Penanganan Hoaks Covid-19 Butuh Peran Tenaga Medis

Untuk mengatasi peredaran hoaks Covid-19 dibutuhkan peran tenaga medis.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 12 Nov 2021, 10:06 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2021, 09:00 WIB
Banner Infografis 7 Tips Tingkatkan Kekebalan Tubuh Cegah Gelombang Ketiga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis 7 Tips Tingkatkan Kekebalan Tubuh Cegah Gelombang Ketiga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Peran tenaga medis di tengah pandemi dibutuhkan untuk memberikan edukasi tentang Covid-19 ke masyarakat. Pasalnya, hoaks tentang penyakit tersebut menjadi penyebab meluasnya penularan, sebab sebagian orang percaya pada informasi yang salah.

Edukator dan Praktisi Kesehatan, dr RA Adaninggar PN, SpPD mengatakan, peredaran hoaks seputar Covid-19 tidak kalah cepat dengan penularan penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2 tersebut. Pasalnya, lebih banyak yang menyebar hoaks dibanding fakta yang telah ditemukan.

"Hoaks enggak kalah cepat dengan virusnya, giliran faktanya sudah diberikan sedikit yang menyebarkan," kata dr Ning saat menjadi pembicara dalam acara diskusi daring "Bangkit di Massa Pandemi? Yuk Literasi Media Digital untuk Menangkal Disinformasi dan Hoax", dikutip Kamis (11/11/2021).

dr Ning menambahkan, faktor tersebut juga membuat hoaks menjadi salah satu dari lima faktor penyebab meluasnya penularan Covid-19, sebab masyarakat percaya pada informasi yang salah.

Menurut dr Ning, untuk mengatasi peredaran hoaks Covid-19 dibutuhkan peran tenaga medis, khususunya dokter melakukan edukasi seputar Covid-19 ke masyarakat. Saat ini tenaga medis yang melakukan edukasi pun masih sedikit.

"Covid ini yang dipentingkan edukasi pencegahan dan ternyata tidak banyak orang yang sadar itu, di bidang saya sendiri, jujur tidak banyak," tutur dr Ning.

dr Ning mengungkapkan, saat ini terjadi banjir informasi seputar Covid-19, kondisi ini membuat masyarakat mengalami kesulitan membedakan informasi yang benar dan hoaks, sebab itu dibutuhkan peran tenaga medis untuk melakukan edukasi.

Dia melanjutkan, informasi seputar Covid-19 yang disampaikan pemerintah pun memiliki jarak yang jauh untuk diterima masyarakat, sementara saat ini masih sedikit tenaga medis yang melakukan eduksi.

"Pemerintah menyampaikan informasi Covid gap-nya cukup besar, dokter tidak ada yang menjelaskan jadi gap ini sangat besar itulah yang mendorong saya dan tenaga medis lain untuk edukasi," katanya mengakhiri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya