Liputan6.com, Victoria - Warga Australia telah menyerahkan rata-rata 400 senjata api setiap hari. Hal itu dilakukan sejak Juli 2017.
Seperti dikutip dari ABC Australia Plus, Senin (11/9/2017), langkah tersebut merupakan bagian dari amnesti senjata api nasional yang pertama sejak peristiwa pembantaian di Port Arthur.
Advertisement
Baca Juga
Amnesti senjata api diumumkan sebelumnya tahun ini untuk mengatasi peningkatan ancaman teror. Selain itu juga karena makin banyaknya senjata ilegal di masyarakat.
Menurut data terkini, antara Juli hingga September, sebanyak 25.999 senjata api telah diserahkan di seluruh Australia. Dengan kata lain rata-rata petugas menerima 400 pucuk setiap hari.
Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan mengatakan ia terkejut dengan tingginya angka itu.
"Harapan sebelumnya kami akan mendapat angka yang besar, tapi 26.000 benar-benar melampaui harapan kami," kata Keenan.
Lebih dari 13.000 senjata api diserahkan di negara bagian New South Wales, 7.000 di Queensland dan 2.150 di Victoria.
Amnesti senjata api yang memungkinkan orang Australia untuk menyerahkan senjata api tanpa menghadapi konsekuensi hukum, selesai pada akhir bulan ini.
"Jika Anda memegang senjata api setelah berakhirnya periode amnesti, maka Anda menjalani resiko yang sangat besar," kata Keenan.
Senjata Api Langka dan Antik
Pihak berwenang melaporkan senjata api antik dan langka termasuk yang diserahkan dalam amenesti tersebut. Tak pandang bulu.
Seorang pria di Queensland pun akhirnya menyerahkan senjata api yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Itu termasuk sepucuk senapan dari Perang Vietnam, sepucuk pistol Luger dari Perang Dunia I dan sepucuk Smith and Wesson revolver .455 dari Perang Dunia II.
"Ada senjata diserahkan yang telah dipakai pada masa Perang Dunia II, senapan dari tahun 1850an," kata Keenan.
Di luar periode amnesti, memiliki senjata api yang tidak terdaftar bisa dihukum maksimal 14 tahun penjara dan denda sampai 280.000 dolar Australia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement