Liputan6.com, Bangkok - Ledakan terjadi di pinggir sebuah jalan di Thailand selatan pada hari Kamis. Diduga, ledakan itu berasal dari bom yang ditanam oleh gerilyawan.
"Membunuh satu tentara dan melukai 20 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah tentara dan polisi," kata pasukan keamanan seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/9/2017).
Baca Juga
Ledakan bom itu terjadi di Yala, salah satu provinsi di selatan Thailand yang berpenduduk mayoritas etnis Muslim Melayu. Pemberontakan separatis berlangsung di wilayah itu selama beberapa dekade. Lebih dari 6.500 orang terbunuh sejak 2004.
Advertisement
Bom pertama dilaporkan tak menimbulkan korban jiwa. Namun, dua ledakan lainnya membunuh satu tentara dan melukai 18 tentara, polisi, dan dua penduduk desa.
"Insiden itu diyakini sebagai ulah kelompok kekerasan di daerah tersebut," kata juru bicara pasukan keamanan regional, Pramote Prom-in.
Seperti kebanyakan aksi kekerasan di Thailand selatan, insiden ledakan itu juga tak ada yang mengklaim bertanggung jawab.
Menurut informasi yang beredar, gerilyawan berjuang untuk memisahkan diri dari sebagian besar umat Buddha Thailand. Sampai mereka dianeksasi pada tahun 1909, tiga provinsi paling selatan wilayah itu yakni Pattani, Yala dan Narathiwat adalah bagian dari sebuah kesultanan Muslim Melayu yang independen.
Bom di Pusat Perbelanjaan Thailand
Sebelumnya, pada bulan Mei 2017 lalu, 40 orang terluka saat dua bom meledak di Pattani, Thailand.
Sebuah mobil yang dicurigai membawa bom, meledak di pintu masuk pusat perbelanjaan Big C, yang terletak di provinsi yang tengah mengalami gelombang kekerasan separatis sejak 2004.
"Bom pertama kecil dan tak ada yang terluka, namun bom kedua besar -- saya tidak tahu apakah itu bom mobil," ujar Kapten Preecha Prachumchai dari Kepolisian Pattani seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Sekitar 40 orang terluka, satu di antaranya dalam kondisi serius," ujar Prachumchai.
Sementara itu, Komandan Ronnasilp Phusara mengatakan, beberapa orang tak dikenal memarkir kendaraan di depan pusat perbelanjaan sebelum melepaskan bahan peledak dan kabur dari tempat kejadian.
Menurut media lokal seperti dilansir Independent, bom kedua diledakkan oleh seorang pejalan kaki yang kabur dari ledakan pertama.
Sejumlah gambar yang diunggah ke Twitter memperlihatkan asap hitam tebal membumbung dari tempat parkir mobil pusat perbelanjaan tersebut dan kerusakan terjadi di pintu masuknya.
Beberapa gambar juga memperlihatkan sejumlah orang yang terluka mendapat penanganan langsung di jalan. Petugas pemadam kebakaran juga terlihat bekerja memadamkan api akibat ledakan.
Ledakan tersebut diyakini dilakukan oleh kelompok separatis. Pemberontakan separatis tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun di Provinsi Yala, Pattani, dan Narathiwat.
Menurut kelompok pemantau independen Deep South Watch, pemberontakan itu telah membunuh lebih dari 6.500 orang sejak 2004.
Serangan yang terjadi di Thailand selatan semakin intensif pada tahun ini. Pada bulan lalu, pemerintah menolak tawaran perundingan damai bersyarat oleh salah satu kelompok pemberontak utama, Barisan Revolusi Nasional, yang meminta mediasi atau pengamatan internasional.
Advertisement