Liputan6.com, Munich - Suatu penelitian baru memberikan cara pandang baru tentang perilaku tak jujur yang dilakukan secara berkelompok.
Para peneliti mendapati bahwa orang dalam kelompok lebih berkemungkinan berbohong dibandingkan individu.
Untuk keperluan penelitian, para ilmuwan di Ludwig-Maximilian University (LMU) di Munich, Jerman, merekrut para peserta untuk menonton video yang menayangkan pelemparan dadu dan mencatat angka yang muncul.
Advertisement
Para peserta diberi uang yang lebih banyak jika angka yang muncul lebih besar. Para peserta menjalankan tugasnya sebagai kelompok maupun secara individu.
Baca Juga
Untuk beberapa kelompok, para peneliti menugaskan semua anggota kelompok untuk mencatat lemparan dadu yang sama agar mendapatkan hadiah.
Di beberapa kelompok lain, hadiah diberikan untuk konsistensi kelompok. Selain itu, para anggota kelompok boleh mengobrol (chatting) menggunakan komputer.
Menurut peneliti LMU bernama Martin G. Kocher melalui pernyataan, ternyata kelompok-kelompok jauh lebih berbohong ketika para anggota dijanjikan hadiah uang sehingga harus melakukan koordinasi untuk mendapatkannya.
Ketika pada peneliti memeriksa pesan-pesan chatting, mereka mendapati sebanyak 43,4 persen pesan berisi argumentasi untuk pelaporan secara curang.
Lebih mengejutkan lagi, seperti dikutip dari UPI pada Kamis (7/9/2017), para peneliti mendapai bahwa anggota kelompok yang curang ketika ia melakukan tes secara individu ternyata tidak berpengaruh kepada kelompok.
Pergeseran Sistem Nilai
Peneliti Lisa Spantig mengatakan, "Kemampuan anggota-anggota kelompok untuk bertukar dan membahas pembenaran perilaku curang dapat menciptakan pergeseran pendapat kelompok tentang perilaku moral."
Peneliti Simeon Schudy menambahkan, "Hal ini memungkinkan mereka membentuk norma baru tentang hal apa yang terhitung ataupun tak terhitung sebagai perilaku tidak jujur."
Temuan yang dipaparkan terinci dalam jurnal Management Science menambah pengertian tentang bagaimana korupsi secara organisasi dapat mendorong ketidakjujuran di kalangan anggota kelompok atau karyawan.
Sebagai bukti ketidakjujuran yang dilakukan dalam kelompok, para peneliti mengacu kepada kebangkrutan WorldCom dan Enron, dan juga skandal emisi di perusahaan Volkswagen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: