7-12-2001: Taliban Serahkan 'Benteng Terakhir' di Kandahar

Selama memberontak Kandahar merupakan benteng terakhir bagi pemberontak Taliban.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 07 Des 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 06:00 WIB
Taliban Pakistan
Taliban Pakistan ingin bergerak ke Kashmir

Liputan6.com, Kabul - Sejarah mencatat pada 2001 lalu, kelompok teroris Taliban menyerahkan kota yang jadi benteng pertahanan terakhirnya di Kandahar.

Peristiwa tersebut sangat bersejarah. Pasalnya, diserahkannya Kandahar, berarti berakhir pula perang selama 61 hari di Afghanistan.

Persetujuan penyerahan Kandahar, diinisiasi oleh Pelaksana Tugas Kepala Pemerintahan Afghanistan, Hamid Karzai.

Selain lewat upaya diplomasi, kondisi di Kandahar pun sudah tidak berpihak lagi pada[ Taliban.]( 2621431 "") Jet tempur terus membombardir wilayah tersebut sehingga membuat Taliban semakin terpojok.

Jenderal Militer AS, pun saat itu membuat pernyataan mengejutkan. Ia mengatakan, telah menutup semua jalur yang bisa dipakai pengikut Taliban melarikan diri.

Setelah memastikan Kandahar berhasil direbut, AS ternyata mendapat masalah baru. Karzai meminta agar Negeri Paman Sam, memastikan perlindungan terhadap pemimpin Taliban, Mullah Muhammad Omar.

Permintaan itu, setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya ditolak AS. Menteri Pertahanan AS saat itu, Donald Rumsfeld melihat tak ada alasan yang bisa dipakai untuk memberi perlindungan atas Omar.

"Persetujuan untuk mengizinkan Mullah Omar hidup dengan 'harga dirinya' tidak dapat kami terima," sebut Rumsfeld seperti dikutip dari BBC History, Rabu (6/12/2016).

Rumsfeld bahkan memberi ancaman kepada Pemerintahan Afghanistan jika mereka memberikan pengampunan kepada Mullah Omar maka AS akan menarik bantuan militer dan dana mereka.

Jatuhnya Kandahar begitu menguntungkan AS. Sebab, mereka dapat secara leluasa dan tanpa gangguan untuk menyelesaikan misi pencarian buronan yang mereka diduga kuat sebagai otak insiden 9/11, Osama Bin Laden.

Ketika itu, AS memfokuskan pencarian Bin Laden di Pegunungan Tora Bora, selatan Jalalbad.

Keberhasilan merebut Kandahar pun disambut baik komunitas internasional. Salah satunya Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.

Ia percaya peristiwa ini bukan cuma penanda perdamaian di Afghanistan. Lebih dari itu, jatuhnya Kandahar berpotensi menghancurkan Taliban secara utuh.

"Sekarang rezim (Taliban) itu telah terdisintegrasi. Kamp teror sudah bisa ditutup. Saya pikir ini sesuatu yang luar biasa," ujar Blair.

Selain peristiwa itu, Today in History pada 7 Desember 1988, gempa bumi 6,9 skala Richter mengguncang Spitak, Armenia. 25 Ribu orang dilaporkan kehilangan nyawa, melukai 30 ribu orang dan membuat 500 ribu dari 3,5 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Sementara di tanggal yang sama tahun 2005, pria bernama Rigoberto Alpizar, seorang penumpang American Airlines dalam penerbangan 924 ditembak mati aparat di Bandara Internasional Miami. Ia dicurigai memiliki bom.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya