Petinggi Republik Sebut Donald Trump 'Permalukan Negara'

Email purnawiran jenderal sekaligus petinggi Partai Republik bocor. Isinya mengungkap kemarahannya terhadap Donald Trump.

oleh Irma Anzia diperbarui 16 Sep 2016, 17:58 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2016, 17:58 WIB
Donald Trump: Presiden Obama Mendanai ISIS
Donald Trump: Presiden Obama Mendanai ISIS (Reuters)

Liputan6.com, New York - Bocoran email yang baru-baru ini diretas dari akun pribadi mantan Menteri Luar Negeri AS dari Partai Republik, Colin Powell menunjukkan bagaimana purnawirawan jenderal bintang empat itu berkali-kali mengecam Donald Trump.

Salah satu petinggi Partai Republik itu bahkan melabelinya sebagai "orang yang memalukan negara" yang terlibat dalam gerakan "rasis".

Seorang juru bicara dari Colin Powell menyatakan pada ABC News, sebagaimana dikutip oleh Liputan 6.com, Jumat (16/9/2016), bahwa sekumpulan email yang telah terungkap tersebut "memang akurat," dan menolak memberikan komentar lebih lanjut.

Sebagian besar email tersebut dilaporkan pertama kali oleh situs web Buzzfeed, dan ABC News tidak memiliki sendiri email-email itu.

Buzzfeed mengutip Colin Powell dalam sebuah email bertanggal 17 Juni 2016 kepada Emily Miller, seorang jurnalis dan mantan asistennya. Colin menulis bahwa Trump "sedang dalam proses menghancurkan dirinya sendiri, pihak Demokrat tak perlu menyerangnya."

Colin Powell, petinggi Partai Republik yang sebut Donald Trump memalukan negara (Reuters)

Dalam email yang lain, Colin menggambarkan penyelidikan tentang akta kelahiran Presiden Obama sebagai gerakan yang "rasis" karena secara tidak tepat mengusung ide bahwa Obama lahir di luar AS.

"Ya, seluruh gerakan 'birther' (mempertanyakan tempat kelahiran Obama) memang rasis," tulis Colin. Ia juga menyatakan bahwa Trump ingin mengetahui apakah Obama adalah seorang muslim.

"Seperti yang pernah saya katakan, 'Memangnya kenapa jika ia memang demikian?' Setiap hari selalu ada muslim yang lahir sebagai orang Amerika."

Dalam email terpisah yang berjudul "rasialisme," Colin menuliskan, "Di sebagian kubu Partai Republik tidak ada toleransi."

Buzzfeed melaporkan bahwa mereka mendapat kumpulan email hasil retasan itu dari DCleaks.com, kelompok yang dicurigai memiliki hubungan dengan mata-mata siber Rusia.

Perusahaan keamanan siber swasta ThreatConnect telah melaporkan kecurigaan mereka bahwa DCLeaks merupakan operasi yang didukung oleh Rusia, dan terkait dengan peretas terkenal Guccifer 2.0, yang pada hari Selasa telah merilis lebih banyak data yang dicurinya dari Komite Nasional Demokrat.

Media konservatif Daily Caller juga melaporkan bahwa email Colin Powell selama jangka waktu dua tahun, sejak Juni 2014 hingga Agustus 2016, telah dicuri.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya