Oman Tingkatkan Investasi Kripto untuk Jadi Pusat Digital di Timur Tengah

Pemerintah Oman mengungkapkan niatnya untuk melakukan investasi baru senilai USD 800 juta atau setara Rp 12,2 triliun.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Agu 2023, 07:29 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2023, 07:29 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Kesultanan Oman, yang memiliki posisi strategis di pantai tenggara Semenanjung Arab, sedang mengintensifkan integrasi mata uang kripto, didukung oleh serangkaian investasi bernilai jutaan dolar pada bulan ini.

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (30/8/2023), sebagai bagian dari strateginya untuk memposisikan dirinya sebagai pusat digital di kawasan yang kompetitif, Oman telah mengumumkan investasi signifikan dalam operasi penambangan mata uang kripto.

Pada Agustus, pemerintah Oman mengungkapkan niatnya untuk melakukan investasi baru senilai USD 800 juta atau setara Rp 12,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.253 per dolar AS) dalam penambangan mata uang kripto. 

Khususnya, pada 23 Agustus, perjanjian senilai USD 300 juta atau setara Rp 4,5 triliun dengan Phoenix Group di Abu Dhabi diumumkan. Dengan Green Data City, organisasi penambangan kripto resmi pertama di Oman, kemitraan ini berupaya menciptakan lahan penambangan kripto berkapasitas 150 megawatt. 

Pertambangan ini akan dibuka untuk bisnis pada tahun berikutnya. Muscat telah menyetujui fasilitas senilai USD 370 juta atau setara Rp 5,6 triliun yang dijalankan oleh Exahertz International yang diharapkan dapat menampung 15,000 mesin pertambangan tambahan pada Oktober 2023.

Menteri Transportasi, Komunikasi dan Teknologi Informasi Oman, Said Hamoud al-Maawali memuji investasi ini sebagai tonggak penting dalam meningkatkan ekonomi digital negaranya.

Cerminkan Penerimaan Kripto di Negara-Negara Muslim

Proyek kripto di Oman sesuai dengan tren yang lebih besar di negara-negara Timur Tengah yang menerima mata uang kripto. Tindakan Oman mencerminkan meningkatnya penerimaan mata uang kripto di negara-negara mayoritas Muslim, meskipun ada kekhawatiran mengenai kesesuaiannya dengan prinsip perbankan Islam. 

Timur Tengah dan Afrika Utara diidentifikasi oleh Chainalysis sebagai pasar kripto dengan pertumbuhan tercepat pada 2022, yang menunjukkan pasar mata uang kripto berkembang pesat di kawasan ini.

Uni Emirat Arab menonjol sebagai pusat ramah kripto meskipun ada pendekatan legislatif yang berbeda di negara-negara mayoritas Muslim, sementara negara-negara lain seperti Turki memiliki kebijakan rumit yang mengizinkan perdagangan tetapi membatasi penggunaan untuk pembayaran.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya