Liputan6.com, Canberra - Tak ada kedutaan Korea Utara di Canberra. Alasan ketiadaan perwakilan negara itu menjadi spekulasi semenjak 1970-an.
Penjelasan lebih masuk akal, mungkin berasal dari sebuah dealer mobil lokal di Canberra.
Baca Juga
Dikutip dari News.com.au pada Kamis (10/8/2017), sebenarnya Korea Utara pernah punya kantor diplomatik di Canberra dari tahun 2003 hingga 2008. Ada lima staf di kantor mereka di suburb mewah O'Mallet ketika perwakilan itu ditutup.
Advertisement
Penjelasan resmi dari penutupan itu karena sewa sebesar 2.000 dolar Australia per minggu yang dianggap terlalu mahal oleh Presiden Kim Jong-il.
Namun, ada penjelasan tak resmi yang mengatakan alasan penutupan kedutaan adalah pendapatan yang diharapkan dari penyelundupan narkoba dan selundupan lainnya ke Australia melalui jalur diplomatik tidak membuahkan hasil.
Tahun 2003 hingga 2008 adalah kali kedua kedutaan Korea Utara tersebut buka di Canberra. Pertama kalinya Pyongyang buka perwakilan di Australia adalah tahun 1974.
Tapi, itupun hanya berlangsung...satu tahun.
Semenjak saat itu, banyak yang bertanya-tanya apa sebabnya perwakilan Korea Utara tutup dan hengkang dari Canberra.
Kolumnis terkemuka Canberra Times, mendiang Alan Fitzgerald, melaporkan kisah di balik penutupan kantor kedubes Korea Utara. Mungkin bagi sebagian orang sepele, tapi tidak bagi Pyongyang.
Laporan yang ditulis pada tahun 1975 mengatakan, pada suatu hari utusan kedubes Korea Utara ingin membeli mobil kenegaraan keluaran Mercedes Benz untuk kepentingan bisnisnya.
Pergilah mereka ke dealer Merc terdekat dan mereka menemukan mobil yang diidam-idamkan.
Namun, menurut dealer, mobil itu telah terjual ke... Kedutaan Besar Korea Selatan.
Jelas, jawaban itu sangat menyinggung perasaan para pria yang melayani Presiden Kim Il-sung tersebut. Tanpa bak-bik-buk, mereka balik badan keluar dari showroom.
Kisah penutupan kedubes Korut tahun 1974 rupanya masih menarik bagi warga Australia. Tahun 2000, wartawan ABC Philip Williams menyampaikan cerita tambahan mengapa mereka harus membeli mobil Mercedes.
Menurutnya, kisah bermula pada tahun 1975. Saat itu pejabat kedubes berkemas dengan terburu-buru lalu ngebut menuju bandara. Saat itulah mobil Mercedes mereka kecelakaan.
Masalahnya, mereka kecelakaan di depan kedutaan Korea Selatan. Dan ketika ingin membeli mobil lain, kendaraan yang berada di dealer sudah dibeli oleh musuh bebuyutan.
"Bisa dibayangkan betapa memalukannya, dua kali" tulis William.
Lantas mengapa begitu tergesa-gesa?
Menurut William, tak lama setelah kedutaan buka kantor di Australia, tentara AS berada di luar kawasan DMZ (demilitary zone) yang membatasi Utara dan Selatan. Tentara AS itu ingin memindahkan sebuah pohon karena menghalangi pandangan mereka untuk memantau kedua negara itu.
Salah seorang tentara lantas mengirim orang untuk menebang pohon itu. Namun ada masalah kala kapak tersebut mulai memotong pohon sehingga mental melukai tentara Korea Utara.
Tentara Korea Utara menuding pemotong kayu sengaja melukai mereka. Akibatnya tentara tersebut membunuh tukang itu.
Tentara itu juga melihat bahwa kapak yang digunakan bertanda 'Buatan Australia'.
Semenjak saat itu Pyongyang mulai berpikir Australia berkonspirasi menyerang mereka. Inilah cikal bakal urusan diplomatik dan militer antar keduanya meruncing.
Namun, setelah beberapa lama kemudian, mereka mengakui ada yang salah dari insiden kapak itu. Rupanya bukan buatan Australia melainkan Austria.
Kendati demikian, semua itu sudah terlambat bagi Korea Utara.