Putin Perintahkan Pembajakan MH370 ke Kazakhstan?

MH370 diduga mendarat di Yubileyniy, bagian dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan. Namun, pihak Rusia membantah mentah-mentah.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 05 Mar 2015, 13:42 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2015, 13:42 WIB
Jelang Peringatan 1 Tahun, Malaysia Airlines RIlis Laporan MH370
Departemen Penerbangan Sipil Malaysia dilaporkan akan merilis laporan sementara terkait penyelidikan Malaysia Airlines MH370 pada 7 Maret.

Liputan6.com, Jakarta - Setahun sudah Malaysia Airlines Penerbangan MH370 lenyap tanpa jejak, tak ada puing, jasad, juga petunjuk. Menyisakan misteri, duka mendalam keluarga korban -- dan yang tak ketinggalan -- teori, serta spekulasi.

Teori baru, yang kontroversial, muncul dari jurnalis sains yang meriset hilangnya MH370, Jeff Wise. Ia menjelaskan konsepnya dalam buku online 'The Plane 'That Wasn't  There' yang dirilis bulan lalu, juga menuangkannya dalam feature yang terdiri atas 4.000 kata di New York magazine.

MH370 menghilang pada 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China. Para penyelidik yakin, pesawat itu terbang ke utara atau selatan di sepanjang 'arc' (busur), yang ditentukan berdasarkan ping elektronik yang ditangkap satelit.

Insiden itu bukan kecelakaan biasa. Sebab, pesawat diduga sengaja dibelokkan keluar dari rute yang telah ditentukan.

Salah satu aspek dalam data, yang disebut "burst frequency offset" (BFO), yang mengukur perubahan panjang gelombang sinyal, menjadi dasar para ahli menyimpulkan bahwa MH370 mengudara di sepanjang busur selatan. Pesawat milik maskapai pelat merah negeri jiran itu dinyatakan berakhir di Samudera Hindia sebelah selatan, dekat Perth, Australia.

Namun, pencarian besar-besaran, menggunakan dana 89,9 juta dolar Australia tersebut belum membuahkan hasil.

Soal temuan ahli, Wise berpendapat, data-data tersebut bisa jadi diotak-atik oleh pembajak. Menurut dia, electronics bay yang ada dalam Boeing 777 bisa diakses melalui lubang palka di depan kabin kelas utama.

Meski data dari perangkat itu mungkin tak bisa diotak atik dalam kondisi apapun, bisa jadi, pembajak memainkan model peralatan satelit yang ada di MH370.

"Sekali aku menyingkirkan data BFO yang bermasalah, kebetulan yang tak bisa dijelaskan dan ketidakcocokan data juga tersingkir," tulis Wise di New York magazine, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, Kamis (5/3/2015). "Jawaban atas misteri itu secara terduga sangat sederhana. Pesawat itu pastilah terbang ke utara."

Salah satu hal yang mencurigakan adalah sistem komunikasi satelit MH370 sempat dimatikan, lalu kembali online 3 menit kemudian. Hal itu diduga dilakukan dengan sengaja oleh pembajak.

"Mereka mematikan komunikasi satelit dengan tujuan memberikan jejak palsu yang justru menjauhkan dari rute pesawat yang sebenarnya," kata dia seperti dikutip dari News.com.au.

Wise juga mengklaim, MH370 mendarat di sebuah lapangan terbang bernama Yubileyniy, bagian dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.

Baikonur selama ini disewa oleh Rusia dan menjadi bandar antariksa yang sibuk. Sebaliknya, menurut Wise, Yubileyniy tak lagi digunakan selama beberapa dekade dan sudah 'dibongkar' beberapa bulan sebelum Maret 2014.

Ia juga berusaha menginvestigasi warga negara Rusia dan 2 WN Ukraina yang ada di dalam MH370. Namun, "Tak ada bukti bahwa mereka membajak pesawat."

Rusia, menurut dia, memiliki satelit dan kemampuan teknologi untuk melakukannya.  Lantas apa alasannya? Menurut Wise, Putin mungkin ingin menggunakan Mh370 untuk menyakiti hati pihak Barat dan Sekutunya. Apalagi, AS telah memberlakukan sanksi atas Rusia beberapa hari sebelum pesawat itu lenyap.

"Mungkin ia mengejar rahasia penting yang dipegang salah satu penumpang. Atau ada hal yang krusial yang strategis yang dipegang salah satu orang di dalam MH370. Atau, ia berencana membuat pesawat itu muncul tiba-tiba suatu saat nanti dan mengisinya dengan bahan peledak," kata Wise, berspekulasi.

"Sulit untuk menentukan motif yang mungkin di balik aksi yang nampaknya tak mendatangkan keuntungan itu," kata dia.

Namun, Wise mengakui, teorinya yang kompleks memiliki kelemahan dari sisi rasionalitas. Ia juga tak bisa menjelaskan apa yang terjadi setelah pesawat 'mendarat'.

Wise juga tak busa meyakinkan sesama anggota Independent Group -- serangkaian ahli teknik dan ilmuwan yang bekerja bersama di dunia maya untuk memecahkan teori MH370.

Apapun, Wise tak yakin, MH370 berada di kedalaman Samudera Hindia.

Selanjutnya: Bantahan Pihak Rusia...

Bantahan Pihak Rusia

Bantahan Pihak Rusia


Teori Wise memang fantastis. Namun, tak semua sepakat. Ahli penerbangan, Sylvia Wrigley mengatakan, ide bahwa para pembajak secara sengaja memalsukan data untuk mengecoh para penyelidik adalah, 'gila' dan 'tak terbayangkan canggihnya'.

Wrigley juga mempertanyakan kesimpulan Wise bahwa terbang di sepanjang perbatasan negara adalah cara terbaik mengelak dari radar. "Apalagi, Baikonur adalah lapangan terbang yang sibuk. Penuh dengan para ilmuwan, orang asing, bahkan pegawai Inmarsat yang pasti akan menyadari jika ada hal yang tak biasa terjadi."

Bukan itu saja teori konspirasi tentang hilangnya MH370. Sebelumnya muncul spekulasi, pesawat tersebut dibawa ke sebuah pulau terpencil, Diego Garcia; dibajak Taliban, atau ditembak jatuh militer AS. 



Meski belum ada bantahan langsung dari pihak Putin, sejumlah media Rusia menentang apa yang dikatakan Wise.

"Propaganda Anti-Rusia terkait Malaysia Airlines MH17 saja benar-benar buruk. Kini, analis penerbangan menuding Rusia atas hilangnya MH370, dan itu ditelan mentah-mentah media Barat," kata Nebojsa Malic seperti dimuat Russia Today.

"Tak hanya bahwa Baikonur bukanlah area rahasia seperti Area 51, semua pesawat luar angkasa menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengudara dari sana," kata analis kebijakan luar negeri Antiwar.com dan Strategic Culture Foundation itu. (Ein/Riz)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya