Liputan6.com, Sanaa - Kelompok pemberontak Yaman Houthi semakin terdesak. Serangan udara dari Militer Arab Saudi sukses membuat Milisi tersebut pontang-panting mempertahankan beberapa kota penting di Yaman yang sempat mereka rebut.
Melihat mereka sudah mulai kehabisan tenaga, Pemberontak Houti akhirnya buka suara. Mereka meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Arab Saudi menghentikan serangan udaranya.
Bukan tanpa alasan, Pemberontak Houthi mendeskripsikan serangan udara Arab Saudi sebagai agresi yang membabi-buta. Akibatnya, beberapa wilayah di Yaman porak-poranda.
"Kami ingin menekankan situasi tragis ini terjadi karena agresi berkelanjutan dari Arab Saudi pada negara dan rakyat Yaman," sebut Pejabat Hubungan Luar Negeri Houthi Hussein al-Ezzi, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (3/5/2015).
Tak main-main surat terbuka itu langsung ditujukan Milisi Houthi kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, Dia meminta agar PBB turun tangan agar keadaan di Yaman bisa kembali kondusif.
"Kami menantikan peranan kemanusian aktif dari anda (PBB) agar serangan udara Saudi bisa diakhiri," sambung dia.
Al-Ezzi menyebut serangan dari Arab Saudi tak bisa dibenarkan. Sebab, mereka melakukan intervensi tanpa alasan yang jelas.
Dari data PBB, semenjak Yaman diterjang konflik sudah 600 orang tewas. Jumlah warga yang terluka bahkan lebih mengejutkan lagi mencapai 2.200 orang. Sementara 100 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Yaman bergejolak setelah Milisi Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004. Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014.
Puncaknya pada September 2014, ketika mereka menguasai Ibu Kota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi. Kondisi ini kemudian membuat Arab Saudi dan sekutunya turun tangan. (Ger/Mut)
Milisi Houthi Minta PBB Akhiri Serangan Arab Saudi di Yaman
Kelompok pemberontak Yaman Houthi meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Arab Saudi menghentikan serangan udaranya.
diperbarui 03 Mei 2015, 10:44 WIBDiterbitkan 03 Mei 2015, 10:44 WIB
Pemberontak Houthi memeriksa lokasi serangan udara Saudi di kota Saada (30/3). Situasi Yaman yang memburuk memaksa PBB menarik seluruh staf internasionalnya dari sana. (Reuters/VOA News)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kemeriahan HUT ke-79 TNI di Monas, Ada Defile Kendaraan Tempur dan 200 Penerjun Payung
Review Buku 'Remote: Saat Bekerja dari Jarak Jauh Menjadi Kewajiban dan Kantor Menjadi Penghalang'
Dibantu Binance, India Bongkar Penipuan Kripto Senilai Rp 739,8 Miliar
Review Buku 'Building a Second Brain' Karya Tiago Forte
Survei Charta Politika: RK-Suswono 48,3%, Pramono-Rano 36,5%,Dharma-Kun 5,6%
Kejagung Geledah Kantor Kementerian LHK Terkait Kasus Korupsi
6 Potret Derita Orang Bertubuh Tinggi ketika Duduk, Sering Banget Apes
Megah, Potret Pembangunan Infrastruktur di 10 Tahun Jokowi
4 Resep Mudah Membuat Dressing Salad, Kunci Hidangan Makin Segar dan Sehat
Penuh Pertimbangan, 5 Zodiak Ini Dikenal Memiliki Kemampuan Berpikir Logis
Indolok Punya Tiga Alat Penjinak Api Baterai Lithium Mobil Listrik
Nikita Mirzani Laporkan Razman ke Polisi, Ini Alasannya