Tips Ngabuburit Sehat untuk Penyandang Disabilitas Pengguna Kursi Roda Selama Ramadhan

Bagi sebagian warga Indonesia termasuk penyandang disabilitas, kegiatan ngabuburit menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan selama Ramadhan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Apr 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi Ngabuburit Sehat untuk Penyandang Disabilitas Pengguna Kursi Roda Selama Ramadhan
Ilustrasi Ngabuburit Sehat untuk Penyandang Disabilitas Pengguna Kursi Roda Selama Ramadhan. Foto: Dokumen penyandang disabilitas daksa Zulhamka Julianto Kadir.

Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian warga Indonesia termasuk penyandang disabilitas, kegiatan ngabuburit menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan selama Ramadhan.

Ngabuburit dikenal sebagai kegiatan menghabiskan waktu sore menjelang buka puasa dengan berbagai hal. Misalnya berburu makanan untuk berbuka, jalan-jalan santai, atau olahraga.  

Bagi sebagian penyandang disabilitas, ngabuburit dapat menjadi tantangan jika harus mendatangi tempat yang terlalu ramai dengan fasilitas yang kurang akses.

Maka dari itu, Dokter spesialis kedokteran fisik, dan olahraga dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Adri Fauzan merekomendasikan kegiatan ngabuburit yang cocok dan sehat bagi penyandang disabilitas khususnya yang menggunakan kursi roda.

“Pada prinsipnya sama dengan orang yang bukan penyandang disabilitas, kegiatan sehat yang dapat dilakukan adalah olahraga dengan 3 komponen dan memiliki fungsi meningkatkan kemampuan masing-masing komponen latihan tersebut,” ujar Adri kepada Disabilitas Liputan6.com melalui pesan teks ditulis Selasa (19/4/2022).

Tiga komponen yang dimaksud Adri adalah stretching exercises (latihan peregangan), strengthening exercises (latihan penguatan), aerobic exercises (latihan kardio). Ketiga komponen ini termasuk dalam latihan fisik.

Sebelumnya, ia menjelaskan perbedaan antara aktivitas fisik dengan latihan fisik atau olahraga.

Aktivitas fisik adalah jenis aktivitas yang pertama ada dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan sehari-hari dalam mengurus rumah dapat membantu membakar kalori yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi.

Misalnya mencuci baju, mengepel, jalan kaki, membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain dengan anak, dan sebagainya.


Minimalisasi Potensi Jatuh

Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Sedangkan, latihan fisik adalah jenis aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan terencana misalnya jalan kaki, jogging, push up, peregangan, senam aerobik, bersepeda, dan sebagainya.

Dilihat dari kegiatannya, latihan fisik memang seringkali disatukategorikan dengan olahraga. Prinsip latihan fisik terdiri dari 3 komponen yakni stretching exercises (latihan peregangan), strengthening exercises (latihan penguatan), aerobic exercises (latihan kardio).

Olahraga dengan tiga komponen menjadi salah satu cara sehat untuk ngabuburit bagi penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda. Cara ini baik pula dilakukan oleh non disabilitas. Hanya saja, yang membedakan adalah pengguna kursi roda memiliki risiko jatuh yang tinggi, sehingga perlu mewaspadai adanya kemungkinan jatuh.

“Jangan sampai terjadi patah tulang, cedera kepala, cedera jaringan lunak (sprain/strain). Selain itu pengguna kursi roda lebih banyak menggunakan ekstremitas atas, sehingga perlu dipertimbangkan kegiatan yang dominan menggunakan ekstremitas atasnya, seperti bermain basket, tenis meja, bulu tangkis, dan lainnya.”


Sesuaikan Durasi

Ilustrasi durasi olahraga bagi penyandang disabilitas
Asian Para Games merupakan ajang olahraga untuk atlet disabilitas. Ajang ini digelarsetiap empat tahun sekali.2.831 atlet dari 43 negara ambil bagian dalam ajang pertandingan yang menggelar 531 nomor pertandingan dalam 18 cabang olahraga.

Terkait durasi olahraga bagi pengguna kursi roda di Bulan Ramadhan, Adri menyarankan untuk disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.

“Untuk menentukan durasi olahraga pada masing-masing orang sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan orang tersebut,” ujar Adri.

Walau demikian, ada pula durasi olahraga yang baik menurut penelitian.

“Secara penelitian pada orang yang sedentary fit (kurang aktif) sebaiknya dilakukan 20-40 menit, sedangkan pada orang yang aktif dapat dilakukan 30-60 menit.”

Namun, prinsipnya perlu menghindari lebih dari 60 menit karena dapat mengakibatkan kondisi yang disebut dengan over training. Ini dapat memicu stres fisik yang kemudian mengakibatkan penurunan fungsi imunitas, timbul mediator inflamasi/peradangan, kelelahan pada otot dan jantung-paru.

“Terkecuali pada individu dengan athlete fit, yakni seorang atlet atau individu yang sedang mengikuti turnamen yang perlu ditingkatkan performanya, boleh saja durasi olahraga lebih dari 60 menit.”


Ngabuburit Sambil Olahraga

FOTO: Semangat Kompetisi Wanita Penyandang Disabilitas Yaman dalam Olahraga Basket
Wanita penyandang disabilitas mengambil bagian dalam kejuaraan bola basket kursi roda lokal di Sanaa, Yaman, 8 Desember 2019. Sanaa telah berada di bawah kendali pemberontak sejak 2014. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk berolahraga di Bulan Ramadhan bagi penyandang disabilitas pengguna kursi roda?

Menjawab pertanyaan tersebut ia mengatakan, sama halnya dengan orang yang bukan penyandang disabilitas, sebaiknya olahraga ketika bulan Ramadhan dilakukan pada:

-Menjelang berbuka atau saat ngabuburit

-Malam hari (hindari terlalu larut)

-Sebelum sahur untuk menghindari terjadinya dehidrasi ataupun hipoglikemia (kondisi menurunnya kadar gula dalam darah) selama puasa.

 

 

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya