Kaleidoskop 2021: Hoaks Vaksin COVID-19 Merebak di Awal Tahun

Beberapa kabar palsu atau hoaks beredar selama 2021. Beberapa di antaranya hoaks seputar vaksin Covid-19.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 21 Des 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Informasi palsu atau hoaks tentang virus corona COVID-19 masih bermunculan di media sosial selama 2021. Cek Fakta Liputan6.com mencatat, pada awal 2021 masyarakat banyak mendapat hoaks vaksin COVID-19.

Ketika itu, Indonesia tengah memulai program vaksinasi COVID-19 secara nasional. Presiden Jokowi menjadi orang yang pertama kali disuntik vaksin.

Vaksinasi terhadap Kepala Negara dilakukan di Kompleks Istana Kepresidenan pada Rabu 13 Januari 2021. Jokowi disuntik vaksin asal China, Sinovac. Acara itu disiarkan langsung dan disaksikan jutaan pasang mata.

Meski demikian, suntikan vaksin pertama vaksin tak luput dari serangan hoaks. Saat itu, muncul kabar bahwa Jokowi tidak disuntik vaksin COVID-19, melainkan vitamin B Kompleks.

Kabar ini disebarkan akun Facebook Nur Atika pada 13 Januari 2020. Akun Facebook Nur Atika mengunggah foto Presiden Jokowi yang tengah disuntik oleh seseorang. Akun Facebook Nur Atika kemudian mengaitkan foto tersebut dengan Jokowi disuntik vitamin B kompleks.

"Kepengen ketawa tapi takut dosa liat foto ini 😁

Kombi vitamin B complex raupa suntik pak de ke atau gk suntik rematik na 😂🤣," tulis akun Facebook Nur Atika.

Konten yang disebarkan akun Facebook Nur Atika telah 1 kali dibagikan dan mendapat 97 komentar warganet.

Namun setelah ditelusuri, kabar tentang Presiden Jokowi disuntik vitamin B kompleks ternyata tidak benar. Faktanya, Jokowi pada Rabu 13 Januari 2021 menerima vaksin Covid-19, Sinovac. Vaksinasi dilakukan di beranda Istana Merdeka dan disiarkan langsung.

Selain kabar Jokowi tidak disuntik vaksin COVID-19, terdapat beberapa hoaks lain yang beredar selama 2020. Berikut rangkumannya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Vaksin Sinovac Mengandung Bahan Berbahaya

Cek Fakta kandungan vaksin covid-19 buatan Sinovac
Cek Fakta kandungan vaksin covid-19 buatan Sinovac

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac. Pesan berantai tersebut ramai dibagikan sejak akhir pekan ini.

Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa vaksin Covid-19 hanya untuk kelinci percobaan dan banyak mengandung bahan berbahaya. Berikut isi pesan berantai tersebut selengkapnya;

"Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan).

Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera hijau Afrika (Jelas tidak halal), kemudian mengandung Virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll).

Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah di vaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin.

Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19:

Hasil keterangan FDA klik https://www.fda.gov/media/143557/download?fbclid=IwAR2U4e-sAyI1FmRSsxwFncalEoEoPVEoLI6y2zFLWL2Y7QtCzpToO41sMwM Hasbunallah wani'mal wakiil."

Setelah ditelusuri, pesan berantai yang berisi beberapa klaim soal vaksin covid-19 buatan Sinovac adalah hoaks.

Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto memastikan, vaksin Sinovac tidak mengandung vero cell atau sel vero. Sel vero hanya digunakan sebagai media kultur untuk proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Video Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin COVID-19

Gambar Tangkapan Layar Video yang Diklaim Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin Covid-19 (sumber: Facebook)
Gambar Tangkapan Layar Video yang Diklaim Ratusan Santri Terkapar Usai Disuntik Vaksin Covid-19 (sumber: Facebook)

Sebuah video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan akun Facebook Rizki Berkah pada 10 Januari 2021.

Dalam video tersebut tampak beberapa santri lemas. Mereka terlihat digendong dan dibawa ke suatu ruangan. Di ruangan tersebut mereka terbaring lemas. Para santri tersebut disebutkan dalam video berasal dari Pondok Pesantren Madinatul Ulum, Jember.

Akun Facebook Rizki Berkah kemudian mengklaim bahwa ratusan santri tersebut terkapar usai disuntik vaksin Covid-19.

"Akibat vaksin hampir 100 anak santri terkapar, harus ditelusuri, jangan2 ini Suntik vaksin covid-19," tulis akun Facebook Rizki Berkah.

Konten yang disebarkan akun Facebook Rizki Berkah telah 14 kali ditonton warganet.

Setelah ditelusuri, video yang diklaim ratusan santri terkapar usai disuntik vaksin Covid-19 ternyata tidak benar.

Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa ratusan santri yang mengalami gangguan kesehatan usai disuntik vaksin difteri pada Februari 2018 silam.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin COVID-19 Merekayasa Genetik

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Covid-19 merekayasa genetik
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim vaksin Covid-19 merekayasa genetik

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin Covid-19 merekayasa genetik. Klaim vaksin Covid-19 merekayasa genetik, diunggah akun Facebook Mikha Maringka, pada 6 Januari 2021.

Unggahan tersebut berupa rangkaian tangkapan layar yang berisi tulisan sebagai berikut:

"Ada seorang sukarelawan yang telah disuntik dengan Vaksin Covid-19 mengatakan....

Mereka telah membuat rasa hadirat Tuhan hilang dari saya..

Jiwa saya terasa kosong dan mati

Alasan kenapa orang ini mengatakan bahwa ia sudah tidak bisa merasakan hidarat Tuhan dan jiwanya terasa kosong dan mati....

Karena benar kata beberapa orang doktor bahwa vaksi ini ada mRNA

Dan mRNA pada vaksin ini akan mengubah DNA di dalam tubuh manusia

dan menyuntik kedalam tubuh kita Sesuatu yang tidak berasal dari manusia

dan mengubah kita dari seorang manusia menjadi bukan manusia lagi

Seakan-akan jiwa kita sudah disingkirkan

Banyak orang telah bersaksi dan mengatakan bahwa vaksin ini adalah tanda binatang anti-kristus 666"

Unggahan tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Ternyata so ada eh teknologi rekayasa genetik for manusia cuma deng suntik vaksin.Cukupkan kebiongoan ini."

Setelah ditelusuri, klaim vaksin Covid-19 merekayasa genetik tidak benar. Pakar vaksin mengingatkan agar masyarakat hati-hati dengan informasi hoaks seputar vaksin.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin COVID-19 Mengandung Polisorbat 80 Berbahaya

Cek Fakta Polisorbat pada vaksin covid-19
Cek Fakta Polisorbat pada vaksin covid-19

Beredar di media sosial postingan soal bahaya vaksin karena mengandung Polisorbat 80. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya bernama Marissa Payton. Dia mempostingnya di Facebook pada 3 Januari 2021.

Dalam postingannya terdapat gambar dengan tulisan

"Vaccines Dirty Little Secret!! Polysorbate 80. This chemical emulsifier suppresses the immune system and bypasses the blood brain barrier which can cause ANAPHYLACTIC SHOCK, ENCEPHALITIS and INFERTILITY."

atau dalam Bahasa Indonesia

"Rahasia kotor vaksin!! Polysorbate 80. Pengemulsi kimiawi ini menekan sistem kekebalan dan melewati sawar darah otak yang dapat menyebabkan anafilaksis, radang otak dan kemandulan."

Setelah ditelusuri, postingan yang menyebut vaksin covid-19 yang mengandung polisorbat berbahaya adalah tidak benar.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Bill Gates Sebut 700 Ribu Orang Meninggal Dunia Akibat Vaksin COVID-19

Klaim perkataan Bill Gates
Klaim perkataan Bill Gates yang menyebut 700 ribu orang bakal meninggal karena vaksin covid-19. (Facebook

Pengguna sosial media membagikan klaim yang disebut-sebut pernyataan dari Bill Gates, pendiri Microsoft. Disebutkan kalau Bill Gates mengatakan, akan ada banyak orang yang meninggal akibat vaksin covid-19 yang saat ini sedang dilakukan pemerintah dunia untuk memerangi pandemi.

Salah satu pengguna Facebook yang membagikan klaim ini adalah Pieter Klaggen Engelbrecht. Disebutkan dalam klaim, Bill Gates mengatakan ada 700 ribu orang yang bakal meninggal dunia karena vaksin covid-19.

Begini narasinya:

"Bill Gates akui: 700.000 orang akan dirugikan atau dibunuh oleh vaksin virus corona.

Ketika terburu-buru mengembangkan satu, dua, atau bahkan tujuh vaksin berbeda untuk virus corona covid-19, miliader Bill Gates secara terbuka mengakui ada lebih 700 ribu orang bisa cedera atau meninggal akibat hal ini."

Pieter Klaggen Engelbrecht juga memposting artikel yang ada di website Human Are Free berjudul: "Bill Gates Admits: 700,000 People Will Be Harmed Or Killed By Coronavirus Vaccines", yang dipublikasikan pada Mei 2020.

Setelah ditelusuri, klaim yang menyebut Bill Gates mengatakan ada 700 ribu orang yang bakal meninggal dunia karena vaksin covid-19 merupakan informasi yang salah.

Faktanya, Bill Gates mengatakan akan ada 700 ribu orang dari 7 miliar penduduk dunia yang bakal merasakan efek samping dari vaksinasi.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin COVID-19 Berisi Robot Nano dan Chip RFID

Klaim vaksin berisi robot nano dan chip RFID
Klaim vaksin berisi robot nano dan chip RFID. (Facebook)

Pada 24 Januari 2021, pengguna Facebook atas nama James Bowie membagikan klaim yang menyebut di dalam vaksin terdapat robot nano dan chip RFID. Dia juga mengklaim kalau vaksin bisa mempunyai efek samping yang sangat parah.

Begini klaim James Bowie soal vaksin terdapat robot nano dan chip RFID:

Efek samping vaksin ada yg jangka pendek. dan ada juga yg jangka panjang terjadi nya Yg jangka pendek: LUMPUH DAN MENINGGAL

Yang jangka panjang : WABAH PENYAKIT JENIS BARU

(Tunggu saat robot nano di dalam vaksin di gabungin dengan CHIP RFID buat alat segala transaksi yg di tanam dalam tubuh dan Jaringan hape 5G udah mulai digunakan dengan menyeluruh)"

Klaim itu mendapat banyak reaksi dari netizen, yakni 38 like dan 39 komentar hingga saat ini.

Setelah ditelusuri, klaim vaksin covid-19 terdapat robot nano dan chip RFID serta bisa menyebabkan wabah baru hingga meninggal dunia merupakan informasi yang hoaks.

Vaksin sangat aman digunakan untuk melawan covid-19. Vaksin juga tidak terdapat robot nano hingga chip RFID yang menyebabkan orang bisa lumpuh hingga meninggal dunia.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin Tidak Kebal Menghadapi Virus Corona COVID-19

Klaim vaksin masih bisa tularkan virus
Klaim vaksin masih bisa tularkan virus. (Facebook)

Pengguna Facebook atas nama Lois Lois menyebut vaksinasi covid-19 percuma dilakukan. Dia mengklaim kalau vaksin masih bisa membuat seseorang tertular virus.

Dia mengunggah vaksin tidak kebal menghadapi virus pada 28 Januari 2021. Hingga saat ini, klaim yang dia buat mendapat 480 respons, 77 komentar, dan 100 kali dibagikan.

Begini narasinya:

"Setelah di Vaksin Masih bisa ketularan Virus.

Gak bisa kebal!

Trus ngapain harus di Vaksin?

(Saya menangis hik)".

Setelah ditelusuri, klaim yang menyebut vaksin tidak kebal melawan virus dan masih bisa menularkan virus tidak benar.

Faktanya, vaksin butuh waktu untuk membentuk antibodi agar seseorang tidak terinfeksi atau dampak yang serius dari infeksi dari sebuah penyakit.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin Sinovac Ilegal karena Tak Bersertifikasi WHO

Cek Fakta vaksin covid-19 Sinovac ilegal
Cek Fakta vaksin covid-19 Sinovac ilegal

Beredar di media sosial posting-an terkait vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang diklaim ilegal karena tak bersertifikasi WHO. Posting-an itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Navya Qaila Putri. Dia mengunggahnya di Facebook pada 11 April 2021.

Berikut isi posting-annya:

"Entah memang Dungu, atau memang G*bl** Kementrian Kesehatan akhirnya Menelan kerugian yang lumayan besar.Setelah Menggelontorkan Dana sebesar 20,9 Triliun untuk membayar Vacsin Sinovac buatan China, Ternyata Vacsin Sinovac tersebut Ilegal karena tidak Bersertifikat WHO"

Postingan itu disertai dengan gambar tangkapan layar artikel berita berjudul: "Menkes Ajukan Anggaran Rp 20,9 T untuk Bayar Vaksin Sinovac" dan "Sinovac Tak Bersertifikasi WHO, Jemaah yang Divaksin Pakai Itu Dilarang Umrah?"

Setelah ditelusuri, postingan yang mengklaim vaksin Sinovac ilegal karena tidak bersertifikasi WHO adalah salah.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Vaksin COVID-19 Pfizer Bakal Ditambah Chip Microsoft

Cek Fakta chip di vaksin covid-19 buatan Pfizer
Cek Fakta chip di vaksin covid-19 buatan Pfizer

Beredar di media sosial postingan terkait vaksin covid-19 buatan Pfizer akan diupgrade dengan memasangkan chip dari Microsoft untuk mengurangi gejala. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Karon LeMay Holley. Dia mengunggahnya di Facebook pada 25 April 2021.

Dalam postingannya terdapat potongan judul artikel berita "Pfizer Announces COVID-19 Vaccine Upgrade, Now Includes Microsoft Chip For Reduced Symptoms".

Atau dalam Bahasa Indonesia "Pfizer Mengumumkan Peningkatan Vaksin COVID-19, Sekarang Termasuk Chip Microsoft Untuk Mengurangi Gejala"

Setelah ditelusuri, postingan yang menyebut vaksin covid-19 buatan Pfizer akan diupgrade dengan memasangkan chip dari Microsoft untuk mengurangi gejala adalah hoaks.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya