Ilmuwan Segera Ciptakan Ramuan Cinta, Romantis atau Mengerikan?

Love potion atau ramuan cinta yang telah dikisahkan selama berabad-abad, membuat mereka yang meminumnya menjadi jatuh cinta.

oleh Citra Dewi diperbarui 17 Apr 2017, 18:20 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2017, 18:20 WIB
Ilustrasi pasangan jatuh cinta
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Oxford - Love potion atau ramuan cinta dianggap sebagai hal yang sangat menarik tapi di sisi lain juga membahayakan. Ramuan itu membuat orang yang mengonsumsinya menjadi jatuh cinta.

Selama berabad-abad, ramuan tersebut dianggap sebagi dongeng belaka. Namun menurut Dr. Anders Sandberg dari Univeristy of Oxford, ramuan cinta akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

Sanberg menyebut satu alasan yang membuat manusia jatuh cinta adalah, kita terlahir sebagai bayi yang tak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan sangat bergantung pada orang tuanya. Hal tersebut sangat berbeda dengan sebagian besar hewan.

"Kita manusia terlahir sebagai bayi yang benar-benar putus asa, tak seperti bayi kuda yang bisa langsung berjalan beberapa jam setelah lahir," ujar Sandberg kepada Broadly.

"Jadi dari sudut pandang evolusi, kita membutuhkan orangtua untuk membuat bayi dapat bertahan hidup. Di situ lah sistem ikatan-pasangan ikut bermain," jelas ahli neurosaintis komputasi tersebut.

Ketika Anda jatuh cinta dengan seseorang, efek di otak menjadi unik. Oksitosin dan vasopresin dikeluarkan dengan mengaktifkan sistem dopamin.

"Hal yang benar-benar menciptakan ikatan adalah sistem dopamin. Banyak gejala yang mirip dengan stimulan," kata Sandberg seperti dikutip dari Independent, Senin (17/4/2017).

"Dopamin akan dilepaskan di lobus frontal Anda, dan ini menyebabkan Anda mengenali bahwa seseorang harus berada di sekitar Anda, dan harus merasa dekat dengannya," jelas dia.

Alasan jika Anda merasa rindu dengan pasangan, terutama aroma khas mereka, karena tubuh mengeluarkan corticotropin-releasing hormone (CPH) ketika mereka sedang jauh.

Ilustrasi jatuh cinta (iStock).

Sandberg meyakini ramuan cinta akan segera terwujud dengan menciptakan ramuan yang terdiri dari oksitosin, vasopreisn, dan CPH. Tapi hal tersebut tak akan mudah dan ilmuwan belum mengetahui bagaimana cara kerjanya.

"Ramuan cinta harus mempengaruhi bagian otak yang tepat untuk menstimulasi sistem ini. Kita tidak memiliki ramuan cinta yang tepat untuk saat ini," kata Sandberg.

"Kita telah memahami otak dengan lebih baik dibandingkan dahulu, dan dalam 10 tahun saya akan sangat terkejut jika kita tak tahu bagaimana memodulasi masalah ini," jelas dia.

Atas hal tersebut, bukan merupakan hal yang mustahil bahwa ramuan cinta dapat dibuat dalam waktu dekat. Namun, Sandberg mengakui akan ada masalah yang timbul jika ramuan tersebut benar-benar terwujud.

"Ramuan cinta klasik, yang membuat Anda jatuh cinta dengan seseorang dengan meminumnya, jelas menimbulkan masalah. Dari sudut pandang etis, jika ramuan cinta semacam itu ada, hal tersebut akan menjadi 'alat pemerkosaan' yang mengerikan," ujar Sandberg.

Namun ia yakin bahwa ramuan tersebut dapat digunakan untuk memperkuat hubungan yang telah ada.

"Ketika Anda sudah jatuh cinta dengan seseorang, emosi dapat berubah sepanjang waktu. Apa jadinya jika ada cara untuk meningkatkan kadar cinta yang sudah mulai pudar?" tutup Sandberg.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya