Taliban Benarkan Pemimpinnya Tewas dalam Serangan Drone AS

Kabar mengenai tewasnya pemimpin Taliban dalam sebuah serangan udara oleh pasukan AS dipastikan kebenarannya.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 22 Mei 2016, 15:59 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2016, 15:59 WIB
Pemimpin Taliban, Mullah Akhtar Mansour
Pemimpin Taliban, Mullah Akhtar Mansour (CBS).

Liputan6.com, Kabul - Setelah didera kesimpang-siuran berjam-jam, akhirnya pihak Taliban Afghanistan mengonfirmasi kebenaran tewasnya pemimpin Taliban, Mullah Akhtar Mansour. Kabar itu disampaikan oleh seorang komandan senior kelompok itu Mullah Abdul Rauf.

Seperti dilansir The Guardian, Minggu (22/5/2016) Mullah Abdul Rauf mengatakan, Mansour tewas dalam serangan Jumat 20 Mei, tepatnya pada malam hari waktu setempat. Ditambahkan Rauf, pemimpin Taliban itu merenggang nyawa dalam serangan udara di perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Sebelumnya, petugas di Kantor Kepresidenan Afghanistan, Ashraf Gani telah membenarkan terjadinya serangan itu, namun ia tidak menjelaskan kondisi Mansour.

Pada Sabtu 21 Mei, Departemen Pertahanan AS mengumumkan telah melakukan serangan yang menargetkan Mansour di sebuah daerah terpencil di perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Laporan itu juga tidak secara resmi mengonfirmasi kondisi Mansour -- AS mengatakan masih membutuhkan bukti fisik mengingat lokasi serangan yang cukup jauh dan serangan itu sendiri menggunakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan oleh pasukan khusus.

Taliban seperti dikutip Al-Jazeera sempat melontarkan bantahan atas tewasnya pemimpin mereka. Meski tak lama kemudian kelompok itu mengonfirmasi kebenaran itu secara resmi. Tak disebutkan siapa yang membantah kabar kematian Mansour itu.

Mengenal Sosok Mullah Akhtar Mansour

Pada Agustus 2015, Mullah Akhtar Mansour terpilih dalam sebuah pemilu menggantikan pemimpin Taliban sebelumnya -- Mullah Mohamed Omar yang meninggal dunia akibat penyakit TBC. Sama seperti Omar, tak banyak informasi yang bisa diperoleh terkait Mansour.

Seorang jurnalis, Sami Yousufzai menggambarkan sosok Mansour sebagai seorang yang cerdas.

"Mullah Mansour adalah sosok cerdas dan orang yang terencana ketika saya bertemu dia di hari-hari ketika di Pakistan. Dia pernah berkunjung ke toko buku Islam milik ayahku di kamp pengungsian Afghanistan di Jalozai, di Khyber-Pukhtunkhwa, Pakistan," ujar Sami Yousufzai.

Mansour sempat mengenyam pendidikan di sebuah madrasah di Jalozai. Awalnya, ia berperang melawan pasukan Uni Soviet dengan bergabung bersama Harakat-i-Inqilab-i-Islami -- mantan kelompok paramiliter yang dibentuk oleh Maulana Mohammad Nabi Mohammadi.

Ia diketahui bergabung dengan Taliban pada 1995 dan langsung memegang peranan penting -- selang satu tahun setelah Mullah Omar mendirikan kelompok itu. Peran pertamanya di Taliban adalah bertanggung jawab atas penerbangan sipil di Bandara Kandahar ketika kelompok itu berkuasa, yakni 1996-2001.

Posisi Mansour mulai menanjak setelah seorang pemimpin senior Taliban Mullah Akhtar Osmani dan seorang rekan dekat Mullah Omar tewas oleh pasukan koalisi pada 2006. Tak lama petinggi militer Taliban Mullah Dadullah Akhund dilaporkan tewas di tangan pasukan khusus Inggris.

Puncaknya, adalah antara 2007-2010, saat Abdul Ghani Baradar, wakil Omar dan Menteri Pertahanan Taliban Obaidullah Akhund ditangkap oleh intelijen Pakistan.

Dikutip dari Al-Jazeera, siapa saja yang pernah bertemu dengan Mansour menggambarkannya sebagai seorang yang berbicara lembut dan kepribadian yang tertutup. Mansour disebut telah lama masuk dalam lingkaran inti kepemimpinan Taliban, bahkan sejak kelompok itu dibentuk di bawah komando Mullah Mohamed Omar.

 

Mansour diketahui lahir pada tahun 1965 di sebuah desa kecil bernama Kariz di Distrik Maiwand, Kandahar. Desa itu dihuni oleh suku Ishaqzai.

Menurut data Dewan Keamanan PBB, Mansour tercatat pernah menjabat sebagai menteri penerbangan sipil dan transportasi Taliban. Ia dianggap adalah sosok penting dalam jajaran petinggi Taliban.

"Ia dipulangkan ke Afghanistan pada September 2006 setelah sempat ditahan di Pakistan. Mansour terlibat dalam perdagangan narkoba dan aktif di Provinsi Khost, Paktia dan Paktika di Afghanistan pada Mei 2007. Pada Mei 2007 ia juga menjabat sebagai gubernur Taliban di Kandahar," demikian disebutkan dalam data PBB.

Dalam dokumennya PBB juga menuliskan, Mansour merupakan seorang perekrut aktif di Taliban.

Sejak awal pengangkatannya, sosok Mansour telah menimbulkan kontroversi terkait dengan masa depan Taliban dan ini berdampak pada pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan. Yang perlu diketahui, terjadi perpecahan internal di Taliban dan Mansour disebut berada pada kelompok yang dianggap menentang pembicaraan damai tersebut.

Mansour telah bersumpah tidak akan berhenti berjuang sampai apa yang disebutnya hukum Islam ditegakkan dan ia juga mendesak rekannya di Taliban untuk tetap bersatu dan tidak berkonsentrasi pada pembicaraan damai.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya