Aleppo Dikuasai Rezim Suriah, Akankah Evakuasi Warga Terwujud?

Rencana evakuasi awal sempat tertunda setelah gencatan senjata yang telah disepakati sempat dilanggar dengan adanya pemboman dan penembakan.

oleh Citra Dewi diperbarui 15 Des 2016, 09:22 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 09:22 WIB
Konflik di Aleppo
Evakuasi pemberontak dan warga sipil yang telah direncanakan gagal

Liputan6.com, Aleppo - Evakuasi di Aleppo akan dimulai kembali dan diperkirakan akan dimulai dengan segera. Hal tersebut dikatakan oleh pejabat dari kedua pihak yang berperang pada Rabu, 14 Desember 2016.

Mundurnya pihak pemberontak menandai kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar al-Assar dan mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama empat tahun itu.

Kesepakatan awal yang menyebut bahwa ribuan warga sipil dan pasukan oposisi dapat meninggalkan Aleppo dengan aman gagal terwujud. Iran, salah satu pendukung utama Assad, telah memberlakukan syarat baru, yakni mengevakuasi korban luka dari dua desa yang dikepung pemberontak secara serempak.

Namun seorang juru bicara militer untuk kelompok pemberontak Nour al-Din al Zinki, Abdul Salam Abdul Razak, mengatakan bahwa kesepakatan baru telah dicapai. "Dalam beberapa jam mendatang pelaksanaannya akan dimulai," ujar al Zinki kepada Reuters.

Seorang pejabat kelompok pemberontak Jabha Shamiya mengatakan, evakuasi akan dimulai sekitar pukul 06.00 waktu setempat pada Kamis (15/12/2016).

Sementara itu, aliansi militer pro-Damaskus menegaskan gencatan senjata tersebut dan sekitar 15.000 orang akan dievakuasi dari desa Foua dan Kefraya. Ia mengatakan, mereka yang meninggalkan Aleppo akan diarahkan menuju provinsi Idlib di barat kota.

Namun pejabat Jabha Shamiya membantah 15.000 orang akan meninggalkan dua desa tersebut dan menyebut bahwa hanya korban luka yang dievakuasi. Hingga saat ini belum jelas bagaimana kesepakatan telah dicapai.

Dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2016), gencatan senjata awal ditengahi oleh Rusia dan pendukung oposisi Turki pada Selasa 13 Desember 2016. Namun evakuasi yang direncakan tidak terjadi dan justru terjadi peledakan dan penembakan di Aleppo.

Turki menuduh pelanggaran gencatan senjata tersebut dilakukan oleh Pemerintah Suriah. Sementara itu, televisi yang dijalankan oleh rezim Assad itu menyebut bahwa penembakan yang dilakukan pemberontak telah menewaskan enam orang.

Namun tampaknya terdapat perkembangan terpisah dari evakuasi yang telah direncanakan. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, 6.000 warga dan 366 pasukan telah meninggalkan wilayah yang dikausai pemeberontak dalam kurun 24 jam.

Menruut media yang dijalankan oleh sekutu Pemerintah Suriah, terdapat 15.000 orang, termasuk 4.000 pasukan pemberontak, ingin meninggalkan Aleppo.

Rencana evakuasi itu merupakan puncak dari pertempuran sengit yang dilakukan Pemerintah Suriah dan sekutunya dalam mendesak pemberontak memlalui serang udara intens dan tembakan artileri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya