Tim Penyelamat Myanmar Evakuasi 31 Jasad Korban Pesawat Militer

Tim pencari dan penyelamat dari angkatan laut menemukan 31 korban jiwa di Laut Andaman Myanmar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jun 2017, 21:02 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 21:02 WIB
Unit Force Y-8 aircraft, unit yang terlibat kecelakaan pesawat di Laut Andaman, (AFP)
Unit Force Y-8 aircraft, unit yang terlibat kecelakaan pesawat di Laut Andaman, (AFP)

Liputan6.com, Naypyidaw - Sebuah pesawat angkut militer Myanmar dengan penumpang lebih dari ratusan orang dilaporkan hilang pasca-lepas landas pada Rabu 7 Juni 2017, dari pangkalan udara di bagian selatan negara tersebut. Memasuki hari ketiga, tim pencari dan penyelamat dari angkatan laut telah menemukan 31 korban jiwa akibat insiden tersebut.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (9/6/2017) menurut pihak militer, delapan kapal angkatan laut dan sistem sonar (navigasi suara) tengah berupaya untuk melakukan pencarian korban lebih lanjut.

"Kami belum menerima informasi tentang korban selamat," ujar Phyu Phyu Win selaku pejabat kesejahteraan sosial dan bantuan regional Myanmar.

"Mudah-mudahan seseorang bisa ditemukan dalam kondisi selamat," tambahnya.

Sejumlah anggota militer tengah berkumpul dan bersiaga untuk membantu proses evakuasi dari laut ke darat apabila ditemukan kembali jasad korban hilangnya pesawat.

23 orang dewasa dan delapan orang anak-anak dipastikan tewas saat ditemukan dalam proses evakuasi. Sejak Rabu lalu, proses evakuasi telah dilakukan di sekitar laut Andaman di dekat pesisir kota Launglon.

Pesawat Y8 transporter buatan China itu membawa 14 awak serta 106 personel militer dan anggota keluarga, termasuk anak-anak. Dilaporkan pesawat hilang kontak 29 menit setelah lepas landas pada ketinggian 18.000 kaki di atas Laut Andaman yang berjarak 43 mil dari sebelah barat kota Dawei.

Sementara itu pihak militer melaporkan telah menemukan beberapa alat keselamatan pesawat seperti beberapa pelampung. Adapula beberapa tas dan pakaian yang ditemukan dan diduga kuat berasal dari pesawat yang hilang tersebut.

Perusahaan Import dan Exporter Aero Technology selaku pembuat pesawat tersebut mengatakan akan membantu pihak berwenang untuk melakukan upaya pencarian dan penyelidikan atas kasus kecelakaan tersebut.

Seorang ahli mengatakan, dalam sebuah kecelakaan pesawat yang terjadi di laut, korban selamat tidak lebih dari 24 jam setelah kehilangan kontak. Meski suhu laut di daerah tersebut terbilang hangat.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya