Liputan6.com, Kota Bharu - Lebih dari 100 siswa dari 4 sekolah berbeda di Kota Bharu, Malaysia mengalami histeria atau kesurupan massal selama seminggu terakhir.
Beberapa siswa di sebuah sekolah yang mengklaim mengalami kerasukan saat kesurupan massal, mengaku telah melihat hantu sebelum kejadian tersebut.
Baca Juga
Seperti yang dikutip dari AsiaOne, Selasa (19/4/2016), mereka mengaku telah melihat sebuah sosok hantu perempuan sebelum pingsan. Dalam bahasa setempat, memedi tersebut dikenal sebagai 'pontianak' atau kuntilanak.
Advertisement
Seorang siswi di SMK (Sekolah Menengah Kebangsaan) Pengkalan Chepa 1, Fatin Nor Atikah, mengatakan bahwa ia telah dirasuki dua kali di toilet sekolah. Ketika mengalami kejadian tersebut, ia melihat hantu hitam yang sulit untuk dideskripsikan.
"Hantu itu terlihat buruk rupa...dan aku merasa tak berdaya, rasanya aku telah ditembak oleh kekuatan yang tak terlihat," ujar Fatin.
"Dalam kedua peristiwa yang aku alami, aku pingsan selama beberapa jam. Saya kemudian disadarkan oleh ustadz di sekolah."
Fatin mengaku takut. "Setiap kali ke toilet aku meminta teman untuk menemaniku. Kalau tidak, aku memilih untuk tak pergi ke sana," tambahnya.
Baca Juga
Fatin merupakan satu dari banyak siswa yang mengalami kesurupan di sejumlah sekolah di Malaysia pada minggu lalu.
Kesurupan massal berawal di SMK Pengkalan Chepa 2 pada 11 April 2011. Kejadian tersebut dilaporkan dialami lebih dari 100 siswa dan guru.
Atas kejadian tersebut, pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar hingga tiga hari.
Setelah kesurupan massal yang terjadi di SMK Pengkalan Chepa 2, peristiwa sama juga dialami oleh SMK Pengkalan Chepa 1 (5 siswa), SMK Kemumin (20) and SMK Kubang Kerman 3 (8).
Hingga kini, lebih dari 8 ustadz dan dukun datang ke tempat tersebut untuk membantu. Mereka mengklaim akan mengusir makhluk halus di sekolah.
Seorang siswi SMK Pengkalan Chepa 2, Raja Nor Atirah Hurmaishah, juga mengalami kejadian yang Fatin alami. Ia mengatakan bahwa kerasukan setelah melihat kuntilanak di toilet sekolah pada Rabu, 13 April 2016.
"Aku tak percaya dengan apa yang kulihat, kedua lenganku mati rasa dan tak dapat berpikir, lalu aku serasa membeku di tempat," ujarnya.
"Aku berusaha untuk meminta bantuan namun tak bisa membuka mulut, setelah itu segalanya berubah menjadi gelap," tambahnya.
Raja Nor Atirah juga mengaku mengalami mimpi buruk ketika mengalami peristiwa tersebut dan takut untuk kembali lagi ke sekolah.
Sama seperti yang dilakukan oleh SMK Pengkalan Chepa 2, SMK Kemumin juga memulangkan para siswanya setelah 20 orang mengalami kesurupan.
Menanggapi hal tersebut Ketua Deputi Pendidikan, Jaafar Ismail, menolak memberikan komentar. Menurutnya hal tersebut harus diselesaikan sendiri oleh pihak sekolah.