Penembak Kelab Malam Turki Militan Uzbekistan?

Sebelumnya muncul keraguan tentang identitas penembak kelab malam Turki yang kini masih buron.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 09 Jan 2017, 16:02 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 16:02 WIB
20170101-Penembakan-Istanbul--Reuters1
Petugas keamanan berjaga disekitar lokasi terjadinya penembakan di Istanbul, Turki (1/1). Diduga dua orang pria bersenjata memasuki kelab malam Reina, Istanbul dan langsung melancarkan aksi serangan brutal. (Reuters/Osman Orsal)

Liputan6.com, Istanbul - Pihak berwenang sudah mengantongi identitas penembak klub malam Turki. Pelaku diidentifikasi sebagai warga Uzbekistan.

"Penyerang yang menewaskan 39 orang pada malam tahun baru di sebuah klub malam Istanbul telah diidentifikasi sebagai militan Uzbekistan terkait ISIS," demikian dilaporkan kantor berita Turki yang dikutip dari AsiaOne, Senin (9/1/2017).

Sebelumnya muncul keraguan tentang identitas penyerang -- yang kini masih buron -- dengan laporan awalnya yang menyebutkan bahwa ia berasal dari Kyrgyztan atau etnis Uighur China.

Sementara harian Hurriyet dan surat kabar Turki lainnya melaporkan, intelijen dan polisi anti-teror di Istanbul sekarang telah mengidentifikasi pria itu sebagai warga negara Uzbekistan berusia 34 tahun. Ia merupakan bagian dari sel ISIS di Asia tengah.

Dia disebutkan sebagai pemilik kode nama Ebu Muhammad Horasani di ISIS. Kendati demikian belum ada konfirmasi resmi dari laporan tersebut.

Pembunuh 'berdarah dingin' itu menyelinap ke kelab malam Reina, membunuh 27 orang asing dan 12 warga Turki, hanya 75 menit menuju pergantian tahun 2017.

Meskipun perburuan tengah dilakukan secara intensif, pelakunya hingga kini belum ditemukan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa ia diyakini masih berada di Istanbul.

Sebelum dugaan identitas penembak kelab malam Turki dikuak ke publik, polisi lokal pekan lalu merilis gambar sosok pelaku, termasuk video yang konon diambil di pusat kota Istanbul dengan tongkat selfie.

Sel ISIS Asia Tengah

Pasca-lepas dari Uni Soviet, Uzbekistan berusaha menekan jumlah militan, di bawah pemerintahan Islam Karimov yang meninggal pada 2016.

Militan ISIS dari Asia Tengah disebutkan bersal dari Kyrgyzstan dan Uzbekistan, serta dari daerah Rusia yang mayoritas --Dagestan dan Chechnya yang diyakini berperan besar dalam tiga serangan bom bunuh diri dan serangan di bandara utama Istanbul pada Juni 2016.

Kelompok militan itu mengklaim serangan klub malam Istanbul. Pun demikian dengan insiden di Bandara Internasional Ataturk.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya