Melawan Hoaks soal Covid-19 Seperti Melawan Hantu

Sejak awal pandemi covid-19, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga Youtube mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi hoaks.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 23 Des 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Des 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi Hoax
Ilustrasi Hoax. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya hoaks atau kabar palsu terkait pandemi virus corona covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi platform media sosial. Terlebih bentuk misinformasi terkait covid-19 sangat beragam.

Sejak awal pandemi covid-19, platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, hingga Youtube mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi hoaks. Mereka menandai, menurunkan konten, hingga menghapus akun yang menyebarkan informasi hoaks tersebut.

Namun untuk menghentikan atau mengurangi hoaks tentu tidak mudah. Pasalnya ada sebagian konten misinformasi yang memang tidak melanggar aturan kebijakan yang diterapkan.

"Faktanya platform media sosial seperti melawan hantu. Mereka melawan sosok yang tak berwujud. Tidak ada orang di luar sana yang benar-benar berkata anti-vaksin yang melanggar hukum," ujar David Broniatowski, epidemiolog dari George Washington University dilansir Vox.

"Kebanyakan dari mereka cuma bilang 'Anda tahu vaksin covid-19 terbuat dari apa?' dan itu bukan misinformasi sebenarnya. Namun sesungguhnya konten atau status seperti itu mengurangi kepercayaan pada vaksin," katanya menambahkan.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hoaks di Indonesia

banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Ambiguitas untuk konten atau postingan seperti di atas tentu membuat platform media sosial kesulitan melawannya. Apalagi konten seperti anti-vaksin misalnya dibuat dalam bentuk meme, humor, opini atau debat.

Khusus di Indonesia, Juru Bicara dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi mengatakan, dari sisi topik hoaks yang beredar, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada lebih dari 2 ribu topik hoaks mengenai covid-19.

Dedy menambahkan, hingga 20 Desember 2020, Kominfo telah menemukan adanya 38 hoaks mengenai vaksin covid-19 dan 16 diantaranya muncul di bulan Desember.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya