25-2-1986: Corazon Aquino Akhiri Rezim Diktator Filipina

Corazon meminta masyarakat bersabar menunggu dirinya memperbaiki Filipina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Feb 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2016, 06:00 WIB
Yusron Fahmi/Liputan6.com
Corazon Aquino (Wikipedia)
Liputan6.com, Jakarta - Harapan baru muncul di Filipina tepat hari ini 30 tahun lalu. Usai diperintah oleh diktator Ferdinand Marcos, Filipina masuk era baru.
 
Negeri ini resmi dipimpin oleh seorang perempuan bernama Corazon Aquino, ibu dari presiden Filipina saat ini Beniqno Aquino, dianggap berjasa membawa Filipina keluar dari era tangan besi Marcos.
 
Saat konferensi pers pertama usai dilantik, Corazon langsung membuat gebrakan. Dia mengatakan tidak akan tinggal di istana presiden.
 
"Saya tidak akan akan tidur di istana Presiden, hal itu tak pantas dilakukan pemimpin yang negara tengah terpuruk," ucap Corazon seperti dikutip dari BBC History.
 
Tak hanya itu, Corazon meminta masyarakat bersabar untuk menunggu dirinya memperbaiki Filipina. Yang saat itu, dilihat sangat hancur akibat korupsi besar eks Presiden Marcos selama 20 tahun.
Filipina mengalami masa kurang baik saat diperintah Marcos. Bukan cuma korupsi, Marcos juga dituding haus kekuasaan.
 
Dia bahkan sampai berani mengubah konstitusi agar pada 1973  dirinya bisa berkuasa secara absolut di Filipina.
 
Selain peristiwa ini, pada tanggal yang sama di 1964, petinju Cassius Clay mengubah namanya menjadi Muhamad Ali. Dia berhasil memenangkan 22 kali gelar tinju kelas berat.
 
Tak hanya itu, di tahun lalu, longsor yang terjadi di Afghanistan meninggalkan luka mendalam.  310 tewas dalam peristiwa tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya