1 Jenazah Korban Banjir Bandang Malaysia Dipulangkan ke Tanah Air

Jenazah salah satu dari tiga korban banjir dan tanah longsor di Cameron Highlands atas nama Hanipan, dipulangkan ke Surabaya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Nov 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2014, 20:00 WIB
Ilustrasi longsor.
Ilustrasi longsor.

Liputan6.com, Pahang - Jenazah salah satu dari tiga WNI korban banjir dan tanah longsor di Cameron Highlands atas nama Hanipan, dipulangkan ke Surabaya melalui Jakarta Sabtu sore. Diperkirakan tiba di Kota Pahlawan itu pada tengah malam nanti.

Sementara istri korban tanah longsor akibat banjir bandang itu, Sunami, untuk sementara ditampung di KBRI Kuala Lumpur menunggu pengurusan exit permit karena yang bersangkutan tidak memiliki izin tinggal yang sah (undocumented).

"Sedangkan korban suami istri atas nama Suwalis dan Yunita (sebelumnya ditulis Suwalif) masih dalam proses, karena KBRI Kuala Lumpur masih mencari nama dan alamat keluarga di Jember. Untuk sementara jenazah disimpan di rumah sakit Cameron Highlands," demikian keterangan KBRI Kuala Lumpur Malaysia Sabtu (8/11/2014).

Menurut laporan staf KBRI Kuala Lumpur yang sudah berada di lokasi bencana, tidak ditemukan adanya WNI lain yang menjadi korban. Pengecekan di lokasi penampungan pengungsi juga hasilnya nihil.

Sejauh ini, Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno menginstruksikan staf KBRI yang berada di lokasi bencana untuk melakukan pendataan sekiranya ada WNI yang memerlukan bantuan.

"Seluruh WNI terus waspada dan menjauh dari daerah yang rawan banjir dan tanah longsor. Mengingat cuaca yang tidak menentu berpotensi menimbulkan bencana susulan," imbau Dubes Herman.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor di Cameron Highlands terjadi Rabu 5 November malam setelah meluapnya waduk (dam) Sultan Abu Bakar karena curah hujan yang tinggi.

Dilaporkan bencana ini menelan 5 korban jiwa -- termasuk 3 WNI -- dan kerusakan sejumlah rumah dan properti.

WNI yang bekerja Cameron Highlands banyak tinggal di bedeng-bedang pinggir sungai yang rawan terkena bencana banjir.

Diperkirakan ada sekitar 1.000 WNI tinggal di wilayah tersebut yang pada umumnya bekerja di sektor perkebunan bunga dan buah-buahan. Dalam musibah tahun lalu, selain memberikan bantuan pangan, pihak KBRI juga melakukan penggantian paspor kepada sekitar 200 WNI yang paspornya rusak karena banjir bandang. (Ant/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya