Liputan6.com, Jakarta Setelah 25 tahun lamanya, teleksop Hubble masih memberikan kejutan-kejutan kepada manusia. Teleskop Hubble mengalami gonjang-ganjing pada awalnya, baik dari segi teknis karena cermin yang cacat, maupun dari pendanaan yang nyaris membuat bangkrut NASA.
Merujuk kepada New York Times, teleskop ini merupakan mimpi seorang ahli perbintangan, Lyman Spitzer Jr, pada tahun 1946. Ia mengandaikan adanya suatu teleskop raksasa di luar angkasa sehingga dapat meneropong ke sasaran-sasaran yang sangat jauh tanpa terganggu oleh atmosfer bumi. Apalagi dengan kemampuan menangkap sinar ultra ungu maupun infra merah.
Diperlukan waktu selama lebih dari 30 tahun supaya pembuatan teleskop itu mendapatkan persetujuan legislatif di Amerika Serikat. Teleskop itu kemudian diluncurkan menggunakan pesawat ulang-alik Discovery pada 25 April 1990. Namun masih ada cacat pada cerminnya sehingga hasilnya tidak dapat melihat secara fokus.
Advertisement
Cermin bergaris tengah sekitar 2,4 meter itu dibuat tanpa suatu pengujian yang penting untuk menghemat biaya dan dipoles terlalu tebal 0,0001016 milimeter. Cacat cermin ini diperbaiki 3 tahun kemudian oleh para awak pesawat ulang-alik Endeavour yang dipimpin oleh Story Musgrave, seorang antariksawan, pilot, sekaligus dokter bedah.
Teleskop luar angkasa Hubble kini tidak berguna lagi setelah kegagalan sistem vital yang terjadi pada tahun 2014.Â