Sejarah di Balik Simbol Keledai dan Gajah dalam Politik AS

Tak banyak yang tahu kisah di balik keledai dan gajah yang menjadi simbol dua partai besar di AS, Partai Republik dan Partai Demokrat

oleh Khairisa Ferida diperbarui 09 Jun 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 07:30 WIB
Pin bergambar gajah dan keledai
Pin bergambar gajah dan keledai (History)

Liputan6.com, Washington, DC - Pemilihan umum presiden yang tengah bergulir diĀ Amerika Serikat (AS) menyedot perhatian dunia. Tak hanya calon presiden yang disorot, namun berbagai hal yang menyangkut dengan pesta demokrasi itu juga menjadi perhatian, sebut saja dua hewan yang dipastikan selalu 'hadir' di sepanjang kampanye pencalonan presiden.Ā 

Dua hewan itu adalah gajah dan keledai -- dengan mudah gambar-gambar mereka dapat dijumpai di poster, pin, spanduk, bahkan bendera.

Kedua hewan itu telah berada di panggung politik AS sejak Abad ke-19. Jika keledai menjadi simbol dari Partai Demokrat maka mamalia dengan belalai panjang itu menjadi simbol dari Partai Republik. Bagaimana kisahnya?

Untuk kali pertama, keledai dikenal sebagai simbol PartaiĀ Demokrat dalam kampanye Presiden Andrew Jackson pada 1828. Selama kampanye, Jackson dipanggil dengan sebutan 'jackass' atau keledai jantan oleh lawan politiknya -- idiom untuk menyebut 'orang bodoh'. Demikian seperti dilansir History, Kamis (9/6/2016).

Namun bukannya marah dengan panggilan itu, ia justru merasa geli sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk menambahkan gambar keledai dalam poster kampanyenya. Jackson diketahui berhasil mengalahkan pesaingnya, John Quincy Adams -- menjadikannya presiden pertama yang berasal dari Partai Demokrat.

Ilustrasi Pemilu Presiden AS (Telegraph)

Pada tahun 1870-an, seorang kartunis politik terkenal, Thomas Nast, membantu mempopulerkan keledai sebagai simbol Partai Demokrat.

Sementara itu, gajah mulai menjadi lambang bagi PartaiĀ Republik sejak Perang Sipil meletus di AS (1861-1865). Oleh sosok kartunis yang sama, Thomas Nast, mamalia bertubuh besar itu menjadi kartun politik dan ilustrasi koran selama perang berlangsung.

Dalam kartun yang diterbitkan di Harper's Weekly pada 1874, Nast menggambarkan seekor keledai yang mengenakan kulit singa membuat penghuni sebuah kebun binatang ketakutan. Salah satunya adalah gajah yang dilabeli 'The Republican Vote' -- sejak saat itulah Partai Republik diasosiasikan dengan gajah.

Jadi, baik gajah maupun keledai, kedua hewan ini dipopulerkan oleh orang yang sama, sosok yang dijuluki sebagai bapak kartun politik modern, Thomas Nast. Seiring dengan berjalannya waktu, Demokrat hari ini mengatakan pihaknya adalah keledai yang cerdas dan berani, sementara Republikan mengklaim pihaknya adalah gajah yang kuat dan bermartabat.

Selain mengenalkan gajah dan keledai, karya populer Nast lainnya adalah karikatur St. Nikolas atau Sinterklas. Namun karikatur ini belum mirip dengan sinterklas yang dikenal dewasa ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya