Liputan6.com, Lahore - Seorang perempuan muda Pakistan ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Ia tewas dibakar hidup-hidup.
Belakangan terkuak pelakunya adalah ibunya sendiri. Gara-garanya, Zeenat Rafiq, si korban, kabur dari rumah dan menikah dengan pria idamannya tanpa restu dari orangtua.
Tubuh Zeenat Rafiq diguyur oleh bensin dan dibakar oleh sang ibu bernama Perveen. Si ibu "durhaka" itu dilaporkan tidak merasa bersalah.
Advertisement
Zeenat kabur dari rumah dan menikahi pria pilihannya, yakni Hassan Khan, seorang montir di bengkel motor, pekan lalu. Tindakan itu membuat marah keluarganya yang beretnis Punjabi. Sementara pria yang dia nikahi berasal dari etnis Pasthun.
Baca Juga
Hassan Khan mengisahkan, keluarga Zeenat Rafiq membujuk istrinya pulang dengan janji-janji manis yang ternyata bohong belaka.
"Setelah tinggal bersamaku, empat hari sesudah kami menikah, keluarganya mengontak kami dan berjanjji akan merestui serta merayakan pernikahan kami sesudah delapan hari," kata Khan seperti dilansir dari The Guardian, Kamis (9/6/2016).
"Zeenat awalnya tak ingin kembali ke rumah dan berkata padaku bahwa ia pasti akan dibunuh keluarganya. Namun, belakangan istriku setuju setelah salah satu pamannya berjanji akan keselamatan keluarganya," kata Khan lagi.
"Setelah dua hari, Zeenat menghubungiku dan memintaku menjemputnya karena keluarganya telah berbohong, tapi aku memintanya menunggu delapan hari lagi, menanti mereka mewujudkan janji. Namun, mereka membunuhnya."
Polisi Lahore menangkap Perveen. Polisi saat ini sedang mencari kakak laki-laki korban yang diduga membantu pelaku. Pemuda itu dikabarkan kabur ke Dubai.
Di rumah tingkat dua mereka di kawasan miskin di selatan Lahore, keluarga korban bersikukuh, mereka tak bersalah.
Saudara perempuan Perveen, Naseem, mengatakan kakaknya bahkan mengumumkan ke para tetangga bahwa ia telah membunuh anak perempuannya.
"Setelah membunuh Zeenat, Perveen keluar ke jalan, membuka kerudungnya dan mulai menepuk dadanya, berteriak, 'Hai orang-orang! Aku telah membunuh anakku karena kelakuannya yang membuat nama baik kami tercoreng,'" kata Naseem.
"Ia pernah mengatakan tak sudi mengizinkan anak perempuannya menikahi etnis Pasthun."
Kasus "Biasa" di Pakistan
Kasus ini telah menarik perhatian Shahbaz Sharif, kepala menteri Punjab.
Pada Februari lalu, saudara Shahbaz, perdana menteri Nawaz Sharif, berjanji untuk menutup celah hukum yang memungkinkan pelaku pembunuhan atas nama "kehormatan" tak terjerat hukum.
Menurut aturan saat ini, keluarga korban diperbolehkan memaafkan pembunuh dan memaksa jaksa menghentikan kasus itu.
Hal itu membuat pembunuh Zeenat bebas dari jerat hukum apa pun karena seluruh keluarga setuju bahwa korban, anak perempuan mereka, telah membawa aib.
Para ahli di Pakistan mengatakan, pembunuhan sejenis seperti itu kerap tak dilaporkan.
Dalam tiga bulan terakhir, kasus serupa yang dialami Zeenat menjadi tajuk utama surat kabar.
Minggu lalu, Maria Sadaqat, perempuan 19 tahun, dilaporkan dibakar oleh sekelompok orang di kampungnya dekat Islamabad.
Ia dibunuh karena telah menolak lamaran seorang pria yang sudah menikah, anak dari pemilik sekolah tempat ia mengajar.
Pada April lalu, perempuan 16 tahun dibunuh karena membantu pasangan "cinta terlarang" untuk kabur. Polisi mengatakan Ambreen Riasat digeret dan dicekik. Jasadnya dilempar ke mobil van lantas dibakar.
Tiap tahunnya di Pakistan ada ratusan perempuan yang tewas di tangan keluarganya sendiri. Mereka menganggap anak perempuan itu layak mati karena telah mencoreng nama baik kehormatan keluarga dan komunitas.