Berukuran Monster... 4 Fakta Horor Rudal Korut Terkuak Lewat Foto

Sejumlah foto propaganda Korut menjadi petunjuk bagi para ilmuwan, untuk memprediksi kekuatan Rudal Hwasong-15.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 01 Des 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 01 Des 2017, 18:36 WIB
Kim Jong-un
Berdasarkan foto tak bertanggal yang dirilis media Korut KCNA pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memantau dari sejumlah monitor peluncuran rudal balistik antar benua di sebuah ruangan di Korea Utara (29/11). (KCNA/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Atas perintah sang pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, Rudal Hwasong-15 ditembakkan ke udara pada Rabu 29 November 2017 pukul 02.48.

Rudal balistik antarbenua (ICBM) tersebut melesat ke arah timur selama 53 menit, sebelum akhirnya jatuh di titik 250 kilometer dari pantai timur Jepang.

Pyongyang mengklaim, Rudal Hwasong-15 mencapai ketinggian 4.475 kilometer, terbang sejauh 950 kilometer dalam waktu 53 menit. Menurut Korea Utara, itu adalah misil paling hebat yang mereka miliki.

Sejumlah foto-foto propaganda menunjukkan rudal itu lebih besar dan kuat dari model-model sebelumnya. Jika klaim itu benar, bisa berarti Korut sudah masuk kelompok elite negara-negara berstatus 'rocket power'.

Menurut sejumlah ahli, jika misil itu diluncurkan pada lintasan rata, maka ia bisa mencapai jarak 13.000 kilometer. "Cukup untuk mencapai Washington DC," kata Scott Seaman, direktur biro Asia untuk firma konsultan Eurasia Group, seperti dikutip dari CNBC."

Tak banyak informasi soal Hwasong-15 yang dikeluarkan oleh pemerintahan Korut, negara paling menutup diri di muka Bumi itu. Karena itulah, para ahli mengandalkan foto dan video untuk menguak kemampuan senjata baru Kim Jong-un yang dianggap mengerikan.

Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (1/11/2017), inilah yang disimpulkan sejumlah ahli dari foto-foto rudal Korut:

1. Berukuran Monster

Dari ukurannya, Rudal Hwasong-15 berukuran raksasa. Dalam sebuah foto, terlihat Kim Jong-un sedang berada di sebuah lokasi mirip hanggar, sedang memeriksa misil tersebut yang dibaringkan di belakang sebuah truk militer.

Meskipun dalam posisi horizontal, senjata itu membuat Kim Jong-un terlihat kecil. Padahal pemimpin muda Korut itu dilaporkan memiliki tinggi badan 170 sentimeter.

Research associate dari US Center for Nonproliferation Studies, Michael Duitsman mengatakan, rudal Korea Utara yang baru jauh lebih besar dari pendahulunya, yang diuji coba dua kali pada Juli 2017.

"Itu adalah sebuah rudal yang besar, jelas berukuran lebih besar dari Hwasong-14," kata Duitsman kepada News.com.au.

"Rudal itu memiliki mesin yang berbeda pada tahap pertama, yang kemungkinan menghasilkan daya dorong lebih besar dan bisa membawa muatan yang lebih berat," tambah dia.

Ukurannya tak hanya besar bagi Korea Utara. Hanya sedikit negara yang bisa memproduksi rudal seukuran itu, dan Korut baru saja masuk ke kelompok elite tersebut."

Ukuran yang besar berarti rudal tersebut bisa terbang lebih jauh. Sebab, ia bisa membawa bahan bakar lebih banyak.

David Wright dari lembaga Union of Concerned Scientists mengatakan, rudal seperti itu bisa membawa propelan dua kali lebih banyak dari model sebelumnya.

Untuk rudal balistik antarbenua milik Korea Utara, roket ditembakkan dalam dua tahap.

Duitsman menambahkan, berdasarkan pengamatan, peluncuran tahap kedua yang jauh lebih besar dan lebih kuat daripada sebelumnya.

2. Tak Mudah Ditembak Jatuh

Foto-foto propaganda yang dipublikasikan Korean Central News Agency (KCNA) menunjukkan Korea Utara kini memiliki kendaraan peluncur roket atau transporter erector vehicle yang memiliki 18 roda.

Kendaraan peluncur itu memiliki poros (axle) lebih panjang dari sebelumnya. Juga lokomotif serta lengan penegak rudal.

Pyongyang mengklaim, kendaraan di mana rudal ditegakkan adalah buatan dalam negeri.

Jika benar, itu adalah perkembangan yang signifikan. Sebab, Korea Utara tak perlu membelinya dari negara lain, misalnya China -- yang setuju untuk memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Korea Utara.

Kendaraan tersebut memudahkan pergerakan rudal tanpa terdeteksi oleh musuh. Juga memungkinkan Korut meluncurkannya dari lokasi terpencil.

Itu mengapa, upaya preemptive untuk menghancurkan Hwasong-15 jauh lebih sulit.

Meski demikian, Duitsman mengaku tak terlalu yakin bahwa Korut mampu membuat kendaraan peluncur roket sendiri. Ia menduga, Pyongyang hanya memodifikasinya dari model buatan China.

3. Sistem Kendali Lebih Canggih

Dua rudal sebelumnya, Hwasong-12 dan Hwasong-14 dikendalikan oleh satu nosel (nozzle) mesin roket besar yang dikelilingi oleh nosel kecil yang miring pada satu sumbu.

Sementara, Hwasong-15 terlihat memiliki dua nosel besar 'gimballed', yang bisa bergerak ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan.

"Itu berarti nosel bisa berputar dalam dua sumbu, seperti yang ditunjukkan dalam mesin pesawat ulang alik luar angkasa," kata Michael Duitsman.

Dia menambahkan, itu adalah metode kendali yang belum pernah dilihat sebelumnya, khususnya pada rudal buatan Korut.

"Namun, saya belum yakin soal seberapa maju metode tersebut," kata Duitsman.

4. Bisa Membawa Muatan Nuklir Lebih Besar, tapi...

Rudal Hwasong-15 memiliki moncong yang jauh lebih besar dan lebih tumpul dari model-model sebelumnya -- yang memungkinkannya membawa muatan nuklir lebih besar.

Sebelumnya, Korea Utara mengklaim, rudal terbarunya bisa membawa 'hulu ledak nuklir super-berat' yang bisa menghantam target manapun di daratan Amerika Serikat.

Saat diuji coba Rabu dini hari 29 November 2017, Rudal Hwasong-15 terbang selama 53 menit, menempuh jarak 960 kilometer, dan mencapai ketinggian hampir 4.500 kilometer. Jika ditembakkan dalam lintasan normal, para ahli mengatakan, misil itu bisa mencapai sejauh 13.000 km, yang menempatkan Kota New York da Washington DC dalam jangkauannya.

Namun, ada kendala signifikan. Rudal yang yang ditembakkan pekan ini ternyata dipasangi hulu ledak tiruan alias dummy.

Para ahli dari blog terkemuka tentang Korut, 38 North berpendapat, rudal itu bakal kesulitan untuk melakukan perjalanan jauh hingga mencapai Pantai Barat AS, jika dibebani dengan hulu ledak sungguhan.

Michael Elleman dari 38 North berpendapat, Korea Utara kemungkinan besar belum punya kemampuan untuk memproduksi hulu ledak yang cukup ringan, yang ditujukan menghantam target jauh, hingga ke daratan Amerika Serikat.

"Senjata nuklir Kim Jong-un harus memiliki berat kurang dari 350 kg jika ia berharap bisa melancarkan serangan ke ujung barat daratan AS," kata Elleman.

"Sebuah rudal korut dengan muatan seberat 600 kg, misalnya, tak akan mampu menjangkau Seattle." (Ein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya