Liputan6.com, Pyongyang - Banyak hal yang menarik di jalanan Korea Utara. Salah satunya, jika di negara lain, para polisi tegap dikerahkan untuk menjaga dan mengatur lalu lintas, di Korut tugas itu diserahkan ke tangan para perempuan.
Jalanan di Korea Utara tak mengenal macet. Kondisinya sepi, bahkan nyaris kosong melompong. Hanya segelintir warga di sana yang mampu membeli kendaraan bermotor.
Seperti dikutip dari Deutsche Welle, di negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu hanya ada 25.000 km ruas jalan, 750 kilometer di antaranya dilapisi aspal.
Advertisement
Profesi sebagai pengatur lalu lintas kabarnya adalah dambaan kaum hawa di negara paling menutup diri di dunia itu.
Namun, tak mudah untuk mewujudkan cita-cita itu. Bukan sembarang perempuan bisa berdiri gagah di tengah jalan, mengenakan seragam yang dilengkapi topi, dan memegang tongkat pengatur.
Pemerintah Korut ternyata menyeleksi ketat perempuan mana yang boleh mengatur lalu lintas. Salah satu syaratnya, para wanita ini harus menarik. Alasannya, karena mereka mewakili citra Pyongyang.
Seleksi ketat lainnya adalah perempuan ini harus berusia muda dan masih lajang.
Baca Juga
Menurut seorang pejabat keamanan yang namanya dirahasiakan, syarat tersebut sifatnya mutlak. Sama sekali tidak bisa ditawar.
"Mereka mewakili citra ibu kota," jelas seorang perwira senior kementerian keamanan publik, yang mengawasi peraturan lalu lintas seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (15/6/2017). "Itu sebabnya mereka dipilih berdasarkan penampilan dan fisik mereka."
Cantik dan menarik masih belum cukup. Syarat penting lain adalah perempuan itu usianya harus di bawah 26 tahun. Mereka juga harus lajang.
Penetapan usia sangat vital. Karena di Korut, normalnya wanita di negara ini menikah di usia 26 atau 27.
Oleh sebab itu, jika sudah lewat usia tersebut, otomatis pengatur lalu lintas tersebut harus mencari pekerjaan baru.
Di sisi lain, tidak ada batas usia yang berlaku untuk kira-kira 400 petugas pria, yang juga diturunkan untuk mengatur lalu lintas.
Sekarang ini di jalanan Ibu Kota Korut, Pyongyang ada 300 perempuan dengan balutan seragam polisi mengatur lalu lintas di kota itu.
Keberadaan mereka agak aneh di tengah jalanan yang sepi. Meski demikian, para perempuan muda dan cantik itu menjadi daya tarik bagi penduduk lokal dan para turis yang berkesempatan mengunjungi Korut.
Salah seorang petugas lalu lintas, Ri Myong Sim mengatakan, mereka senang menjalankan tugas ini. Meski, harus berdiri di jalanan mengenakan sepatu berhak tinggi.
"Kami sangat berkonsentrasi dalam bertugas dan kami sangat jarang mencoba menarik perhatian," kata dia.
Ri pun mengaku ada alasan khusus kenapa mau ikut serta dalam kerja ini. Penyebabnya, ia merasa pekerjaan tersebut adalah bentuk pengabdian bagi pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un.
"Setiap saya merasa lelah, hal yang membuat saya terus bersemangat ialah memikirkan pemimpin kami yang sangat peduli dengan kebahagiaan penduduknya sepanjang tahun," jelas dia.