Liputan6.com, Jakarta - Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko demensia pada manusia. Studi epidemiologi menemukan hubungan antara paparan polutan udara seperti partikel halus dan gas nitrogen dioksida dengan peningkatan risiko demensia pada orang yang tinggal di daerah yang terkena polusi udara tinggi.
Polusi udara dapat merusak jaringan otak dan memicu peradangan kronis yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan mempercepat proses penuaan otak. Studi juga menunjukkan bahwa paparan polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, yang juga dikaitkan dengan risiko demensia.
Baca Juga
Menghirup polusi udara mikroskopis dapat meningkatkan risiko demensia, menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan kesehatan masyarakat di Harvard. Partikel mikroskopis atau dikenal sebagai PM 2.5 dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Advertisement
“Hubungan antara polusi udara mikroskopis dengan otak dan demensia merupakan hal yang relatif baru,” kata Cecil K. dan Philip Drinker, Profesor epidemiologi dan fisiologi lingkungan di Harvard.
“Demensia adalah masalah besar di seluruh dunia. Jika kita dapat mengurangi paparan terhadap partikel-partikel ini, kita dapat mengurangi beban demensia." lanjutnya.
Dilansir dari laman Washington Post, Rabu (12/4/2023), menurut penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal (BMJ), menemukan bukti yang konsisten tentang hubungan antara PM 2.5 dan demensia, bahkan ketika paparan tahunan seseorang kurang dari 12 mikrogram per meter kubik udara, yang merupakan standar Badan Perlindungan Lingkungan saat ini.
Hasil dari penelitian tersebut, sebanyak 99% populasi global terpapar PM 2.5 atau polusi partikel mikroskopis yang dianggap tidak sehat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian Mengenai Keterkaitan Polusi Udara dan Demensia
Para ilmuwan Harvard meneliti penelitian yang menggunakan metode yang dikenal sebagai pemastian kasus aktif, yang merupakan sebuah proses di mana setiap peserta melakukan pemeriksaan ekstensif untuk memastikan diagnosis demensia. Pendekatan ini lebih akurat daripada penahanan kasus pasif, yang merupakan pemeriksaan acak.
Para peneliti juga menggunakan perangkat lunak yang lebih tepat untuk menghilangkan bias yang dapat memengaruhi hasil, misalnya ketidaksetaraan dalam akses layanan kesehatan dan tingkat paparan polutan.
Peneliti menemukan peningkatan risiko demensia sebesar 17 persen untuk setiap peningkatan dua mikrogram per meter kubik udara dari paparan PM 2.5 tahunan, serta peningkatan risiko yang lebih kecil akibat menghirup nitrogen oksida dan nitrogen dioksida, polutan yang paling sering dihasilkan dari kendaraan bermotor.
Advertisement
Bagaimana Polusi Udara Mempengaruhi Perkembangan Demensia?
Tidak jelas bagaimana polusi udara memengaruhi perkembangan demensia. Ada hipotesis yang mengatakan bahwa partikel-partikel yang terdapat pada polutan yang sangat kecil masuk ke dalam tubuh dan menembus sistem peredaran darah sehingga berdampak pada sistem kerja otak.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hal ini mungkin terkait dengan peradangan kronis dalam tubuh, atau penumpukan kadar beta amiloid dalam darah. Otak pasien penyakit Alzheimer sering kali memiliki kadar beta amiloid abnormal yang menggumpal dan membentuk plak yang mengganggu neuron dan fungsi sel.
"Data ini menggambarkan bahwa ada banyak faktor dalam perjalanan hidup yang dapat berkontribusi pada risiko demensia, dan ini termasuk lingkungan," kata Edelmayer.
"Kebanyakan orang tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol atau mempengaruhi kualitas udara yang mereka hirup di lingkungan mereka, jadi ini bukan risiko pribadi yang dapat mereka kelola sendiri," kata Christina Prather, direktur klinis Institut Kesehatan Otak dan Demensia Universitas George Washington.
Demensia adalah penyakit yang kompleks dan banyak faktor yang berkontribusi pada risiko terjadinya. Oleh karena itu, polusi udara bukan satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan demensia dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara polusi udara dan demensia secara lebih mendalam.
Polusi Udara Tidak Hanya Menyebabkan Risiko Demensia
Banyak penelitian yang mengaitkan polusi udara dengan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan stroke, berat badan rendah, masalah peredaran darah, kematian akibat kanker paru-paru, perburukan asma, diabetes, penurunan kognitif dan cacat lahir, bahkan kematian dini. Penelitian juga mengaitkan paparan polusi udara dengan efek sosial seperti penyalahgunaan zat, melukai diri sendiri, bunuh diri, dan kejahatan.
"Meta-analisis ini memperkuat keyakinan saya bahwa mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil adalah intervensi paling penting yang dapat kita lakukan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Studi ini membantu kita membawa kesehatan kognitif ke garis depan pembicaraan tentang manfaat yang kita peroleh dari transisi cepat ke ekonomi energi bersih." kata Gaurab Basu, seorang dokter dan Health Equity Fellow di Center for Climate, Health and the Global Environment di Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Advertisement