Liputan6.com, Jiangxi - Sembilan pejabat eksekutif yang dianggap bertanggung jawab oleh pemerintah China atas kecelakaan konstruksi China terkait robohnya menara pendingin pembangkit listrik ditahan. Sementara itu, media pemerintah melaporkan pada Senin, 28 November 2016, jumlah korban tewas dalam insiden tersebut mencapai 74 orang.
Mereka yang ditahan termasuk ketua dewan perusahaan teknik Hebei Yineng, pembangun utama pembangkit listrik yang memiliki catatan kematian di tempat kerja. Selain itu, manajer kepala, wakil manajer, dan direktur teknik proyek juga ditahan.
Baca Juga
Sejauh ini, tak ada tuduhan resmi yang dijatuhkan terhadap pejabat eksekutif yang ditahan, termasuk kepada manajer keselamatan dan pengawas dari sebuah perusahaan konsultan Shanghai. Namun, pemerintah China biasanya merespons kematian di tempat kerja dengan menangkap serta mengadili para eksekutif perusahaan dan pejabat setempat.
Advertisement
Biasanya mereka akan membuat pengakuan yang disiarkan di televisi negara. Ini sebagai bagian dari upaya untuk meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah memerangi korupsi dan penegakan standar keamanan yang rendah.
Sebelumnya diumumkan bahwa sudah dilakukan penahanan 13 orang terkait kecelakaan konstruksi tersebut. Kendati demikian, belum jelas diketahui apakah mereka yang ditangkap pada Senin 28 November 2016 termasuk dalam jumlah itu.
Para buruh sedang membangun sebuah menara pendingin melingkar di provinsi selatan Jiangxi, ketika penyangga interior runtuh Rabu 23 November lalu. Disusul robohnya baja, beton, dan papan kayu di situs tersebut.
Itu adalah salah satu kecelakaan kerja paling mematikan di China dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu membuat pejabat pemerintah diminta untuk melakukan inspeksi dan memperbaharui standar keselamatan para pekerja.
Saat musibah terjadi, para pekerja tengah berjibaku dengan waktu dalam tiga shift untuk menyelesaikan proyek tersebut menjelang musim dingin. Proyek ini telah ditetapkan sebagai proyek prioritas oleh provinsi, kemungkinan menambah tekanan untuk menyelesaikannya sesegera mungkin.
Presiden China Xi Jinping mengatakan pemerintah daerah harus belajar dari kecelakaan konstruksi itu. Ia juga meminta pertanggungjawaban kepada seluruh pihak yang terlibat.
Insiden mematikan dalam kecelakaan kerja sebelumnya pernah terjadi tahun lalu. Saat itu sebuah gudang di Tianjin meledak dan menewaskan 165 orang.
Pengadilan menjatuhkan hukuman kepada 49 orang, termasuk hukuman percobaan kematian awal bulan ini kepada kepala sebuah perusahaan yang terlibat dalam ledakan itu.
Saat ledakan 2014 di sebuah pabrik suku cadang mobil di Kunshan yang menewaskan 146 orang, 14 orang ditahan pihak berwenang. Di antara yang ditangkap termasuk pemilik dan manajer pabrik, petugas pemadam kebakaran setempat, dan pejabat keselamatan kerja.