Liputan6.com, Niteroi - Seorang dokter bedah plastik didakwa telah menyebabkan seorang model tewas akibat menjalani prosedur operasi plastik sederhana yang dikenal dengan Chinese Moustache.
Model berumur 28 tahun, Raquel Santos, mengalami serangan jantung pada Januari lalu, yang dialaminya beberapa jam setelah Dr. Warner Moraes menyuntikkan filler--sejenis gel yang berfungsi mengoreksi bagian tubuh dengan cara menambahkan jaringan lunak ke bagian tubuh yang mengalami kekosongan-- ke dalam kerutan di sekitar mulutnya.
Model asal Brasil dan juga ibu dari dua orang anak tersebut dikabarkan terobsesi dengan paras yang sempurna dan meyakini bahwa garis senyum dapat merusak paras cantiknya.
Advertisement
Baca Juga
Santos dikenal sebagai runner-up Musa do Brasil 2015, salah satu ajang kecantikan terbesar di Brasil dan sedang berada di jalan kesuksesan menuju karir modelnya, seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (11/3/2016).
Polisi di Rio de Janeiro menduga bahwa Dr. Moraes mengeluarkan sertifikat kematian Santos untuk menutupi kegagalannya dalam prosedur operasi yang ia lakukan. Menurut pihak keamanan setempat, sang dokter lalai untuk menanyakan apakah model tersebut sedang dalam pengaruh obat-obatan yang dapat mempengaruhi filler yang ia gunakan.
Mereka mengklaim bahwa Dr. Moraes tak punya hak secara legal untuk mengeluarkan sertifikat kematian. Namun, ia melakukannya untuk menyembunyikan fakta bahwa dokter tersebut tak memeriksa rekam medis Santos sebelum dilakukan tindakan.
Berdasarkan Midia News, pemakaman Santos secara dramatis dihentikan oleh polisi yang mengambil jasadnya sebelum sempat dikuburkan, sehingga pemeriksaan postmortem atau otopsi dapat dilakukan.
Proses otopsi menunjukkan bahwa model tersebut secara rutin telah menyuntik diri dengan Potenay, stimulan yang sudah dilarang, untuk meningkatkan efek latihan olahraganya.
Juru bicara kepolisian, Mario Jose Lamblet dos Santos, berkata kepada wartawan bahwa Santos telah diperiksa oleh Dr. Moraes dua kali sebelum kematiannya, "Sekali sebelum operasi dan satu lagi setelahnya."
"Selama penyelidikan, kami menemukan bahwa dokter itu hanya mengetahui bahwa Ms. Santos menggunakan anabolics--sejenis steroid-- ketika pihak rumah sakit menyatakan bahwa perempuan itu meninggal," tambahnya.
Ketagihan Operasi Plastik
Suaminya, Gilberto Azevedo, berkata ke penyelidik bahwa Santos telah mengeluh tentang detak jantungnya yang cepat dan kesulitan bernapas setelah melakukan prosedur pada sebuah klinik di Niteroi, dekat Rio de Janeiro pada 11 Januari lalu.
Akhirnya, model tersebut dibawa ke pusat medis lain, di mana ia meninggal beberapa jam kemudian. "Ketika kami sampai di sana, dia mengalami serangan jantung," ujar Azevedo kepada Midia News.
"Saya percaya bahwa jika istri saya melakukan prosedur kecantikan itu di tempat yang tepat, seperti rumah sakit, ia mungkin masih akan hidup."
Azevedo mengatakan istrinya mulai ketagihan operasi plastik sejak 2014, ketika ia melakukan implan pada payudaranya. Tahun berikutnya model tersebut mengubah hidungnya dan mengimplan dagu serta mengontur pipinya.
"Ia merupakan perokok berat dan mengonsumsi banyak obat untuk memperbaiki penampilannya. Ia mengonsumsi obat sebelum berolahraga dan juga untuk membantu tidur. Aku berpikir bahwa kelalaian dokter telah menyebabkan kematiannya," ujarnya
Sebelumnya, Santos telah diperingatkan oleh pihak keluarga bahwa ia di ambang bahaya karena ketagihan operasi plastik.
"Aku tidak pernah mendukung prosedur itu," ujar Azevedo.
"Aku selalu berkata bahwa dia sakit dan tak memerlukan seluruh operasi itu. Dia sudah cantik," tambahnya.
Dr. Moraes berkata kepada media bahwa komplikasi yang dialami model tersebut disebabkan penggunaan Potenay dan juga kebiasaan merokoknya.
Polisi terus melanjutkan penyelidikan. Sementara keluarga Santos mempertimbangkan tindakan hukum terhadap dokter bedah itu.