Dubes India Ungkap Kesamaan Pancasila, Batik, dan Mahatma Gandhi

Gandhi, Batik dan, Pancasila mempunyai keselarasan dan filosofi yang sama. Apa benang merahnya?

oleh Arie Mega PrastiwiIndy Keningar diperbarui 02 Okt 2015, 19:40 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2015, 19:40 WIB
Transformasi Gandhi Muda Hingga Jadi Seorang Mahatma Gandhi
Seorang Mahatma Gandhi yang terkenal karena kesederhanaannya ternyata berasal dari kehidupan yang nyaman.

Liputan6.com, Jakarta Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Gurjit Singh memperingati 146 tahun kelahiran Mahatma Gandhi di Sekolah Internasional Gandhi Memorial, Jakarta. Acara dibuka dengan lagu Kebangsaan Indonesia dan India oleh paduan suara sekolah internasional yang telah berdiri di Jakarta dari tahun 1950 itu.

Setelah itu, paduan suara yang terdiri dari murid dan guru dari berbagai bangsa serta staf menyanyikan lagu nasional India kesayangan Mahatma Gandhi berjudul Raghupati Rajav Raja Ram yang berarti 'Tuhan adalah satu' dan lagu berjudul Vaisnav Jam Te Tune Kahibe yang berarti 'berbagi kesedihan dan kesakitan dengan orang lain.'

Mereka juga menyanyikan lagu 'Hamba Menyanyi' gubahan R. Sutedjo.

Dalam sambutannya tanpa teks, Dubes Singh mengatakan, Indonesia dan India mempunyai kesamaan yang luar biasa. Yang momentumnya berdekatan dengan hari kelahiran Sang Mahatma.

Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh saat wawancara khusus bersama Tim Liputan6.com di Kedubes India di Jakarta, Rabu (16/9/2015). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Pertama, Indonesia pada 1 Oktober lalu memperingati Hari Kesaktian Pancasila, hari ini, 2 Oktober, Hari Batik Nasional. India, kami memperingati Gandhi Jayanti, " kata Dubes Singh, di Jakarta, Jumat (2/10/2015)

Acara yang juga dihadiri oleh Ketua DPD-RI dan Duta Besar sahabat dari Belarusia, Bangladesh, Kazhaktan, Uzbekistan dan Lybia mengetengahkan pentingnya dan masih relevan filosofi Gandhi dengan masa kini.

Dubes India juga menekankan bahwa ada kesamaan antara Pancasila, Batik dan, filosofi Gandhi.

Murid  SD Tarakanita 2 belajar proses membuat batik di Museum Tekstil, Jakarta,  Jumat (2/10/2015). Peringatan hari batik tersebut menjadi pembelajar sejak dini bagi siwa sisiwi tersebut untuk belajar membatik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Batik, warisan budaya Indonesia. Negara ini menciptakan budaya sendiri, kain sendiri. Sama seperti Gandhi yang membuat baju sendiri, produksi sendiri dan memakai sendiri," tuturnya.

"Inti dari filosofi itu adalah, kalian buat pakaian dari tangan kalian dengan memberdayakan orang-orang di sekitar. Dengan begitu, sama seperti Gandhi, kita sudah membuat komunitas yang lebih bahagia," jelas Dubes Singh.

Pancasila, menurutnya, sebagai dasar negara Indonesia adalah penyelaras dalam masyarakat. "Demikian pula dengan Gandhi, sebelum harmonis dengan komunitas, berselaraslah dengan diri sendiri."

Dubes Singh mengkaitkan bahwa komunitas tidak melulu dengan manusia, namun juga dengan alam.

"Gandhi mengajarkan kita untuk selaras dengan alam. Buatlah lingkungan bersih, maka alam akan menjagamu," tuturnya.

"Tapi lihatlah masalah yang dihadapi sekarang. Bencana Asap. Alam hanya akan menjaga kita, selama kita menjaganya," ungkap Dubes India untuk Indonesia sekaligus Timor Leste itu.

Seorang Mahatma Gandhi yang terkenal karena kesederhanaannya ternyata berasal dari kehidupan yang nyaman.

 

Hari lahir Mahatma Gandhi juga dikenal sebagai Hari Anti-Kekerasan Dunia. Dubes juga menambahkan bahwa kemiskinan adalah bagian dari kekerasan. Menurutnya, kemiskinan menciptakan ketidakstabilan masyarakat.

Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan murid-murid Gandhi Memorial Internasional School, menampilkan tarian-tarian dari India serta Tari Piring dari Padang, Indonesia. (Rie/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya