Liputan6.com, Jakarta - Harapan baru muncul di Filipina tepat hari ini 30 tahun lalu. Usai diperintah oleh diktator Ferdinand Marcos, Filipina masuk era baru.
Â
Negeri ini resmi dipimpin oleh seorang perempuan bernama Corazon Aquino, ibu dari presiden Filipina saat ini Beniqno Aquino, dianggap berjasa membawa Filipina keluar dari era tangan besi Marcos.
Â
Saat konferensi pers pertama usai dilantik, Corazon langsung membuat gebrakan. Dia mengatakan tidak akan tinggal di istana presiden.
Â
"Saya tidak akan akan tidur di istana Presiden, hal itu tak pantas dilakukan pemimpin yang negara tengah terpuruk," ucap Corazon seperti dikutip dari BBC History.
Â
Tak hanya itu, Corazon meminta masyarakat bersabar untuk menunggu dirinya memperbaiki Filipina. Yang saat itu, dilihat sangat hancur akibat korupsi besar eks Presiden Marcos selama 20 tahun.
Â
Baca Juga
Filipina mengalami masa kurang baik saat diperintah Marcos. Bukan cuma korupsi, Marcos juga dituding haus kekuasaan.
Â
Dia bahkan sampai berani mengubah konstitusi agar pada 1973Â dirinya bisa berkuasa secara absolut di Filipina.
Â
Selain peristiwa ini, pada tanggal yang sama di 1964, petinju Cassius Clay mengubah namanya menjadi Muhamad Ali. Dia berhasil memenangkan 22 kali gelar tinju kelas berat.
Â
Tak hanya itu, di tahun lalu, longsor yang terjadi di Afghanistan meninggalkan luka mendalam.  310 tewas dalam peristiwa tersebut.