Robert Kiyosaki Prediksi Prospek Obligasi Bakal Gelap, Sarankan Pindah ke Bitcoin

Pada April, Robert Kiyosaki memperkirakan bitcoin bisa mencapai USD 2,3 juta dan memperkirakan BTC akan mencapai USD 100.000 pada September 2024.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Mei 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali dengan memberikan lebih banyak nasihat investasi untuk investor. Dia memperingatkan pasar obligasi sedang ambruk dan investor harus beralih pada aset nyata, seperti bitcoin

Kiyosaki memposting di platform media sosial X pada Minggu, 26 Mei 2024 mengatakan kebohongan terbesar yang dikatakan para perencana keuangan kepada para investor yang mudah tertipu yaitu Obligasi adalah aset yang aman.

Dia menjelaskan investor yang canggih pun akan mengalami kerugian jika Obligasi AAA jatuh ketika real estat komersial ambruk. Terkait ini, Kiyosaki menyarankan beberapa aset lain untuk beralih dari Obligasi.

“Yang terbaik adalah masuk ke aset riil yang lebih aman seperti emas, perak, dan bitcoin sebelum harganya meledak,” kata Kiyosaki dalam postingannya di X, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (30/5/2024).

Penulis terkenal ini secara konsisten memperingatkan akan terjadinya kehancuran pasar saham dan obligasi, menyarankan investor untuk membeli emas, perak, dan bitcoin. 

Pada April, dia memperkirakan bitcoin bisa mencapai USD 2,3 juta dan memperkirakan BTC akan mencapai USD 100.000 pada September 2024. 

Dia juga sering mendesak investor untuk meninggalkan dolar AS demi bitcoin, mengingat mata uang fiat sebagai uang palsu. Pada Maret, dia menggambarkan BTC sebagai aset sempurna pada waktu yang tepat dan menyebut USD sebagai skema Ponzi raksasa.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pasar Kripto Diramal Redup Pekan Ini

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Sebelumnya, pasar kripto mencatat kenaikan signifikan minggu lalu di tengah sentimen bullish. Persetujuan ETF Ethereum spot AS membuat Bitcoin bersama dengan sebagian besar altcoin menguat minggu lalu di tengah meningkatnya optimisme. 

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan terdapat beberapa volatilitas, terutama karena investor mengambil jeda dan mencari kejelasan lebih lanjut. 

Di awal pekan ini, harga Bitcoin bahkan sempat mendapatkan kembali level USD 70.000 karena kabar Bursa Eropa menguat yang dipicu ekspektasi pemangkasan suku bunga European Central Bank (ECB). 

“Namun, kenaikan tersebut tidak berlangsung lama, dan BTC kembali ditekan oleh tren penurunan sehingga kembali diperdagangkan di bawah level USD 70.000,” kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Rabu (29/5/2024).

Ia menambahkan, Bitcoin harus bertahan di atas level support utama di USD 66.000 untuk menjaga momentum bullish, namun hambatan seperti data inflasi PCE AS dan banyaknya pidato pejabat The Fed dapat menghilangkan sentimen positif dari pasar. 

Pidato Pejabat AS

Fyqieh menuturkan pekan ini, semua perhatian masih tertuju pada serangkaian pidato pejabat The Fed, yang diantisipasi untuk mendapatkan wawasan mengenai kebijakan suku bunga AS di masa depan. 

Sementara itu, para pelaku pasar sangat menantikan sinyal di tengah indikasi menurunnya inflasi AS. Pidato yang dijadwalkan meliputi Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, Gubernur Fed Lisa Cook, dan Presiden Fed San Francisco Mary Daly pada 28 Mei.

“Pelaku pasar kripto juga akan terus memantau perkembangan dampak potensial terhadap harga aset di tengah berkembangnya sentimen ekonomi dan pertimbangan kebijakan,” jelasnya.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya