Liputan6.com, Hawaii - Setiap malam, miliaran organisme laut di bumi bergerak dari mesopelagis -- zona di laut dengan kedalaman 200 - 700 meter yang kadang tertembus cahaya, hingga mencapai permukaan untuk memperoleh makanan.
Ketika aktivitas pergerakan organisme laut tersebut didokumentasikan, untuk pertama kalinya para ilmuan menangkap suara yang terdengar dari migrasi masal yang dilakukan ikan, udang, ubur-ubur, dan cumi-cumi.
Baca Juga
"Suara tersebut tidaklah keras. Kedengarannya seperti dengungan dan berlangsung selama satu hingga 2 jam, tergantung harinya." ujar Simone Baumann-Pickering, seorang ahli biologi laut di University of California seperti yang dilansir dari Huffington Post pada Selasa, 23 Februari 2016.
Advertisement
Hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada Ocean Sciences Meeting 2016 di New Orleans.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, diduga suara tersebut berasal dari gerakan ke atas dan bawah organisme laut pada saat fajar serta senja. Suara itu juga diduga sebagai 'bel makan malam' dari organisme di laut dalam.
"Dengan kata lain, mungkin hewan secara aktif berkomunikasi untuk memberi tahu 'ini saatnya pergi'", ujar Baumann-Pickering kepada National Public Radio (NPR).
"Atau mungkin suara itu bisa menjadi milik ikan yang sedang buang angin, karena spesies tersebut akan mengeluarkan gas ketika berpindah ke kedalaman yang berbeda," tambahnya.
Walaupun belum secara jelas diketahui spesies apa yang menciptakan suara misterius tersebut, namun ikan bertulang kecil diduga menjadi penghasil suara itu.
Baumann-Pickering dan timnya mengatakan, bahwa pada akhirnya suara tersebut dapat memainkan peran kunci dalam jaring makanan di laut dan siklus karbon global. Hal itu juga membantu para ilmuwan untuk lebih memahami misteri ekosistem laut dalam ini.
"Jika dikumpulkan, hewan yang hidup di zona mesopelagis mempunyai berat sekitar 10 miliar ton," pungkas Baumann-Pickering.