini hari WIB. Kekalahan 1-2 ditandai performa tidak biasa Mohamed Salah. 

Sebelum pertandingan ini, Salah memiliki catatan impresif dalam pertarungan melawan Newcastle United. Pada 16 pertemuan sebelumnya, dia berkontribusi terciptanya 18 gol bagi The Reds.

Namun, kali ini, ia dan rekan-rekan tampak kehilangan sentuhan emasnya di lapangan, gagal menunjukkan ketajamannya seperti biasanya. Mereka tidak mampu menandingi energi dan strategi Newcastle yang tampil lebih siap.

Salah satu momen kunci terjadi saat duel udara antara Dan Burn dan Alexis Mac Allister dalam situasi sepak pojok. Mac Allister tak mampu menandingi postur dan kekuatan Burn. Bek tengah Newcastle itu dengan mudah memenangkan duel dan mencetak gol sundulan jarak jauh tepat sebelum jeda babak pertama.

Liverpool sempat mendapat secercah harapan ketika Alexander Isak mencetak gol yang kemudian dianulir. Namun, tak lama berselang, pemain internasional Swedia itu kembali menyerang layaknya seorang striker yang menemukan celah di pertahanan lawan.

Dengan tembakan akurat ke sudut bawah gawang, ia menggandakan keunggulan Newcastle dan memastikan kemenangan mereka di laga final Carabao Cup.

Federico Chiesa mencetak gol di masa tambahan waktu, tetapi itu tak lebih dari sekadar poin hiburan bagi Liverpool. The Reds akhirnya tak mampu membalikkan keadaan karena Newcastle tetap mengendalikan ritme permainan hingga peluit akhir berbunyi, sebelum akhirnya merayakan kemenangan.

Salah dan rekan-rekannya harus menerima kekalahan pahit setelah tampil di bawah standar. Seperti sprinter yang kehabisan tenaga di final, bintang Mesir itu gagal menciptakan peluang atau melepaskan tembakan, mencatat rekor terburuknya musim ini. Performanya yang redup mencerminkan buruknya hari bagi Liverpool.

Dia tercatat hanya melakukan 23 sentuhan dan memenangkan dua duel darat, kontribusi minim melihat kinerjanya pada 2024/2025.

Meski gagal meraih kemenangan, manajer Liverpool Arne Slot menolak anggapan bahwa timnya kalah dalam permainan. Ia mengibaratkan pertandingan ini sebagai duel tinju yang dimenangkan lawan dengan gaya bertarung mereka sendiri.

"Kami kalah dalam gaya mereka, ya, itu benar. Mereka memenangkan lebih banyak duel, baik di udara maupun secara fisik. Apakah itu hasil kerja keras atau memang kekuatan utama mereka?" ujar Slot.

Bagi Slot, kekalahan sejati terjadi ketika tim sama sekali tidak menyentuh bola dan selalu tertinggal dalam setiap tekanan. "Bagi saya, kalah adalah jika Anda tidak menyentuh bola dan mereka terus mengoper tanpa bisa kami hentikan," jelasnya.

Namun, ia mengakui Newcastle pantas menang karena pertandingan berjalan sesuai strategi mereka. "Kami memang harus bertahan dari banyak bola panjang dan bola kedua, dan itulah kekuatan mereka." tambahnya.