Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Kazakhstan Askhat Orazbay angkat bicara terkait tudingan sejumlah media Barat bahwa politik dan ekonomi di Asia Tengah di atur negara adidaya. Dia pun menegaskan laporan-laporan tersebut tak benar.
"Ada yang menyebut Amerika Serikat (AS), Rusia dan China memprakarsai wilayah ini, kami menolak anggapan itu," ujar Orazbay di Hotel Manhattan, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Baca Juga
Menurut pria yang merupakan Dubes Kazakhstan pertama di Indonesia itu, selain tidak benar, anggapan yang dihembuskan media itu tak berdasar.
Advertisement
"Kami sama sekali tidak setuju dan itu anggapan yang subjektif," tambah dia.
Meski demikian, dengan negara-negara adidaya itu, Kazakshtan tetap membina hubungan baik ke semua pihak. Tanpa terkecuali.
"Jadi tujuan kami membina hubungan dan berkoordinasi dengan semua pihak agar keamanan dan stabilitas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif," paparnya.
Orazbay mencontohkan, hubungan baik itu terlihat dengan jadinya AS sebagai investor paling besar di negaranya. Tidak cuma itu, Rusia pun tak pernah terlibat perselisihan dengan Kazakhstan.
Selain itu, Orazbay menyebut mendekati hari kemerdekaan negaranya yang akan dirayakan pada 16 Desember, mereka bersyukur karena sudah banyak prestasi dicapai. Bahkan dibanding Negara pecahan Uni Soviet lain, Kazakhstan telah berada di level berbeda.
"Kazakstan adalah cerita sukses di mana kami bisa lakukan transformasi dalam waktu singkat setelah mencapai kemerdekaan," jelasnya.
"Setelah Uni Soviet runtuh, ada 15 negara mereka memilih jalannya sendiri-sendiri dalam segi politik, ekonomi dan urusan dalam negeri dan kami sudah mencapai level yang berbeda," pungkas Orazbay. (Tnt/Ein)