Cek Fakta: Benarkah Orang dengan Gangguan Jiwa Tidak Kena Virus Corona Covid-19?

Beredar kabar orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak terkena virus corona Covid-19. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Sep 2020, 09:55 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2020, 09:30 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar tentang ODGJ Tak Kena Covid-19 (sumber: Facebook)
Gambar Tangkapan Layar Kabar tentang ODGJ Tak Kena Covid-19 (sumber: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang hanya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak terkena virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Klaim ini disebarkan akun Facebook Mar Di Mardi pada 16 April 2020.

Akun Facebook Mar Di Mardi mengunggah foto seorang pria dengan tampilan lusuh duduk di tengah jalan.

Akun Facebook Mar Di Mardi kemudian mengaitkan foto tersebut dengan klaim hanya orang gila yang tidak terkena virus corona Covid-19.

"Cuma orang gila yg gk kena corona," tulis akun Facebook Mar Di Mardi.

Konten yang disebarkan akun Facebook Mar Di Mardi telah 3 kali dikomentari warganet.

 

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang hanya orang dengan gangguan jiwa yang tidak terkena virus corona Covid-19. Penelusuran dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "orang dengan gangguan jiwa covid-19".

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai kasus beberapa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) terpapar virus corona Covid-19.

Satu di antaranya artikel berjudul "Tujuh Pasien Gangguan Jiwa di Jatim Positif Corona" yang dimuat situs cnnindonesia.com pada 3 Juni 2020 lalu.

Surabaya, CNN Indonesia -- Tujuh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Jawa Timur positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Mereka saat ini dirawat intensif di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.

"Saat ini kami merawat 7 pasien gangguan jiwa konfirmasi positif. Mungkin beberapa minggu lalu baru satu. Saat ini 7 jiwa," kata Direktur RSJ Menur dr M Hafidin Ilham di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (2/6).

Ilham mengatakan, RSJ Menur sebagian gedungnya digunakan untuk tempat perawatan pasien corona. Dari 112 tempat tempat tudir yang disediakan, 17 di antaranya dikhususkan untuk ODGJ.

Dari 17 tempat tidur tersebut, sejak pekan lalu sempat terisi 12 pasien ODGJ yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Mereka kemudian menjalani tes swab polymerase chain reaction (PCR)

"Tesnya dilakukan sebanyak dua kali, yang lima pasien negatif sehingga dipulangkan," kata Hafidin.

Liputan6.com juga menemukan artikel yang menjelaskan ODJG terinfeksi virus corona Covid-19 di wilayah lain. Adalah artikel berjudul "Dua orang dengan gangguan jiwa di Riau postitif COVID-19" yang dimuat situs antaranews.com pada 20 Juli 2020 lalu.

Pekanbaru (ANTARA) - Dua orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ di Provinsi Riau dinyatakan positif COVID-19, namun belum dipastikan dari mana penularannya.

“Ini memang hal yang baru. Ini sepertinya yang pertama kali pasien dari ODGJ di Riau,” kata Juru Bicara COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P(K) dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan, kedua ODGJ tersebut kini sudah diisolasi dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan, Kota Pekanbaru. Mereka adalah pasien baru, bukan penularan dari RSJ tersebut dan belum dipastikan dari mana sumber penularannya.

Indra Yovi mengatakan, pasien berinisial AN dan L itu warga Kabupaten Kampar yang aawalnya dicurigai terinfeksi karena hasil pemeriksaan awal rontgen ada indikasi infeksi.

Pasien AN memiliki keluhan gelisah, marah-marah, bicara sendiri, putus obat, demam, batuk, pilek, sakit pada tenggorokan, dan dari hasil rontgen dinyatakan bronkitis.

Pasien berusia 53 tahun ini menjalani pemeriksaan swab PCR (Polymerase chain reaction) pada tanggal 17 Juli 2020 dengan hasil dinyatakan Positif COVID-19.

“Belum diketahui riwayat penularan dari Nyonya AN karena tidak memiliki riwayat perjalanan dan riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19,” ujarnya.

Ia mengatakan gejala yang serupa juga ditunjukkan oleh pasien ODGJ kedua, yakni pasien L. Pasien berusia 39 tahun itu juga memiliki keluhan gelisah, marah-marah, meresahkan warga, bicara sendiri, demam, batuk, pilek, sakit pada tenggorokan, dan dari hasil rontgen dinyatakan bronkitis.

Pasien tersebut menjalani pemeriksaan swab PCR pada tanggal 18 Juli 2020 dengan hasil dinyatakan positif COVID-19, dan juga belum diketahui riwayat penularannya.

“Ini jadi pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan Kampar untuk melakukan tracing (pelacakan) pasien,” kata Indra Yovi.

Ia menambahkan, ada tren peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 di Riau dalam beberapa hari terakhir dan pada Senin ini ada penambahan 15 kasus baru. Meski begitu, kabar baiknya, ada lima pasien yang dinyatakan sudah sembuh.

“Sehingga total positif COVID-19 ada 287 kasus, terdiri dari 46 dirawat, 230 sehat dan sudah dipulangkan serta 11 meninggal dunia,” kata Indra Yovi.

 

 

Kesimpulan

Klaim tentang hanya orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak terkena virus corona Covid-19 ternyata tidak benar. Beberapa ODGJ dilaporkan terinfeksi positif Covid-19 di sejumlah daerah. Narasi yang disebarkan akun Facebook Mar Di Mardi tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya